Menuju konten utama

Negara dengan Suhu Terpanas di Dunia, Mencapai 54 Derajat Celsius

Negara yang ditetapkan memiliki suhu terpanas di dunia yang mencapai 54 derajat Celsius.

Negara dengan Suhu Terpanas di Dunia, Mencapai 54 Derajat Celsius
Ilustrasi cuaca panas. foto/istockphoto

tirto.id - Bulan Oktober ini Indonesia sedang mengalami cuaca panas dengan intensitas suhu tinggi antara 36-38 derajat Celsius. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca panas ini akan berlangsung hingga Desember 2019.

Salah satu penyebab cuaca panas di Indonesia ini juga karena atmosfer bagian selatan yang relatif kering sehingga menghambat pembentukan awan untuk menghalangi panas matahari.

Cuaca ekstrem yang oleh masyarakat Indonesia dianggap sangat panas ini masih belum seberapa dibandingkan dengan suhu panas yang pernah terjadi di Kuwait dan Pakistan.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) secara resmi mengevaluasi rekor suhu ekstrem di beberapa negara dan mengatakan dua negara itu yang masing-masing bersuhu paling tinggi 54 derajat Celsius merupakan daerah dengan suhu paling ekstrem.

Dalam evaluasi paling intensif yang pernah dilakukan, Arsip Cuaca dan Iklim WMO menunjukkan daerah Mitribah, Kuwait bersuhu 53,9 derajat Celcius dan Turbat, Pakistan mencapai 53,7 derajat Celsius. Suhu kedua area ini adalah suhu tertinggi yang dalam 76 tahun terakhir.

“Investigasi ini menyoroti fakta bahwa kita sekarang dapat melakukan analisis ekstrem cuaca yang sangat mendalam. Hasil akhirnya menambah arsip kami yang sudah ada dari suhu global, belahan bumi dan benua yang ekstrem. Basis data ini menyediakan sumber informasi penting untuk memahami seberapa ekstrem iklim dan cuaca planet kita, kapan dan di mana itu terjadi," kata Randall Cerveny, kepala Pelapor Iklim dan Cuaca Ekstrem seperti dilansir WMO.

Menurut arsip Weather and Climate Extremes, suhu terpanas yang pernah dicatat adalah di Furnace Creek, Death Valley, California pada 10 Juli 1913 dengan suhu 56,7 derajat Celsius. Suhu tertinggi untuk belahan bumi bagian Timur ditetapkan pada Juli 1931 di Kebili, Tunisia yaitu 55 derajat Celsius.

Di Eropa, suhu tertinggi pernah terjadi di Tirat Tsvi (Tirat Zevi) Israel yaitu 54 derajat Celsius, sedangkan di bagian Afrika suhu tertinggi pernah tercatat di daerah bernama Kebili, Tunisia, pada tahun 1931 yang mencapai 55 derajat Celsius.

Meski beberapa sejarawan cuaca mempertanyakan akurasi catatan suhu tersebut, tetapi Arsip WMO selalu terbuka memperbarui catatan suhu ekstrem di masa lalu itu ketika ada bukti-bukti baru yang kredibel.

Rincian lengkap data-data hasil penelitian ini kemudian diterbitkan di edisi online International Journal of Climatology pada 17 Juni 2019. Komite investigasi penelitian ini terdiri dari ahli metrologi (instrumen) dan iklim dari Italia, Kuwait, Pakistan, Arab Saudi, Perancis, Spanyol, Maroko, Mesir, Turki, Armenia, Iran, Australia, Amerika Serikat, dan Inggris.

Secara khusus, sebuah kelompok di Istituto Nazionale di Ricerca Metrologica (INRIM), di bawah arahan Andrea Merlone, melakukan analisis kalibrasi yang terperinci dan teliti. Kelompok ini meneliti suhu yang dikirim oleh layanan cuaca nasional dari Kuwait dan Pakistan, sebagai bagian dari penyelidikan.

Baca juga artikel terkait SUHU PANAS atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Dipna Videlia Putsanra