Menuju konten utama
Catatan Data BPS

Neraca Dagang RI April 2022 Surplus $7,56 Miliar, Beruntun 24 Bulan

BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia per April 2022 surplus 7,56 miliar dolar AS, beruntun selama 24 bulan.

Neraca Dagang RI April 2022 Surplus $7,56 Miliar, Beruntun 24 Bulan
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 surplus sebesar 7,56 miliar dolar AS. Surplus ini terjadi akibat nilai ekspor lebih tinggi, dibandingkan posisi impornya.

Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, pada April 2022 ekspor Indonesia menyentuh 27,32 miliar dolar AS, atau naik 3,11 persen secara month to month (mtm). Sementara posisi impor Indonesia hanya 19,76 miliar dolar AS, atau turun 10,01 persen.

"Kalau kita tarik ke belakang surplus ini beruntun selama 24 bulan," kata dia dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Selasa (17/5/2022).

Jika dilihat komoditas nonmigas, penyumbang terbesar surplus pada April 2022 berasal dari lemak dan minyak hewan nabati. Kemudian diikuti oleh bahan bakar mineral. Sedangkan dilihat negara penyumbang surplus terbesar berasal dari Amerika Serikat, India dan Filipina.

"Surplusnya berasal dari HS15 dan HS27," kata dia.

Jika dirinci, surplus Indonesia ke Amerika Serikat mencapai 1,62 miliar dolar AS. Surplus ini berasal dari nilai ekspor Indonesia ke Australia yang mencapai 2,45 miliar dolar AS, dan impornya hanya 830 juta dolar AS.

"Kalau kita perhatikan komoditasnya berasal dari pakaian dan aksesori diikuti alas kaki," jelasnya.

Selanjutnya, surplus Indonesia terbesar kedua berasal dari India mencapai 1,53 miliar dolar AS. Ini berasal dari nilai ekspor sebesar 2,10 miliar dolar AS, dan impor hanya 567 juta dolar AS.

"Kalau kita lihat penyumbang surplusnya diantaranya bahan bakar mineral diikuti lemak minyak hewan nabati," katanya.

Sementara, Indonesia juga mendapatkan surplus dari Filipina 977 juta dolar AS. Surplus itu berasal dari komoditas bahan bakar mineral HS27 diikuti dengan kendaraan dan bagiannya HS87.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri