Menuju konten utama

NASA Berupaya Membelokkan Asteroid Didymos yang Mengarah ke Bumi

NASA menabrakkan pesawat ruang angkasanya DART ke asteroid yang lebih kecil atau yang dikenal dengan Didymoon.

NASA Berupaya Membelokkan Asteroid Didymos yang Mengarah ke Bumi
Ilustrasi Asteroid. FOTO/iStockphoto

tirto.id - National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengatakan asteroid kembar Didymos dan asteroid yang lebih kecil bernama Didymoon yang meluncur cepat ke Bumi.

Didymos, merupakan asteroid kembar yang berpotensi berbahaya bagi Bumi kini sedang dalam pengawasan dan menjadi target dari European Space Agency (ESA). Mereka berupaya untuk membelokkan asteroid tersebut dari kemungkinan tabrakan dengan Bumi.

ESA akan membantu NASA dalam menerbangkan pesawat ruang angkasa dari Misi Double Asteroid Redirection Test (DART) yang akan menabrakkan diri dengan batuan ruang angkasa untuk mengetahui apakah asteroid dapat dibelokkan dan menghindari bumi.

Seperti yang dikutip dari NASA, DART adalah uji teknologi yang didorong oleh pertahanan planet untuk mencegah dampak Bumi oleh asteroid berbahaya. DART akan menjadi demonstrasi pertama dari teknik penabrak kinetik untuk mengubah gerakan asteroid di ruang angkasa.

Misi DART kini berada di Fase C, dipimpin oleh APL dan dikelola di bawah Program Eksplorasi Tata Surya NASA di Pusat Penerbangan Antariksa Marshall untuk Kantor Koordinasi Pertahanan Planet dan NASA, Divisi Planetary Science, Direktorat Sains Kantor Pusat NASA di Washington, DC.

Diwartakan Express, Brian May, seorang dan astrofisika mengatakan bahwa “ jika kita mencoba mencari tahu untuk kemungkinan bisa membelokkan Didymos maka misi ini akan menjadi sangat sulit karena kita perlu mengincar target selebar 160 meter dan melintasi jutaan kilometer ruang hampa."

May menjelaskan “bayangkan satu batu yang seukuran gunung dengan batu lain yang sebesar piramid Giza berayun disekelilingnya”

“Pesawat ruang angkasa Hera akan menunjukkan kepada kita hal-hal yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

"Ini akan menjadi wahana antariksa manusia pertama yang mengunjungi asteroid ganda." Ujarnya menambahkan.

Proyek Hera merupakan salah satu rencana awal dalam menolong ESA dalam mencari tahu apakah ada kemungkinan untuk membelokkan asteroid agar keluar dari jalur tabrakan bumi.

Misi ini tentunya akan merevolusi pemahaman manusia tentang asteroid dan bagaimana cara melindungi diri dari benda tersebut.

Misi ini akan berlangsung dengan cara menabrakkan pesawat ruang angkasa NASA, DART kepada asteroid yang lebih kecil atau yang dikenal dengan Didymoon.

NASA akan melakukan misi ini setelah pesawat ruang angkasa HERA miliki ESA datang untuk memetakan kawah yang akan terbentuk dari tubrukan dari kedua benda tersebut dan mengukur besar asteroid yang akan ditabrak.

HERA akan membawa dua Cubesats yakni satelit mini yang bisa terbang lebih dekat ke permukaan asteroid dan mempelajari asteroid tersebut.

Misi ESA juga diusulkan untuk memetakan dampak setelah adanya tabrakan DART. Pesawat ruang angkasa Hera akan melakukan pemetaan resolusi tinggi dari kawah yang dihasilkan.

Observasi jarak dekat Hera ini akan memudahkan manusia agar memahami perubahan arah asteriod atau defleksi asteroid.

Misi Hera ini akan dipresetasikan pada pertemuan Space 19+ milik ESA pada November tahun ini. Para pemimpin untuk misi ruang angkasa Eropa akan mengambil keputusan akhir untuk menjalankan misi, sebagai bagian dari inisiatif pertahanan planet yang lebih luas dan bertujuan untuk memberi perlindungan warga negara Eropa dan dunia.

Pada misi ini DART akan menabrak asteroid yang lebih kecil, asteroid tersebut memiliki panjang sekitar 160 meter, menurut sebuah pernyataan “DART akan menghantam dengan sembilan kali lebih cepat dari peluru, sekitar 3,7 mil per detik"

Lindley Johnson, perwira pertahanan planet di Markas Besar di Washington, mengatakan "DART akan menjadi misi pertama NASA untuk mendemonstrasikan apa yang dikenal sebagai teknik penabrak kinetik yang menyerang asteroid untuk menggeser orbitnya hal ini berguna sebagai upaya bertahan melawan kemungkinan dampak asteroid di masa depan.”

Ia juga menambahkan "Langkah persetujuan ini memajukan proyek menuju tes bersejarah dengan asteroid kecil yang tidak mengancam."

Keseluruhan misi besar ini disebut dengan AIDA yang akan dikembangkan oleh NASA dan ESA.

Dilansir dari website ESA, AIDA akan menargetkan 65.803 Didymos, sistem asteroid biner yang mana satu asteroid mengorbit dengan yang lebih kecil. Bisa juga dikatakan bahwa Didymos memiliki bulan atau satelitnya sendiri.

Asteroid primer berdiameter sekitar 800m (2.600 kaki). Satelit kecilnya berdiameter sekitar 150 m (490 kaki) dalam orbit sekitar satu mil dari yang utama.

"Hubungan aktual antara ukuran proyektil, kecepatan dan ukuran kawah dalam lingkungan gravitasi rendah masih kurang dipahami. Memiliki data tersebut tentu akan menambah wawasan penting dan bisa membantu dalam skala proyek yang lebih besar," kata Patrick Michel, direktur penelitian di Cote d'Azur Observatory Perancis.

"Inilah sebabnya mengapa Hera sangat penting; kami tidak hanya akan memiliki tes skala penuh DART tentang defleksi asteroid di ruang angkasa, tetapi juga survei lanjutan Hera yang terperinci untuk menemukan komposisi dan struktur Didymoon. Hera juga akan merekam bentuk tepat kawah DART, sampai ke skala sentimeter,” Ujarnya menambahkan.

Baca juga artikel terkait ASTEROID atau tulisan lainnya dari Rachma Dania

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Rachma Dania
Penulis: Rachma Dania
Editor: Yantina Debora