Menuju konten utama

Nasib Pelaksanaan Haji 2020 dan Update Corona di Arab Saudi Terkini

Kemenag meminta Arab Saudi segera mengumumkan kejelasan nasib penyelenggaraan Haji 2020.

Nasib Pelaksanaan Haji 2020 dan Update Corona di Arab Saudi Terkini
Polisi Saudi menjaga Ka'bah, bangunan kubik di Masjidil Haram, di kota suci Muslim di Mekah, Arab Saudi, Jumat, 6 Maret 2020.Amr Nabi/AP

tirto.id - Pemerintah Arab Saudi hingga kini belum mengumumkan kepastian soal rencana pelaksanaan Haji 2020, apakah tetap dilangsungkan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya atau dibatalkan karena ada pandemi virus corona (Covid-19).

Kementerian Agama (Kemenag) RI berharap pemerintah Saudi segera mengumumkan kepastian soal pelaksanaan Haji 2020. Juru Bicara Kemenag, Oman Fathurahman mengatakan kepastian mengenai pelaksanaan Haji 2020 perlu segera diumumkan karena waktunya semakin mepet.

"Kami berharap informasi pasti apakah haji tahun ini diselenggarakan atau batal bisa segera diumumkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Semoga sebelum akhir Ramadan," kata Oman pada Senin (18/5/2020), seperti dilansir laman Kemenag.

Menurut Oman, Kemenag RI kini sedang berusaha untuk meminta informasi resmi dari Pemerintah Arab Saudi mengenai kejelasan nasib Haji 2020. Kemenag berupaya proaktif menghubungi Saudi.

"Kami telah berkoordinasi dengan Kemenlu RI untuk meminta kepastian penyelenggaraan ibadah Haji 1441H/2020M dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi," ujar Oman.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah juga telah berkoordinasi dengan Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI untuk mengomunikasikan hal ini melalui Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.

Oman mengatakan, jika Haji 2020 benar-benar dilaksanakan, Kemenag perlu melakukan beragam persiapan. Sedangkan pada saat ini waktu penyelenggaraan haji sudah dekat.

"Informasi mengenai kepastian penyelenggaraan ibadah haji itu menjadi penting bagi kami dalam menyiapkan kebijakan serta peraturan-peraturan yang diperlukan apabila haji akan dilaksanakan dan atau tidak dilaksanakan pada tahun ini," tambah dia.

Sampai saat ini persiapan penyelenggaran ibadah haji 1441H masih dilakukan Kemenag. Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) tahap II juga masih dibuka hingga 20 Mei mendatang.

Persiapan layanan jemaah di Arab Saudi pun sedang dilakukan, meski prosesnya belum sampai ke tahap kontrak pengadaan.

Hal itu terjadi karena ada surat Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Nomor 410711030 tanggal 11 Rajab 1441H/6 Maret 2020. Melaui surat itu, pemerintah Saudi meminta semua negara menunda penyelesaian kontrak hingga ada kejelasan terkait perkembangan wabah Covid-19.

"Persiapan di Saudi sudah dilakukan namun hingga saat ini Kementerian Agama belum melakukan penandatanganan kontrak maupun pembayaran uang muka atas pelayanan jemaah haji di Saudi," jelas Oman.

Meskipun demikian, Oman menambahkan, Kemenag RI saat ini sudah menyiapkan mitigasi untuk dua skenario penyelenggaraan Haji 2020, yakni untuk kondisi dilaksanakan dan batal. "Mitigasinya sudah kami siapkan sehingga apa pun keputusan Saudi, kami siap melaksanakan," ujar dia.

Oman mengatakan mitigasi juga dibuat Kemenag RI untuk kondisi jika Arab Saudi tidak kunjung mengumumkan keputusan soal nasib pelaksanaan Haji 2020 pada saat waktunya sudah mendekati tenggat.

Update Corona di Arab Saudi Hari Ini: Data 18 Mei 2020

Di tengah belum adanya keputusan mengenai nasib penyelenggaraan Haji 2020, pandemi corona (Covid-19) di Arab Saudi hingga hari ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Berdasarkan data Worldometers, sampai 18 Mei 2020, sudah ada 57.345 kasus positif corona di Arab Saudi. Dari jumlah tersebut, 320 jiwa meninggal dunia dan 28.748 pasien sembuh. Artinya, masih ada 28.277 pasien Covid-19 yang dirawat di Saudi.

Dalam 24 jam terakhir, Arab Saudi melaporkan ada 2.593 kasus baru yang terkonfirmasi positif corona. Angka ini memang sedikit menurun dibandingkan jumlah kasus baru di Saudi pada 17 Mei kemarin yang mencapai 2.736 pasien.

Namun, dengan total kasus positif corona yang mencapai 57 ribu lebih, Arab Saudi saat ini berada di peringkat 15 dalam daftar negara yang memiliki jumlah pasien Covid-19 terbanyak di dunia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Muhammad Al-Abdel Ali mengumumkan di antara 2.593 kasus baru itu, 44 persen di antaranya merupakan warga negaranya. Sebanyak 56 persen lainnya merupakan warga negara asing di Saudi.

Menurut Ali, mayoritas kasus baru ditemukan di Riyadh. Sebanyak 642 kasus baru terdeteksi di ibu kota Arab Saudi tersebut. Sementara 510 kasus baru lainnya ditemukan di Kota Mekkah, demikian dilansir surat kabar berbasis di Jeddah, Saudi Gazette.

Pemerintah Arab Saudi telah berencana meningkatkan kapasitas tes untuk pelacakan kasus positif corona hingga bisa mencapai 36.000 pengetesan dalam sehari.

Saat ini, Saudi baru memiliki kapasitas pelacakan kasus sebanyak 15-18 ribu tes setiap hari.

Baca juga artikel terkait HAJI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH