Menuju konten utama

Mutasi Corona D614G Ada di Jogja dan Jateng, Tingkat Infeksi Tinggi

Mutasi virus corona COVID-19 D614G ditemukan di wilayah Jogja dan Jateng dengan tingkat infeksi lebih tinggi.

Mutasi Corona D614G Ada di Jogja dan Jateng, Tingkat Infeksi Tinggi
Petugas medis menunjukkan sampel darah tes sereology Covid-19 pegawai dan petugas medis Rumah Sakit Siloam usai melakukan tes di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Selasa (11/8/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Mutasi virus corona D614G ditemukan di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah menurut Pokja Genetik FK-KMK UGM. Tim telah berhasil mengidentifikasi Whole Genome Sequencing (WGS) empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah dan telah dipublikasikan di GISAID, tiga di antaranya mengandung mutasi D614G.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi mengatakan saat ini mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 yang mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi telah tersebar hampir di seluruh pelosok dunia, yaitu 77,5 persen dari total 92.090 isolat mengandung mutasi D614G.

Sementara di Indonesia sendiri sudah dilaporkan sebanyak 9 dari 24 isolat yang dipublikasi di GISAID mengandung mutasi D614G.

"Ini sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah," ungkap Gunadi, Selasa (1/9/2020), seperti dikutip situs web ugm.ac.id.

Gunadi menambahkan data dari Indonesia ini masih jauh dari ideal dibandingkan data dunia untuk kepentingan persebaran virus di populasi (epidemiologi), pengembangan vaksin dan/atau terapi COVID-19 di dunia, khususnya di Indonesia.

Namun, dengan fakta terdeteksinya virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G di Indonesia ini, semua pihak harus lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, menggunakan masker, hindari kerumunan, dan lain sebagainya.

Sampai hari ini, jumlah populasi yang terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia sebesar 25.590.934 kasus dengan angka kematian sebesar 853.415 kasus.

Di Indonesia, sejak diumumkannya pasien pertama COVID-19 pada bulan Maret 2020, per tanggal 31 Agustus 2020 terdapat 174.796 kasus Covid-19 (urutan 23 terbanyak di dunia) dengan 7.417 pasien meninggal.

Sayangnya, data WGS SARS-CoV-2 dari Indonesia yang dipublikasi di GISAID sangat minim yaitu 24 full-genomes dibandingkan 92.090 full-genomes dari seluruh dunia (1 September 2020).

Padahal, data WGS sangat penting untuk mengetahui epidemiologi (persebaran) virus termasuk jenis mutasi (clade) nya di masyarakat, hubungannya dengan derajat keparahan pasien COVID-19, pengembangan vaksin dan/atau terapi COVID-19 di masa yang akan datang, khususnya di Indonesia.

Keberadaan Mutasi Corona D614G di Indonesia

Pemerintah Indonesia mulai memonitor keberadaan mutasi virus COVID-19 D614G di Indonesia. Mutasi virus COVID-19 ini dapat terdeteksi lebih baik dengan menggunakan tes RNA SARS-COV 2 lewat usap mulut dan hidung.

“Yang jelas memang menginfeksi, tapi potensi penularannya seperti apa itu belum dapat disimpulkan pada saat ini,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara daring dari Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2020).

Wiku menuturkan, lembaga penelitian seperti lembaga biologi molekuler Eijkman maupun akademisi universitas dan rumah sakit tengah melakukan deteksi terhadap mutasi virus COVID-19. Ia mengatakan, lembaga-lembaga tersebut tengah melihat mutasi virus dan dampaknya kepada kesehatan serta proses penularannya.

Wiku menambahkan, pemerintah belum melihat apakah mutasi virus COVID-19 D614G memperparah infeksi COVID-19 atau tidak. Mereka mengacu kepada hasil penelitian di Inggris yang menyatakan 999 pasien yang terpapar mutasi virus COVID-19 D614G hanya menemukan jumlah RNA yang meningkat dibanding COVID-19 pada umumnya.

Penelitian tidak menemukan perbedaan dalam hasil rawat inap maupun pengamatan klinis. Pandangan tersebut diperkuat dengan hasil studi independen terhadap 263 pasien di Amerika Serikat.

Kemudian, hasil penelitian juga menyatakan tingginya tingkat konsentrasi virus tidak berkorelasi dengan tingkat keparahan. Wiku mengatakan, "Bukti saat ini menunjukkan bahwa di D614G belum terlalu penting dibandingkan faktor risiko lainnya seperti usia dan penyakit penyerta.”

Infografik Mutasi Corona

Infografik Mutasi Corona. tirto.id/Fuadi

Meski belum melihat bahaya, Wiku mengatakan, pemerintah masih melakukan penelitian lebih lanjut soal keberadaan varian virus COVID-19 ini.

Virus corona SARS-CoV-2 disebut bermutasi ke strain baru yang dikenal dengan sebutan D614G. Mutasi virus corona penyebab COVID-19 ini terdeteksi di Malaysia dan Filipina. Strain virus corona D614G ini ditemukan lebih menular daripada sebelumnya.

"Mutasi virus corona ini didapati 10 kali lebih menular dan lebih mudah disebarkan oleh orang yang terinfeksi," ujar Dr. Noor Hisham Abdullah, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, pada 21 Agustus 2020 lalu.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH