Menuju konten utama

Negara Maju Kurang Pekerja, Jokowi: Tangkap Peluang bagi SDM RI

Airlangga mengatakan permintaan angkatan kerja global saat ini banyak. Sebab beberapa negara saat ini sudah kehabisan bonus demografinya.

Negara Maju Kurang Pekerja, Jokowi: Tangkap Peluang bagi SDM RI
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT. Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk menangkap peluang minimnya sumber daya manusia di negara maju bagi angkatan kerja Indonesia. Peluang ini perlu diambil agar Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri dapat bersaing di kancah internasional

"Bapak presiden (Jokowi) tentu menekan terkait dengan sektor pendidikan dan juga kesempatan untuk membuka kepada para masyarakat Indonesia di angkatan kerja juga untuk membuka peluang terhadap permintaan global," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Istana Jakarta, Selasa (4/4/2023).

Airlangga mengatakan permintaan angkatan kerja global saat ini banyak. Sebab beberapa negara maju saat ini sudah kehabisan bonus demografinya

"Misalnya Jepang membutuhkan juga tenaga terampil untuk di sektor manufaktur, di sektor perawat demikian pula di Jerman, dan beberapa negara lain," katanya.

Menurut Airlangga, peluang-peluang itu yang kemudian diminta Presiden Jokowi untuk ditangkap oleh Indonesia. Terutama bagi tenaga kerja terampil dimiliki Indonesia.

"Sebagai contoh kan pada waktu Indonesia dengan Singapura kemarin kita juga tanda tangan untuk magang 1000 orang, dari 10 perguruan tinggi nasional Indonesia dan 5 dari Singapura. nah yang semacam itu diminta untuk terus direplikasi dan didorong dengan berbagai negara lain," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Kementerian Federal Tenaga Kerja dan Ekonomi Austria. Lewat kerja sama ini angkatan kerja Indonesia berkesempatan untuk mengikuti program pemagangan di negara tersebut

"Potensi penempatan di Austria 250 ribu, besar sekali. Tentu kita akan menyesuaikan dengan kompetensi yang dibutuhkan melalui BLK-BLK, balai pelatihan vokasi kita," kata Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah di Kantor Kemnaker, Jakarta, Kamis (10/11/2022).

Ida menuturkan MoU yang dilakukan kementerian kedua negara ini merupakan payung bagi pengembangan kerja sama bidang ketenagakerjaan, meliputi pelatihan vokasi, penyelenggaraan pemagangan di Austria, dan inisiasi kerangka kerja penempatan pekerja migran terampil dan profesional Indonesia ke Austria.

Untuk jabatannya meliputi sektor teknologi informasi, hospitality (hotel/restoran), pertukangan, pengelasan, kelistrikan, mesin industri, garmen dan pakaian, bisnis dan manajemen, industri kreatif, pengolahan, serta pertanian.

"Dalam pelaksanaannya, kita akan mengirim sejumlah peserta magang setiap tahunnya dari Indonesia untuk melaksanakan program pemagangan di Austria," tutur Ida.

Menurut Ida, perluasan kesempatan kerja di Austria merupakan sebuah kesempatan yang baik bagi angkatan kerja Indonesia. Terlebih, Austria sedang menghadapi aging population sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja muda dan produktif dalam membantu memenuhi kebutuhan operasional negaranya.

Baca juga artikel terkait TENAGA KERJA ASING atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat