Menuju konten utama

Nasib Saratoga Usai Sandiaga Uno Jual Sahamnya untuk Kampanye

Sandiaga sudah 11 kali melakukan transaksi jual saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. dalam tiga bulan terakhir ini.

Nasib Saratoga Usai Sandiaga Uno Jual Sahamnya untuk Kampanye
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan materi saat Dialog Pelaku ekonomi dan Entrepreneur di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/12). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

tirto.id - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno sudah 11 kali melakukan transaksi jual saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. dalam tiga bulan terakhir ini.

Dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat (14/12/2018), pria yang akrab disapa Sandi itu terakhir kali menjual kepemilikan sahamnya di Saratoga pada 11 Desember 2018. Dari penjualan itu, Sandi meraup Rp19,06 miliar.

“Tujuan transaksi adalah untuk divestasi,” tulis Sandi dalam keterbukaan informasi (PDF) itu.

Sandi mulai menjual kepemilikan saham Saratoga sejak 2 November. Sepanjang bulan itu, pasangan Prabowo Subianto ini sudah melakukan aksi jual sebanyak empat kali dengan total jumlah 81,5 juta saham, dan meraup dana segar sekitar Rp308 miliar.

Pada bulan berikutnya, Sandi melakukan aksi jual saham Saratoga sebanyak dua kali. Total jumlah saham yang dilepas mencapai 20,9 juta saham. Pria yang sempat menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta ini meraup dana sebesar Rp78,91 miliar.

Sepanjang Desember, aksi jual Sandi atas saham Saratoga lebih agresif lagi. Sampai dengan 11 Desember, Sandi sudah melakukan transaksi jual saham sebanyak lima kali dengan total jumlah saham yang dilepas mencapai 37,95 juta saham.

Dari aksi jual sebanyak lima kali pada Desember tersebut, Sandi meraup dana segar mencapai Rp143,29 miliar. Dengan demikian, total dana segar yang berhasil diraup Sandi dalam tiga bulan terakhir ini mencapai Rp530 miliar.

Penjualan saham juga membuat kepemilikan Sandi atas saham Saratoga mengecil. Sebelum maraton aksi jual saham, Sandi tercatat memiliki saham di Saratoga sebesar 27,79 persen.

Namun, per 11 Desember, kepemilikan saham Sandi di Saratoga tinggal 22,62 persen.

Meski dalam keterbukaan informasi disebutkan bahwa tujuan dari penjualan itu adalah untuk divestasi, tapi penjualan saham Saratoga sebenarnya sebagai modal untuk mendukung kampanye Prabowo-Sandi jelang pilpres pada April 2019.

Alasan itu juga diakui Sandi. Menurut ayah tiga anak ini, salah satu langkah yang dilakukan untuk membiayai kampanye itu adalah dengan melakukan penjualan saham yang dimilikinya pada Saratoga Investama.

“Jadi saya harus all out, menjual saham yang saya miliki untuk membiayai kampanye,” tutur Sandi dikutip dari Antara.

Dana segar untuk kampanye itu memang dibutuhkan. Apalagi, Prabowo Subianto dan Sandiaga saat ini sedang melakukan road show ke sejumlah pelosok daerah selama masa kampanye berlangsung.

Kampanye pilpres sendiri dijadwalkan akan selesai pada 13 April 2019.

Lantas adakah pengaruhnya terhadap Saratoga?

Menurut Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin J Sebayang, peralihan saham dari satu investor ke investor lainnya adalah hal yang biasa. Menurutnya, aksi jual saham yang dilakukan Sandi yang notabene pemilik Saratoga tidak berpengaruh negatif terhadap perusahaan.

“Saya kira enggak ada [dampak terhadap Saratoga], karena peralihan antara pemegang saham itu adalah hal biasa. Kalau memang pihak lain melihat Saratoga ini prospek bagus, mereka akan akuisisi,” katanya kepada reporter Tirto.

Terlepas dari aksi jual saham dari Sandi, kinerja Saratoga Investama sepanjang tahun berjalan ini rupanya sedang merugi. Hingga kuartal III/2018, Saratoga mencatatkan rugi bersih senilai Rp917 miliar.

Padahal pada periode yang sama tahun lalu, emiten berkode SRTG ini meraup laba bersih sebesar Rp3,22 triliun. Sementara rugi bersih itu terjadi lantaran investasi Saratoga pada efek ekuitas mengalami kerugian sebesar Rp1,15 triliun.

Kinerja Saratoga yang melorot juga membuat harga saham terpantau cukup fluktuatif.

Saham Saratoga sempat menyentuh harga tertinggi di level Rp4.500 per saham pada 29 April, dan terendah di level Rp3.510 per saham pada 5 September.

Per 14 Desember 2018, harga saham Saratoga tercatat sebesar Rp3.630 per saham atau naik 0,83 persen dari awal tahun seharga Rp3.600 per saham. Adapun, kapitalisasi pasar Saratoga saat ini senilai Rp9,85 triliun.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Ringkang Gumiwang

tirto.id - Bisnis
Reporter: Ringkang Gumiwang
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Abdul Aziz