Menuju konten utama

Namanya Masuk Paradise Papers, Thomas Lembong Enggan Berkomentar

Nama Thomas Lembong masuk dalam dokumen Paradise Paper dan disebut sebagai salah satu pengurus perusahaan cangkang atau offshore bernama Paiton Holdings Ltd.

Namanya Masuk Paradise Papers, Thomas Lembong Enggan Berkomentar
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (kiri) berbincang dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong (kanan) dalam Rapat Koordinasi Nasional BKPM dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu se-Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat (24/2). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong enggan menanggapi soal laporan Paradise Papers yang mencantumkan namanya. Nama Tom, sapaan akrab Thomas, muncul dalam Paradise Paper lantaran pernah tercatat sebagai salah satu pengurus (officer) perusahaan cangkang atau offshore bernama Paiton Holdings Ltd.

Terkait hal itu, ia menilai transaksi bisnis melalui perusahaan cangkang di negara bebas pajak adalah hal yang wajar dilakukan.

"99 persen investasi private equity itu lewat yurisdiksi seperti Cayman Islands," katanya di Jakarta, Senin (6/11/2017), seperti dikutip Antara.

Namun Tom tak menjawab pertanyaan wartawan apakah tindakan itu legal atau tidak.

Paradise Paper merupakan sebuah dokumen keuangan yang berisi bocoran nama-nama tokoh politik dunia yang berinvestasi secara diam-diam di luar negeri untuk menghindari pajak.

Prabowo, Tommy Soeharto, dan Mamiek Soeharto menjadi tiga orang Indonesia yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Prabowo dikatakan pernah menjadi direktur dan wakil pimpinan Nusantara Energy Resources Limited yang berkantor di Bermuda.

Paradise Papers ini berisi bocoran dokumen keuangan yang mengungkap data keuangan orang-orang kaya di seluruh dunia yang menanamkan investasi di luar negeri untuk mendapat pajak rendah atau bahkan tanpa pajak sama sekali.

Dokumen yang berisi 13,4 juta data dokumen keuangan skala besar ini bisa dikatakan salah satu yang terbesar dalam sejarah karena melibatkan aset luar negeri dari politisi dan perusahaan terkemuka, serta beberapa individu dan selebriti terkaya di dunia.

Selain nama pengusaha dari Indonesia, dari laporan BBC, dalam dokumen tersebut terungkap pula bahwa Ratu Elizabeth II memiliki sekitar $13 juta dari dana pribadinya yang diinvestasikan di luar negeri. Namun, seperti banyak aspek keuangan luar negeri dimana celah dalam hukum pajak digunakan, tindakan Ratu dianggap tidak ilegal.

Salah satu temuan paling menonjol untuk politik AS adalah laporan bahwa Sekretaris Perdagangan Donald Trump Wilbur Ross berbagi kepentingan bisnis dengan menantu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebagian besar data Paradise Papers berasal dari perusahaan yang disebut "Appleby", yakni perusahaan hukum di Bermuda yang membantu para nasabah di luar negeri untuk membayar pajak rendah atau tanpa pajak sama sekali. Sedangkan Panama Papers, dokumen serupa yang diungkap tahun lalu, sebagian besar berasal dari perusahaan bernama Mossack Fonseca.

Baca juga artikel terkait PARADISE PAPERS atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra