Menuju konten utama

Murid SMK Sudah Telanjur UN, Nadiem: Maaf Kalau Kalian Kecewa

Nadiem makarim sampaikan permohonan maaf kepada siswa SMK yang telah melakukan UN.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kiri) dan Irjen Kemendikbud Muchlis Rantoni Luddin (kanan) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.

tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan permohonan maaf kepada para tenaga pengajar serta siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atas pembatalan Ujian Nasional di tahun ini.

Permohonan maaf itu disampaikan terutama kepada SMK yang telah mengadakan UN dalam rangka pemetaan kompetensi dan kualitas pendidikan di berbagai daerah.

"Saya mengapresiasi siswa SMK yang sudah melakukan UN. Saya mengerti jika mereka merasa tidak senang karena mereka harus melalui sementara teman-teman mereka lainnya tidak melalui. Ini merupakan hal yang pasti buat beberapa mereka mengcewakan," kata Nadiem dalam konferensi pers Kebijakan Ujian Nasional 2020 di Masa Darurat Covid-19, Selasa (24/3/2020).

"Jadi saya minta maaf karena ini dalam kondisi darurat dan harus kita lakukan demi kondisi keamanan dan kesehatan semua murid. Maaf kalau SMK kecewa," ungkapnya.

Menurut Nadiem, keputusan untuk membatalkan UN di tahun ini sudah dipertimbangkan dengan matang, terutama dengan memperhatikan kondisi wabah COVID-19 di Indonesia yang terus menunjukkan eskalasi.

Per hari ini saja, pasien positif COVID-19 di Indonesia bertambah sebanyak 107 orang dan total kasus positif telah menyentuh angka 686 kasus.

Lantaran itu lah, menurut Nadiem, pemetaan kualitas dan kompetensi pendidikan di daerah melalui UN di tahun ini terpaksa harus dihentikan dan tidak bisa dilakukan secara optimal.

Ia juga memastikan kepada para siswa agar tidak merasa kecewa lantaran UN tahun ini hanya sekedar pemetaan, dan tidak berdampak pada kelulusan serta seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDD) di Perguruan Tinggi.

"Masalahnya adalah data Covid ini keluar per hari, sehingga perubahan begitu cepat seiring dengan lompatan kasus yang terjadi. Jadi saya minta maaf jika ini tidak bisa terjadi sebelumnya tapi kita ya mengikuti acuan data positif, tingkat kematian dan lain-lain," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait UN 2020 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Bayu Septianto