Menuju konten utama

Munculnya Varian Omicron Membuat Akhir Pandemi Sulit Diprediksi

Munculnya varian baru Omicron menjadikan situasi pandemi saat ini jadi tak bisa diprediksi.

Munculnya Varian Omicron Membuat Akhir Pandemi Sulit Diprediksi
Ilustrasi Omicron. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pandemi COVID-19 di tahun depan masih penuh dengan ketidakpastian.

Munculnya varian baru Omicron menjadikan situasi pandemi saat ini jadi tak bisa diprediksi.

"Kalau kita bicara COVID-19 ini kita belum tahu secara pasti. Kemarin dengan kondisi yang sangat baik, tapi kemudian beberapa hari kemarin dikatakan muncul varian baru [Omicron] yang memiliki lebih dari 50 kombinasi mutasi dan berbagai mutasi-mutasi lainnya," kata Nadia dalam dialog virtual, Jumat (3/12/2021).

Nadia mengatakan yang dapat dilakukan dan sudah diketahui bersama adalah melakukan upaya-upaya seperti vaksin, disiplin protokol kesehatan, pembatasan mobilitas dan deteksi dini. Hal-hal-itu perlu terus dilakukan di tengah ketidakpastian pandemi COVID-19.

"Karena kita sendiri tidak dapat memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir," ujarnya.

Namun kata Nadia upaya-upaya agar pandemi segera berakhir terus dilakukan, dan menurutnya saat ini situasi kesehatan Indonesia sudah semakin membaik sehingga sejumlah kegiatan dapat dilakukan.

Merebaknya varian Omicron yang sudah diketahui terdeteksi lebih dari 20 negara menjadi kekhawatiran global. Varian ini memiliki banyak mutasi yang disebut-sebut meningkatkan penularan dan dapat lolos dari sistem imun.

Indonesia kini melakukan pengetatan di pintu masuk internasional untuk mencegah importasi varian ini. Pelaku perjalanan internasional dengan riwayat perjalanan berasal dari negara yang mengalami penularan lokal varian Omicron dilarang masuk Indonesia. Di luar itu, pelaku perjalanan internasional yang hendak masuk Indonesia harus melakukan karantina selama 10 hari.

Baca juga artikel terkait DAMPAK OMICRON atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari