Menuju konten utama

MUI: Hindari Kerumunan di Bulan Ramadan Bagian dari Ibadah

Menghindari kerumunan di saat pandemi corona, kata MUI juga merupakan bagian dari ibadah di bulan Ramadan.

MUI: Hindari Kerumunan di Bulan Ramadan Bagian dari Ibadah
Warga melaksanakan shalat Jumat di Masjid Agung, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (10/4/2020). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/pras.

tirto.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada umat Muslim bahwa pandemi Covid-19 bukanlah penghalang dalam beribadah pada bulan Ramadan. Sebaliknya, pandemi ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan ibadah sekaligus jadi solusi penanganan Covid-19.

"Bisa jadi wabah covid 19 ini menjadi bala atau rahmat, tergantung cara kita menyikapinya," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am Sholeh dalam konferensi pers bersama BNPB pada Senin (13/4/2020).

Pertama, Ni'am mengatakan, umat Islam harus tetap menjalankan puasa sambil memperhatikan keseimbangan gizi makanan, selain itu juga tidak boleh berlebihan dalam sahur dan berbuka. Dengan demikian diharapkan puasa membawa kesehatan dan daya tahan tubuh yang baik.

Di samping itu, kebijakan untuk melakukan karantina mandiri di rumah juga mendorong umat muslim untuk meningkatkan ibadah di rumah bersama keluarga.

"Ibadah tarawih kita bersama-bersama keluarga, dengan istri, dengan anak-anak yang dalam kondisi tertentu kita hilang dan alpa kesempatan itu. Qiyamul lail, salat sunnah kita laksanakan di dalam rumah," katanya.

Asrorun juga mengingatkan pentingnya menghindari kerumunan massa saat bulan Ramadan demi mencegah penyebaran virus corona. Kegiatan-kegiatan ibadah maupun aktivitas di bulan Ramadan biasanya memang dilakukan secara bersama-sama, seperti salat Tarawih, dan buka puasa bersama. Namun, menghindari kerumunan di saat pandemi, kata Asrorun juga merupakan bagian dari ibadah.

"Menghindari kerumunan yang potensial menyebarkan virus adalah ibadah di sisi Allah SWT. Pemahaman kita mengenai tata cara ibadah harus diadaptasikan dengan situasi dan kondisi," ujarnya.

Salah satu ibadah yang marak dilakukan saat Ramadan adalah sedekah. Karena pandemi Covid-19, sedekah justru makin menemukan urgensinya, seperti memberikan sumbangan kepada petugas medis yang membutuhkan alat perlindungan diri, memberikan bantuan kepada pasien covid-19 yang dikarantina di rumah, atau membantu mereka yang tidak terjangkit Covid-19 tapi hidupnya terdampak.

Bagi mereka yang tidak mampu, sedekah pun bisa dilakukan dengan tetap di rumah. Ni'am mengatakan, menjauhkan orang lain dari bahaya tertular Covid-19 juga bagian dari sedekah.

"Derita mereka adalah derita kita, masalah mereka adalah masalah kita, kita bagaian senasib sepenanggungan," kata Asrorun.

MUI, kata Asrorun menegaskan kepada masyarakat pentingnya untuk tidak mudik pada Idul Fitri kali ini. Dia menyitir hadist Nabi Muhammad yang memerintahkan untuk tetap tinggal di wilayah terjangkit wabah agar tidak meluas ke wilayah lainnya. Menurutnya, silaturahim di hari raya bisa tetap dilakukan lewat teknologi tanpa perlu melakukan kontak fisik.

Baca juga artikel terkait PANDEMI CORONA COVID-19 atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Bayu Septianto