Menuju konten utama

Nama Varian Covid-19 dari Alfabet Yunani & Alasan WHO Menetapkannya

WHO memutuskan untuk memberikan nama baru bagi sejumlah varian baru Covid-19. Label baru ini tidak mengubah nama ilmiahnya. 

Nama Varian Covid-19 dari Alfabet Yunani & Alasan WHO Menetapkannya
Ilustrasi Virus Corona. foto/Istockphoto

tirto.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk memberi nama atau label baru ke sejumlah varian baru hasil mutasi virus corona yang saat ini menyebar luas secara global. Label baru tersebut diambil dari Alfabet Yunani.

Sejumlah varian baru Covid-19 yang mendapat penyebutan baru itu tercatat selama ini masuk dalam kategori Variant of Concern (VOC) maupun Variant of Interest (VOI).

VOC merupakan kategorisasi buat varian virus corona (Sars-CoV-2) yang terbukti lebih menular, memicu gejala lebih parah, mengerek risiko kematian, melemahkan kemampuan antibodi melawan infeksi Covid-19, atau mengurangi kemanjuran vaksin.

Sedangkan kategori VOI digunakan untuk mengelompokkan varian virus corona yang mengalami mutasi sehingga terindikasi berdampak ke peningkatan penularan, hilangnya kekebalan, peningkatan angka kasus, dan proses diagnosa Covid-19.

Dalam siaran resminya, WHO menyatakan nama-nama baru untuk sejumlah varian Covid-19 tersebut lebih sederhana dan mudah diucapkan. Selama ini, penyebutan resmi untuk sejumlah varian baru virus corona memakai simbol gabungan kode huruf dan angka.

"Label-label baru tersebut dipilih usai konsultasi dan tinjauan luas terhadap banyak sistem penamaan potensial. WHO mengumpulkan ahli dari seluruh dunia untuk melakukannya, termasuk mereka yang menjadi bagian dari sistem penamaan sebelumnya, ahli nomenklatur dan taksonomi virus, peneliti, serta [perwakilan] otoritas nasional," demikian pernyataan WHO.

Meski merumuskan sejumlah nama baru berdasar alfabet Yunani, WHO menegaskan pelabelan anyar itu tidak mengubah nama ilmiah untuk berbagai varian baru virus corona yang selama ini masuk kategori VOC dan VOI. Nama-nama yang sebelumnya sudah ditetapkan GISAID, Nextstrain dan Pango akan tetap digunakan dalam kegiatan riset karena mengandung informasi ilmiah yang penting.

Alasan WHO Tetapkan Nama Baru untuk Varian Covid-19

Salah satu alasan WHO memberikan label baru untuk sejumlah varian baru virus corona adalah untuk memudahkan penyebutannya.

Nama ilmiah yang selama ini tersemat ke sejumlah varian Covid-19 dinilai sulit diucapkan maupun diingat publik. WHO menganggap pula bahwa penggunaan nama-nama ilmiah itu kerap memicu kesalahan pelaporan.

Pemberian label baru, menurut WHO, juga diharapkan menghentikan penyebutan varian baru virus corona yang merujuk pada tempat atau negara lokasi penemuan awalnya.

Dalam penilaian WHO, penyebutan varian Covid-19 yang merujuk ke nama negara atau kota bisa memicu diskriminasi dan stigmatisasi.

Guna menghindari hal itu dan memudahkan komunikasi publik, WHO mendorong otoritas nasional, media, dan lainnya mengadopsi "label baru" tersebut.

Penolakan terhadap penyebutan varian baru corona yang merujuk ke tempat awalnya terdeteksi sudah diutarakan oleh pemerintah India. Belum lama ini pemerintah India meminta sejumlah platform media sosial untuk menghapus konten yang menyebut nama "varian India." Namun, langkah itu dicurigai merupakan bentuk kekhawatiran pemerintah India dituding gagal menangani pandemi Covid-19.

Meski begitu, kekhwatiran WHO beralasan. Fakta menunjukkan anggapan yang mengasosiasikan pandemi Covid-19 dengan tempat wabah awal terdeteksi, yakni Wuhan (China), membangkitkan kebencian anti-Asia seperti di AS. Kelompok anti-ekstremis di AS menyatakan peningkatan angka kasus serangan terhadap warga Asia-Amerika dipengaruhi oleh ucapan eks Presiden AS Donald Trump yang menyebut Covid-19 dengan "virus China."

Di sisi lain, banyak media kerap menyebut nama varian Covid-19 dengan mengasosiasikannya pada tempat awal penemuannya.

Sebagai contoh, B.1.1.7 sering kali disebut varian Inggris, B.1.351 sebagai varian Afrika Selatan, P.1 sebagai varian Brasil dan lain sebagainya. Penyebutan serupa juga sempat bertebaran di siaran resmi otoritas kesehatan sejumlah negara.

WHO khawatir pengaitan nama varian baru Covid-19 dengan tempat awalnya terdeteksi membuat sejumlah negara enggan melaporkan persebaran mutasi-mutasi virus corona.

"[Diharapkan] tidak ada lagi negara yang distigmatisasi karena mendeteksi dan melaporkan varian baru [virus corona]," kata salah satu ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, seperti dikutip dari The Guardian.

Daftar Nama Baru Varian Covid-19 versi Alfabet Yunani

Langkah WHO dinilai bermanfaat oleh sejumlah ilmuwan. Nama-nama yang diambil dari alfabet Yunani bisa berfungsi sebagai singkatan yang berguna bagi pembuat kebijakan, publik dan media seiring dengan makin banyak jenis varian Covid-19.

"Jauh lebih mudah bagi penyiar radio untuk mengatakan 'Delta' daripada B.1.617.2," kata Jeffrey Barrett, saintis ahli statistik genetika yang memimpin pengurutan SARS-CoV-2 di Wellcome Sanger Institute, Hinxton, Inggris, yang dikutip Nature.

Tulio de Oliveira, Direktur KwaZulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform di Durban, Afrika Selatan juga menilai penggunaan alfabet Yunani akan memudahkan perumusan kebijakan di negara-negara yang menghadapi penularan beragam varian baru.

"Bagi negara seperti Afrika Selatan, mengawasi [sebaran] Beta dan Alpha sambil memantau Delta, berpotensi lebih mudah," kata de Oliviera menyinggung 3 nama baru untuk varian Covid-19.

Berikut daftar nama varian baru Covid-19 berdasarkan alfabet Yunani yang ditetapkan oleh WHO.

1. Nama baru untuk varian di kelompok Variant of Concern (VOC):

  • Varian B.1.1.7: ALPHA (Deteksi awal di Inggris)
  • Varian B.1.351: BETA (Deteksi awal di Afsel)
  • Varian P.1: GAMMA (Deteksi awal di Brasil)
  • Varian B.1.617.2: DELTA (Deteksi awal di India).

2. Nama baru untuk varian di kelompok Variant of Interest (VOI):

  • Varian B.1.427/B.1.429: EPSILON (Deteksi awal di AS)
  • Varian P.2: ZETA (Deteksi awal di Brasil)
  • Varian B.1.525: ETA (Deteksi awal di sejumlah negara)
  • Varian P.3: THETA (Deteksi awal di Filipina)
  • Varian B.1.526: IOTA (Deteksi awal di AS)
  • Varian B.1.617.1: KAPPA (Deteksi awal di India).

Baca juga artikel terkait VARIAN BARU COVID-19 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH