Menuju konten utama

Mudik Dilarang, Wisata Jakarta Harus Antisipasi Lonjakan Pengunjung

Tempat wisata DKI harus benar-benar mengantisipasi penyebaran virus COVID-19 mengingat ada potensi peningkatan pengunjung saat mudik dilarang.

Mudik Dilarang, Wisata Jakarta Harus Antisipasi Lonjakan Pengunjung
Kebun Binatang Ragunan. foto/Dok. satgas covid 19/Istimewa

tirto.id - Keputusan pemerintah untuk melarang mudik pada Idulfitri 2021 sudah final. Jumlah wisatawan dalam kota Jakarta diprediksi melonjak, dan karena itu potensi lonjakan kasus COVID-19 harus diantisipasi.

Prediksi meningkatnya wisatawan disampaikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. "Destinasi wisata dekat perkotaan atau pusat pertumbuhan akan mengalami peningkatan kunjungan. Berarti destinasi wisata yang dekat perkotaan harus bersiap-siap," kata Sandiaga dalam konferensi pers virtual, Senin (5/4/2021).

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatakan destinasi wisata memang harus bersiap sebagaimana yang dinyatakan Sandiaga karena "Jakarta mutan barunya menyeramkan; menakutkan." "Kecepatan penularannya tinggi dan dia pintar sehingga sistem imun kita tidak mengenali," kata Pandu kepada reporter Tirto, Selasa (6/4/2021).

'Mutan' yang Pandu maksud tidak lain virus COVID-19 yang bermutasi. Mutasi terpicu karena virus menyiasati antibodi atau bisa juga disebut adaptasi evolutif.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan satu sampel asal Jakarta yang diambil pada Februari 2021 lalu teridentifikasi terinfeksi virus COVID-19 varian E483EK. Varian ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Desember 2020 lalu, dan belakangan juga terdeteksi di Jepang, Inggris, dan Korea Selatan.

Seorang peneliti genomik molekuler mengatakan "beberapa hasil penelitian menunjukkan potensi mutasi E484K menurunkan kemampuan netralisasi antibodi terhadap virus SARS-CoV-2."

Mutasi itu terdeteksi pada Senin (5/4/2021) atau ketika Jakarta mulai mengalami penurunan kasus secara konsisten. Pada 30 Maret, persentase kasus positif dalam sepekan ke belakang mencapai 11,1 persen, kemudian terus turun hingga Senin mencapai 9,9 persen. Kini satu orang di Jakarta menularkan COVID-19 ke 1,01 orang lain, sedikit di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di bawah 1 orang.

Pandu menyadari banyak warga mengalami pandemic fatigue atau kelelahan akibat menjalani berbagai pembatasan sosial selama pandemi. Opsi melarang warga berwisata sama sekali, katanya, tidak tepat. Untuk itu pada liburan Idulfitri nanti ia menyarankan Pemprov DKI Jakarta membatasi jumlah pengunjung tempat wisata dan menerapkan reservasi online dan menegakkan protokol kesehatan secara konsisten--memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Selain itu, Pandu mendorong dilakukan screening terhadap pengunjung yang datang dengan tes antigen.

"Kita enggak mau kejadian kayak di India, sudah turun bagus-bagus kemudian abai dan enggak ingat bahwa di sana ada mutan baru. Langsung melonjak tinggi, meroket," kata Pandu.

Beberapa pengelola tempat wisata mengaku siap mengantisipasi penyebaran kasus. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Wilayah DKI Jakarta Sutrisno Iwantono, misalnya, mengatakan telah lama pengusaha hotel senantiasa menerapkan protokol kesehatan. Ia juga mendorong Pemprov DKI Jakarta menggiatkan vaksinasi untuk pekerja pariwisata yang sejauh ini baru menyentuh 1.342 orang dari 37 ribu pekerja pariwisata.

"Kalau bisa sebelum puasa ini atau awal puasa sudah bisa selesai semua," katanya.

Ia memprediksi sekaligus berharap akan ada kenaikan tingkat okupansi hotel sebesar 20-30 persen.

Sementara Kepala Satuan Pelaksana Promosi Taman Margasatwa Ragunan Ketut Widarsana mengatakan mereka telah menerapkan pembatasan pengunjung hingga 50 persen atau 30 ribu pengunjung. Jika sudah memenuhi itu maka loket tiket akan ditutup. Selain itu, selama di dalam area kebun binatang, mereka juga mewajibkan masker dan melarang pengunjung menggelar tikar untuk menghindari kerumunan.

Ragunan pun tidak akan menyelenggarakan atraksi khusus pada liburan nanti guna menghindari kerumunan.

"Karena kami takutkan akan menimbulkan kerumunan. Boleh buka, tapi tetap menjaga kewaspadaan," kata Ketut kepada reporter Tirto, Selasa.

Hal serupa diterapkan di objek wisata di Jakarta Utara, Ancol. Kepala Departement Coorporate Communication PT Impian Jaya Ancol Rika Lestari mengatakan telah melaksanakan pembatasan pengunjung hingga 50 persen sehingga maksimal hanya ada 50 ribu orang yang boleh masuk ke area seluas 577 hektare tersebut.

"Tapi sejauh ini, pengunjung yang memasuki kawasan Ancol tidak mencapai angka tersebut. Rata-rata, akhir pekan kami itu 20-25 ribu. Masih kondusif," kata Rika kepada reporter Tirto, Selasa.

Selain itu, Ancol juga melibatkan TNI, Polri, dan Satpol PP untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan. Sama seperti Ragunan, Ancol juga tidak akan menyelenggarakan acara khusus menyambut liburan Idulfitri guna mencegah terjadinya kerumunan.

Baca juga artikel terkait LARANGAN MUDIK atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Rio Apinino