Menuju konten utama

Muhammadiyah Kecam Keras Kerusuhan Aksi 22 Mei di Jakarta

Ketua PP Muhammadiyah mengimbau masyarakat untuk tidak ikut demonstrasi dan aksi massa yang berujung kericuhan.

Muhammadiyah Kecam Keras Kerusuhan Aksi 22 Mei di Jakarta
Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.

tirto.id - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengecam keras kerusuhan aksi 22 Mei di Jakarta. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak ikut demonstrasi dan aksi massa yang berujung kericuhan. Hal ini kata dia, harus segera dihentikan.

"Demokrasi yang semestinya dilandasi jiwa hikmah kebijaksanaan dan permusyawaratan telah dinodai oleh orang anarkis yang tidak bertanggung jawab," jelas dia Gedung Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

Ia menyerukan semua pihak agar dapat menahan diri dan menghentikan semua bentuk kekerasan dan tindakan yang berpotensi memecah belah persatuan.

"Sungguh mahal harganya manakala Indonesia mengalami eskalasi kerusuhan dan anarki karena persengketaan politik pemilu lima tahunan. Masih banyak permasalahan dan agenda nasional untuk diselesaikan bersama menuju Indonesia yang bersatu, adil, makmur, bermartabat, berdaulat, dan berkemajuan," jelas dia.

Selain itu ia juga mengajak para tokoh agama, elite politik, pejabat publik, media massa, para netizen, dan warga untuk dapat menciptakan suasana yang sejuk dan damai demi kerukunan dan persatuan nasional.

"Hendaknya dihindari pernyataan-pernyataan dan tindakan yang dapat memanaskan dan memperkeruh keadaan yang merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata dia.

Penyebaran informasi melalui media sosial, kata Haedar, sebaiknya dijadikan saluran yang menciptakan suasana tenang.

Ia juga menekanan agar siapa pun, demi kedamaian berhenti memproduksi hoaks, keresahan, kebencian, perseteruan, dan permusuhan sesama keluarga bangsa Indonesia.

"Kepada masyarakat, khususnya warga Persyarikatan Muhammadiyah, untuk tidak terpengaruh oleh informasi dan pesan-pesan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan mengedepankan sikap kritis, damai, bijak, dan dewasa disertai ikhtiar menjalin ta’awun atau kerja sama dengan berbagai pihak untuk kerukunan, kemajuan, dan persatuan bangsa," jelas dia.

Baca juga artikel terkait AKSI 22 MEI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dipna Videlia Putsanra