Menuju konten utama

Mudik 2019 Punya Potensi Alirkan Uang ke Daerah Hingga Rp20 Triliun

"Ekonomi di daerah akan bergerak, karena konsumsi atau belanja uang di daerah. Baik untuk pariwisata atau pun pusat-pusat perbelanjaan," kata peneliti dari Indef, Bhima Yudhistira.

Mudik 2019 Punya Potensi Alirkan Uang ke Daerah Hingga Rp20 Triliun
Sejumlah kendaraan pemudik menunggu keberangkatan KMP Legundi tujuan Surabaya di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, Jumat (31/5/2019). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.

tirto.id - Senyum Khoirul merekah. Di tangan pria 26 tahun itu, tergenggam segepok uang pecahan Rp5 ribu dan Rp10 ribu baru dari Bank Indonesia. Uang itu ia masukkan dalam sebuah tas kecil bersamaan dengan tiket mudik gratis yang didapat dari PT Trans Media---korporasi media milik konglomerat Chairul Tanjung--tempatnya bekerja.

Khoirul berangkat ke kampung halamannya di Surabaya, Jawa Timur, Rabu siang, 29 Mei 2019. Bus mudik gratis dari kantornya berangkat sehari lebih awal dari rencana yang dijadwalkan. Ia merasa tak keberatan meski harus mengajukan cuti beberapa hari. Program mudik gratis itu membuatnya tenang di tengah mahalnya harga tiket pesawat.

Kepada saya, Khoirul mengaku telah menyiapkan dana sekitar Rp7 juta untuk menyambut lebaran tahun ini. Termasuk, kata dia, uang pecahan baru berjumlah Rp3 juta yang akan dibagi-bagikan kepada keluarganya. Semua ia ikhlaskan demi kebahagiaan pada Idulfitri yang berlangsung sekali dalam setahun.

Khoirul hanya satu dari jutaan warga yang mudik ke kampung halaman pada lebaran tahun ini. Bersamaan dengan mudik, arus uang pun ikut bergerak cepat. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memperkirakan, triliunan rupiah bakal ikut mengalir ke daerah.

Tak ayal, momentum kumpul keluarga selama libur lebaran bisa berdampak positif pada konsumsi rumah tangga--yang jadi bahan bakar pertumbuhan ekonomi--. Bhima menduga, selain membawa uang untuk dibagi-bagikan kepada sanak keluarga yang ada di daerah, mereka juga menenteng duit buat kebutuhan di perjalanan serta pariwisata.

"Ekonomi di daerah akan bergerak, karena konsumsi atau belanja uang di daerah. Baik untuk pariwisata atau pun pusat-pusat perbelanjaan," tutur Bhima kepada reporter Tirto, Jumat (31/5/2019).

Dalam Hasil Survei Potensi Pemudik Angkutan Lebaran Tahun 2019, yang dirilis Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, uang yang tersedot ke daerah selama musim mudik diperkirakan mencapai Rp10,3 triliun. Taksiran ini dihitung berdasarkan perkiraan 3,4 juta keluarga yang mudik dari Jabodetabek ke daerah tahun ini.

Dipicu THR

Aliran uang ini tak bisa dilepaskan dari tunjangan hari raya (THR). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan berharap pencairan THR ini bisa mendorong konsumsi masyarakat dan memperkuat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2019.

Pemberian THR tak hanya dilakukan perusahaan swasta. Pemerintah juga sudah membagikan THR untuk PNS, TNI, dan Polri, baik aktif maupun pensiunan hingga Rp20 Triliun pada 2019. Anggaran THR itu lebih besar dari 2018 yang tercatat Rp17,88 triliun dengan rincian gaji sebesar Rp5,24 triliun, tunjangan kinerja Rp5,79 triliun, dan pensiunan sebesar Rp6,85 triliun.

Dengan adanya THR ini, Sri bahkan memperkirakan pertumbuhan konsumsi dapat bertahan di atas 5 persen mengingat inflasi yang masih stabil jelang hari raya Idulfitri.

"Kami berharap konsumsi tetap terjaga. Karena kemarin yang dikatakan oleh Gubernur BI harga-harga stabil bahkan cenderung stagnan. Ini berarti daya beli masyarakat tidak tergerus oleh inflasi. Ini merupakan indikator yang cukup baik," kata Sri Mulyani Indrawati di Kementerian Keuangan, Jumat pekan lalu (25/2019).

Di samping itu, lanjut Sri, masyarakat cenderung membelanjakan uangnya secara ekstra menjelang hingga sesudah hari raya Idulfitri. Dengan asumsi seluruh THR dan gaji ke-13 PNS, TNI dan Polri dibelanjakan, bakal ada Rp20 triliun tambahan konsumsi yang masuk ke komponen Produk Domestik Bruto (PDB).

"Mungkin nanti kami hitung berapa jumlahnya [PDB]," imbuh dia.

Hanya Bersifat Temporer

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Adhi S. Lukman memprediksi kondisi perekonomian menjelang lebaran tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab, kata dia, ada kenaikan penjualan makanan rata-rata 30 persen sejak Maret hingga Mei 2018.

Meski demikian, Direktur Central of Economics Reform (CORE), Piter Abdullah menilai dampak mudik bagi pergerakan perekonomian di daerah berbeda-beda. Ini lantaran arus mudik di daerah luar Jawa diperkirakan tidak begitu besar karena kendala infrastruktur dan mahalnya harga tiket pesawat.

"Aliran uang di daerah-daerah Jawa cukup besar dan mampu menggerakkan perekonomian daerah secara cukup signifikan. Dari sebelum lebaran sudah ada transfer uang untuk perbaikan rumah dan sebagainya," ujar Piter.

Piter memperkirakan, jumlah pemudik tahun ini lebih besar ketimbang tahun lalu lantaran telah tersambungnya tol Trans Jawa dan Trans Sumatera serta berbagai pembangunan infrastruktur di daerah. Namun, ia menyakini perputaran uang di daerah ini hanya sementara belaka.

"Setelah usai libur lebaran, para pemudik kembali ke kota, perekonomian di daerah kembali melambat," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait MUDIK LEBARAN 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Mufti Sholih