Menuju konten utama

NASA Dapatkan Potret Langka Permukaan Planet di Luar Tata Surya

NASA berhasil mendapat potret langka dari permukaan planet berbatu (rocky planet) LHS 3844b yang mengorbit di luar matahari.

NASA Dapatkan Potret Langka Permukaan Planet di Luar Tata Surya
Ilustrasi planet ekstrasurya LHS 3844b, yang merupakan 1,3 kali massa Bumi. NASA / JPL-Caltech / R. Sakit (IPAC)/ https://www.nasa.gov/ tujuan penggunaan untuk pemberitaan asteroid NASA

tirto.id - Teleskop Spitzer Space milik NASA berhasil mendapat potret langka dari permukaan planet berbatu (rocky planet) LHS 3844b yang mengorbit di luar matahari.

Penelitian tersebut dipublikasikan pada Senin (19/8/2019) di jurnal Nature, penelitian menunjukkan permukaan planet LHS 3844b mungkin mirip dengan Bulan atau Mercurius. Planet ini juga memiliki sedikit kemungkinan atau bahkan sama sekali tidak memiliki atmosfer.

Selain itu permukaan planet ini bisa jadi ditutupi bahan vulkanik yang sudah mengalami proses pendinginan. Material ini sama dengan material yang ditemukan pada daerah gelap di Bulan yang disebut Mare.

Proses Penemuan

Pada tahun 2018 misi Transit Exoplanet Satellite Survey (TESS) NASA, menemukan planet LHS 3844b terletak 48,6 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki radius 1,3 kali Bumi. Planet tersebut mengorbit jenis bintang yang kecil, yang biasa disebut M dwarf. Bintang ini merupakan bintang yang paling umum dan paling berumur panjang di Galaksi Bima Sakti.

Dilansir Forbes, TESS adalah teleskop luar angkasa pemburu planet yang memiliki misi untuk mencari planet yang mirip Bumi. Selama misinya ia akan mengamati lebih dari 400.000 bintang di seluruh galaksi Bima Sakti dalam upaya untuk menangkap exoplanet atau planet yang mengorbit di luar tata surya.

TESS menemukan planet melalui metode transit, mereka menangkap deteksi cahaya yang diamati dari bintang induk yang meredup disebabkan ada planet yang mengorbit bintang tersebut.

Pada pengamatan berkala, Spitzer mampu mendeteksi cahaya dari permukaan planet LHS 3844b. Planet ini membuat satu revolusi penuh selama 11 jam saat mengelilingi bintang induknya. Dengan durasi orbit yang begitu cepat maka ada kemungkinan besar planet tersebut memiliki posisi permanen di mana ada bagian dari planet yang terus menghadap bintang dan ada juga yang tidak.

Sisi planet yang menghadap bintang memiliki suhu yang tinggi yakni memiliki panas sekitar 1.410 derajat Fahrenheit (770 derajat Celsius). Planet ini banyak memancarkan cahaya inflamerah sehingga bisa ditangkap oleh teleskop Spitzer yang merupakan jenis teleskop inflamerah.

Pengamatan ini menjadi kali pertama Spitzer dapat memberikan informasi tentang atmosfer di dunia terestrial disekitar M dwarf.

Pencarian Lingkungan Hidup Baru

Seperti yang ditulis NASA, dengan mengukur perbedaan suhu antara sisi panas dan dingin planet tersebut, tim menemukan panas yang dapat ditransfer antara keduanya. Dengan adanya atmosfer maka udara panas di siang hari akan secara alami mengembang dan menghasilkan angin yang mentransfer panas di sekeliling planet. Hal ini tidak ditemukan di Bulan, di mana tidak ada udara untuk memindahkan panas.

"Kontras suhu di planet ini dapat terjadi semaksimal mungkin. Itu sangat cocok dengan model kami dari batu telanjang tanpa atmosfer," ujar Laura Kreidberg, penulis utama penelitian terkait dan seorang peneliti di Pusat Astrofisika Harvard dan Smithsonian di Cambridge, Massachusetts.

Memahami beberapa faktor yang dapat melestarikan atau menghancurkan atmosfer planet tersebut adalah bagian dari usaha para ilmuwan yang berencana untuk mencari lingkungan baru yang layak huni di luar tata surya yang kini ditinggali. Atmosfer Bumi adalah alasan mengapa air cair dapat ada di permukaan, dan memungkinkan kehidupan untuk terus berkembang.

Di sisi lain tekanan atmosfer Mars sekarang kurang dari 1 persen dari Bumi, dan lautan dan sungai yang pernah menghiasi permukaan Planet Merah telah menghilang.

"Kami punya banyak teori mengenai atmosfer planet yang ada di sekitar M dwarf, tapi kami belum bisa mempelajarinya secara empiris," Kreidberg mengemukakan.

Dibandingkan dengan bintang seperti Matahari, M dwarf memancarkan sinar ultraviolet tingkat tinggi, yang berbahaya bagi kehidupan dan dapat mengikis atmosfer planet. Pada saat M dwarf masih muda, bintang tersebut akan menyemburkan sejumlah besar suar, atau semburan radiasi serta partikel yang bisa melenyapkan atmosfer planet yang sedang tumbuh.

"Aku masih berharap bahwa planet lain di sekitar M dwarf dapat menjaga atmosfer mereka," kata Kreidberg. "Planet-planet terestrial di tata surya kita sangat beragam, dan saya berharap hal yang sama berlaku untuk sistem planet ekstrasurya."

Spitzer dan Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA sebelumnya telah mengumpulkan informasi tentang atmosfer berbagai planet gas, tetapi LHS 3844b tampaknya merupakan planet terkecil di mana para ilmuwan telah menggunakan cahaya yang datang dari permukaannya untuk mempelajari atmosfernya

Spitzer sebelumnya menggunakan metode transit untuk mempelajari tujuh planet berbatu di sekitar bintang TRAPPIST-1, yang juga termasuk dalam jenis M dwarf . Selanjutnya ia akan belajar tentang kemungkinan komposisi keseluruhan atmoster planet tersebut.

Para penulis studi baru melangkah lebih jauh, menggunakan albedo permukaan LHS 3844b (atau reflektifitasnya) untuk mencoba menyimpulkan komposisinya.

Baca juga artikel terkait NASA atau tulisan lainnya dari Rachma Dania

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Rachma Dania
Penulis: Rachma Dania
Editor: Dipna Videlia Putsanra