Menuju konten utama
Khotbah Shalat Jumat

Naskah Khutbah Jumat Singkat Terbaru: Mendidik Anak Generasi Islami

Khutbah Jumat singkat terbaru pekan ini mengangkat tema tentang mendidik anak generasi Islami.

Naskah Khutbah Jumat Singkat Terbaru: Mendidik Anak Generasi Islami
Ilustrasi keluarga muslim berkumpul makan bersama. foto/istockphoto

tirto.id - Naskah Khutbah Jumat pekan ini mengambil tema tentang cara mendidik anak generasi Islami.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ..اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Alhamdulilah, segala puji Allah yang telah mempertemukan kita kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat hari ini, 22 Juli 2022.

Tak lupa salawat dan salam kita sampaikan untuk junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan sampai hari kiamat.

Khutbah Jumat Singkat Terbaru Pekan Ini

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Seperti disampaikan di awal khotbah, tema kali adalah pembahasan tentang mendidik anak generasi Islami, di mana tema ini diangkat karena bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh setiap tanggal 23 Juli atau besok Sabtu.

Sebagai orangtua dan keluarga muslim, kita tentu memiliki anak-anak, baik anak kandung, keponakan, cucu, maupun kerabat yang masih berusia anak dan remaja, di mana sebagai yang memiliki ikatan darah ingin agar anak-anak ini kelak tumbuh menjadi penerus keluarga yang memiliki akhlak mulia.

Kita juga ingin keluarga kita senantiasa tak hanya berkumpul di dunia saja, tapi nantinya bisa dikumpulkan bersama pula di akhirat.

Dalam Al-Qur'an, Allah juga menjanjikan anak cucu dari keluarga yang beriman kelak akan dipertemukan kembali di dalam surga.

Firman Allah SWT:

وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَاتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُمۡ بِاِيۡمَانٍ اَلۡحَـقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَاۤ اَلَـتۡنٰهُمۡ مِّنۡ عَمَلِهِمۡ مِّنۡ شَىۡءٍ‌ؕ كُلُّ امۡرِیءٍۢ بِمَا كَسَبَ رَهِيۡنٌ

Wallaziina aamanuu wattaba'at hum zurriyyatuhum biiimaanin alhaqnaa bihim zurriyyatahum wa maaa alatnaahum min 'amalihim min shai'; kullum ri'im bimaa kasaba rahiin

Artinya: "Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS. At-Tur: 21)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa di surga Allah akan mempertemukan orang tua dengan keturunannya yang seiman.

Orang-orang yang beriman akan mendapat balasan surga, beserta anak cucu atau ibu bapak mereka yang mengikuti dalam keimanan, walaupun derajat keimanannya tidak serupa, mereka akan dipertemukan bersama di surga sebagai anugerah atas ketakwaan yang telah diperbuat.

Allah tidak mengurangi sedikit pun pahala amal kebajikan yang telah mereka perbuat di dunia. Setiap orang terikat dan akan bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya, dan dia tidak akan dihukum karena dosa orang lain.

Allah SWT menerangkan, orang-orang yang beriman tersebut akan dipertemukan Allah dalam satu tingkatan dan kedudukan yang sama sebagai karunia Allah kepada mereka, meskipun para keturunannya itu ternyata belum mencapai derajat sempurna dalam beramal.

Sehingga orang tua mereka menjadi senang, yang membuat kegembiraan menjadi semakin sempurna karena dapat berkumpul semua bersama-sama.

Lalu keturunan anak cucu orang-orang beriman juga akan ditingkatkan derajatnya oleh Allah SWT bila ternyata tingkatan mereka lebih rendah dari derajat orang tua mereka.

Dalam beberapa ayat di Al-Qur'an Allah SWT telah memberikan gambaran tentang situasi surga penuh kenikmatan seperti tersedianya makanan di dalam surga. Setiap buah-buahan atau makanan yang diinginkan penghuni surga pasti akan diperoleh sesuai dengan selera mereka.

Di surga juga digambarkan bagaimana mereka hidup senang di sana. Penghuni surga saling berebutan minum, minum tetap dalam kesopanan, berbicara tentang hal lucu, di sana mereka dilayani oleh pelayan-pelayan yang sangat ramah dan cantik.

Mereka juga membicarakan hal ihwal mereka di dunia dahulu sebelum mereka berada di dalam kesenangan dan kemewahan surgawi.

Dalam sebuah hadis, diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila seseorang memasuki surga, menanyakan kedua orang tuanya, istrinya, dan anaknya, maka dikatakan kepadanya: "Mereka belum sampai pada derajat dan amalanmu." Maka ia berkata: "Ya Tuhanku, aku telah beramal untukku dan untuk mereka". Maka (permohonannya dikabulkan Tuhan) disuruhlah mereka (orang tua, istri, anak) untuk bergabung dengan dia." (HR. Ibnu Mardawaih dan ath-thabrani dari Ibnu 'Abbas)

Rasulullah SAW juga bersabda:

"Apabila mati seorang anak Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: amal jariah, atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang saleh yang mendoakannya."(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Memiliki anak-anak yang soleh dan soleha merupakan impian sebagian besar kaum muslimin, sebagai orangtua kita berperan penting untuk mendidik mereka agar dapat menjadi insan yang Islami.

Dikutip laman NU Online, kewajiban pertama kali setiap orang tua untuk mendidik anak adalah dengan menanamkan akidah dan tauhid.

Kita wajib mengenalkan mereka kepada Allah SWT, sebagai Tuhannya, serta mengajarkan mereka tentang nilai-nilai ketuhanan.

Hal-hal utama lainnya mengajarkan bacaan basmalah dan hamdalah serta doa-doa ringan sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu yang baik dalam aktivitas kesehariannya, dan kita pun mencontohkannya.

Rasulullah SAW bersabda yang maknanya:

“Suruhlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jiak mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah (dengan pukulan yang tidak membahayakn) jika tidak mau melaksanakannya. Kemudian pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Al-Hakim).

Bagi anak-anak yang masih sangat kecil, pasti ia belum mengerti tentang baik dan buruk, belum memahami bahaya yang akan menjerumuskan ke dalam jurang kenistaan, karenanya perhatian orang tua, sebagai orang yang paling dekat dengan anak-anak haruslah selalu memperhatikan aspek etika dan moral agama.

Ada beberapa kewajiban yang bisa ditanamkan orangtua kepada anaknya, di antaranya:

  1. Berkewajiban memberi nama anaknya dengan nama yang baik dan terpuji. Seperti, Muhammad, ahmad, dan nama-nama lain yang bermakna baik.
  2. Menanamkan akidah dan akhlak kepada putra-putrinya.
  3. Mengajarkan kecintaan pada Al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi pegangan hidup bagi orang yang beriman.
  4. Jika putra-putri itu telah dewasa dan telah berkemampuan, maka kewajiban berikutnya sebagai orang tua adalah menikahkannya dengan pasangan yang beriman dan berbudi pekerti yang baik.
Demikianlah khotbah Jumat yang bisa disampaikan kali ini, semoga apa yang disampaikan dapat menjadi pelajaran dan bermanfaat bagi kita semua, serta mudah-mudahan kelak kita semua juga dikumpulkan Allah SWT dalam surga-Nya, Aamiin allahumma aamiin.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom