Menuju konten utama

Muncul Gambar Torowongan, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Lanjut?

Konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung baru 9,2 persen hingga Februari 2019. Namun, mampu mendongkrak saham pengembang di jalur kereta cepat.

Muncul Gambar Torowongan, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Lanjut?
Pekerja menyelesaikan konstruksi terowongan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (16/11/2018). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

tirto.id - Pada Minggu sore (31/03) sebagian langit di bagian timur Jakarta berwarna gelap. Rintik-rintik hujan membasahi kawasan Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Kawasan ini jadi salah satu titik lokasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Lokasi proyek KCJB berada persis di sisi utara pinggir Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di Jalan Gang Sejahtera, yang lokasinya berjarak kurang dari 1 km dari ujung landasan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Kawasan Halim memang disiapkan sebagai titik awal lokasi proyek kereta cepat di sisi Jakarta.

PT Wijaya Karya Tbk, selaku pemimpin konsorsium BUMN dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung belum lama ini sempat merilis gambar-gambar aktivitas pembangunan trase kereta cepat berupa terowongan dan kegiatan pekerja proyek. Lokasi terowongan ini berada di tepi Tol Jakarta-Cikampek.

Tirto, sempat mendatangi lokasi proyek. Di lapangan tampak alat-alat berat berjajar. Namun, sore itu, tak satu pun alat berat beroperasi. Namun, para pekerja konstruksi termasuk pekerja asing sesekali tampak terlihat di tengah hujan yang mulai deras.

Lokasi proyek yang dibatasi dengan tembok seng cukup tinggi bergaris merah biru, cukup sulit untuk memastikan keberadaan terowongan kereta cepat. Petugas sekuriti tidak memberikan izin Tirto untuk masuk.

“Benar, ini lokasi terowongannya, tapi kalau mau masuk harus ada izin dulu,” kata seorang petugas sekuriti kepada Tirto.

Dari luar, beberapa bagian di dalam lokasi proyek itu masih bisa terlihat. Selain alat-alat berat, terlihat juga mes pekerja yang dilengkapi sejumlah fasilitas, seperti AC dan pemanas air. Menurut warga, aktivitas proyek semakin intens belakangan ini bahkan berlangsung selama 24 jam.

Menurut penuturan Sutarno, 61 tahun, warga kelurahan Cipinang Melayu, yang lokasi rumahnya hanya berseberangan jalan dengan lokasi proyek terowongan, ia mengaku lokasi proyek KCJB sudah ada sejak kurang lebih setahun.

“Sedikit terganggu, karena pekerjaannya akhir-akhir ini hampir 24 jam. Tapi ya karena ini proyek negara, apa boleh buat,” katanya kepada Tirto.

Kegaduhan aktivitas proyek KCJB juga menjadi perhatian warga sekitar lainnya. Di salah satu sudut jalan, terpampang baliho bertuliskan imbauan kepada pekerja KCJB untuk tidak gaduh ketika terdengar suara adzan.

Di Luar Dugaan

Aktivitas pembangunan trase kereta cepat Jakarta-Bandung, berupa trase terowongan di kawasan Cipinang Melayu sempat di luar dugaan. Pasalnya, proyek ini sejak groundbreaking pada 21 Januari 2016, terkendala pembebasan lahan dan pendanaan dari Cina, bahkan sempat dianggap mangkrak.

Proyek yang ditargetkan selesai pada 2019 atau tiga tahun sejak peletakan batu pertama dipastikan meleset dari target. Proyek KCJB yang ditargetkan rampung pada 2019, direvisi paling cepat rampung hingga 2020.

“[Pembebasan lahan]tertunda tidak terlepas karena Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) nasional tertunda,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno dikutip dari Kompas pada 21 Maret 2018.

Pada kuartal III-2018, progres pembebasan lahan yang dilakukan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC)—selaku pengembang KCJB—baru sekitar 56,5 persen dari total luas lahan yang terdampak.

Pembebasan lahan yang macet juga disebabkan pendanaan yang tak mulus. Seperti diketahui, PT KCIC adalah perusahaan patungan dari konsorsium BUMN dengan porsi kepemilikan saham 60 persen, dan konsorsium perusahaan Cina dengan porsi saham 40 persen.

Untuk mendanai proyek senilai US$6,07 miliar, sekitar 75 persen atau US$4,55 miliar akan berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB). Sisanya atau sebesar US$1,51 miliar akan berasal dari ekuitas KCIC.

Untuk urusan uang, proyek ini memang murni digarap oleh BUMN dengan mitra dari Cina. Sejak awal Presiden Jokowi mewanti-wanti proyek kereta cepat tak memakai APBN, tapi Presiden Jokowi meneken Perpres No. 3/2016 tentang proyek strategis nasional, dan Perpres No. 107/2015 tentang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, agar progresnya bisa mulus.

KCJB salah satu proyek infrastruktur Presiden Jokowi yang meleset jauh dari target, dan menjelang penghujung Pilpres kali ini, progres dari proyek ini muncul ke publik.

Infografik Kereta cepat Jakarta Bandung

undefined

Apakah Proyek Kereta Cepat Benar-Benar Jalan?

Wijaya Karya mengklaim progres pembebasan lahan KCJB sudah mencapai 94 persen. Sementara itu, dari sisi pembangunan konstruksi, proses masih minim hanya 9,2 persen hingga akhir Februari 2019.

Apabila tidak ada aral melintang, proses pembebasan lahan diperkirakan akan selesai pada Juni 2019. Sementara dari sisi konstruksi, ditargetkan progresnya mencapai 55 persen pada akhir tahun ini.

“Kemajuan pembangunan keseluruhan targetnya 55 persen (pada 2019). Urutan pekerjaannya itu pondasi, dudukan rel, rel lewat terowongan, terowongan jadi dan relnya masuk,” tutur Dirut Wijaya Karya Tumiyono dikutip dari Antara.

Saat ini, pengerjaan KCJB sedang memasuki tahap pembuatan terowongan di bawah jalan tol Jakarta-Cikampek. Dalam proses pengeboran, KCIC menggunakan alat bor "raksasa" dari Cina, yakni Tunnel Boring Machine (TBM).

Persoalan pendanaan, PT KCIC mengklaim tidak ada kendala. Sampai dengan akhir 2018, dana yang sudah cair dari pinjaman CDB mencapai US$1,09 miliar atau 24 persen dari total uang pinjaman sebesar US$4,55 miliar.

“Jadi, yang menjadi kendala di awal pembangunan adalah proses pembebasan lahan yang memerlukan waktu cukup lama. Sementara terkait pencairan pinjaman dari CDB tidak ada kendala,” tutur Dirut PT KCIC Chandra Dwiputra kepada Tirto.

Kendati pengerjaan proyek KCJB mulai menunjukkan sedikit hasil, target penyelesaian mega proyek agaknya kembali direvisi. Dalam siaran pers KCIC, proyek KCJB diperkirakan baru bisa beroperasi pada 2021.

Namun, lagi-lagi yang diuntungkan adalah para pengembang. Penampakan gambar-gambar proyek KCJB yang terlihat progresnya menjadi kabar positif bagi pengembang, terutama pengembang Meikarta, yakni Lippo Grup. Sejak akhir Maret 2019, saham PT Lippo Cikarang Tbk. dan induknya PT Lippo Karawaci pelan-pelan merangkak naik.

“Kabar terbaru dari Kereta Cepat Jakarta Bandung memang mengangkat harga saham LPCK dan LPKR. Ke depan, ada potensi masih menguat,” tutur William Hartanto, analis dari Panin Sekuritas kepada Tirto.

Pada 29 Maret, harga saham Lippo Cikarang dan Lippo Karawaci tercatat Rp1.855 per saham dan Rp288 per saham. Pada 2 April, saham Lippo Cikarang tercatat naik 4 persen menjadi Rp1.925, dan Lippo Karawaci naik 4 persen menjadi Rp298 per saham.

Baca juga artikel terkait KERETA CEPAT atau tulisan lainnya dari Ringkang Gumiwang

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Suhendra