Menuju konten utama

Nadiem Sebut Masalah Pendidikan Jadi Sebab SDM RI Sering Dikomplain

Nadiem Makarim menyebut komplain yang sama untuk kompetensi yang berbeda-beda atas kualitas tenaga kerja lulusan Indonesia.

Nadiem Sebut Masalah Pendidikan Jadi Sebab SDM RI Sering Dikomplain
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyimak arahan Presiden Joko Widodo saat rapat terbatas penyampaian program dan kegiatan bidang pembangunan manusia dan kebudayaan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/10/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

tirto.id - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Pendidikan Tinggi, Nadiem Makarim mengungkapkan, Sumber Daya Manusia (SDM) muda Indonesia mendapatkan komplain yang sama dari berbagai perusahaan. Ia menyebut hal itu bersumber dari pendidikan yang ketinggalan.

“Komplain SDM hampir sama semua. Anak-anak muda saat masuk pekerjaan dari sekolah semuanya sama komplainnya. Perusahaan beda-beda kompetensinya tapi komplain sama,” ucap Nadiem dalam paparannya di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Kamis (28/11/2019).

Nadiem menyebutkan berbagai kualitas yang dirasa kurang berada di kisaran disiplin, sikap kritis, keseriusan untuk merealisasi pekerjaan yang dijanjikan akan ditindaklanjuti (follow up), ketepatan waktu, kemampuan membuat keputusan secara mandiri ketimbang disuruh, sampai penyelesaian masalah secara independen. Di samping kualitas personal, Nadiem juga menekankan bahwa perusahaan mengeluhkan SDM Indonesia kerap gagal bekerjasama maupun berkolaborasi.

Menariknya kata Nadiem, kendala ini dialami setiap jenjang pekerjaan. Mulai dari pekerja rumah tangga (PRT), software engineer, sampai setingkat vice president di perusahaan. Ia juga membagikan cerita bahwa kasus ini pernah terjadi saat tim perawat Indonesia dikembalikan usai 3 bulan bekerja di Jepang. Penyebabnya, tenaga kerja Indonesia dinilai kurang cekatan terlepas keterampilannya.

Media internasional The Economist kata Nadiem juga meyoroti bahwa produktivitas Indonesia cukup rendah. Hal ini menurutnya menjadi masalah karena persoalan produktivitas akan menyebabkan inefisiensi yang merugikan dalam pekerjaan.

“Ini terjadi pada pekerja rumah tangga, software engineer sampai VP perusahaan,” ucap Nadiem.

Nadiem mengatakan, masalah ini bersumber dari pendidikan Indonesia yang menurutnya ketinggalan. Kemampuan penting seperti kolaborasi, komunikasi, kemampuan berpikir kritis, sampai pengetahuan teknologi dinilai masih minim. Namun, ia mengatakan hal ini bisa diperbaiki karena kenyataannya Indonesia tidak sendiri. Pola serupa juga dialami di negara lain seperti Amerika Serikat.

“Apa yang dilakukan pendidikan kita sudah ketinggalan. Tapi enggak hanya Indonesia. Ini bukan salah siapa-siapa. Banyak negara termasuk Amerika ini terjadi,” ucap Nadiem.

Baca juga artikel terkait MENDIKBUD atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti