Menuju konten utama

MRT-Polda Metro Jaya Teken MoU untuk Keamanan Jelang Lebaran 2018

Langkah penjaminan keamanan ini untuk 13 stasiun MRT Jakarta.

MRT-Polda Metro Jaya Teken MoU untuk Keamanan Jelang Lebaran 2018
Sejumlah pekerja melakukan perawatan rangkaian kereta MRT di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (26/4/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - PT MRT Jakarta menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Polda Metro Jaya untuk pengamanan objek vital nasional MRT Jakarta.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan, Agung Wicaksono mengatakan MRT Jakarta adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Keamanan proyek pembangunan dan operasional MRT harus dijaga, apalagi setelah maraknya aksi terorisme menjelang Ramadan beberapa waktu lalu.

"Kalau kita ingat di awal Ramadan kita dikejutkan berbagai gangguan keamanan yang tentunya bagi kita semua termasuk MRT, yang ditargetkan 130 sampai 170 orang sehari akan melintas dengan MRT ini. Maka, sangat perlu sekali adanya suatu perhatian mekanisme keamanan yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan," ujar Agung di Jakarta pada Kamis (7/6/2018).

Langkah penjaminan keamanan ini untuk 13 stasiun MRT, terdiri dari 6 di bawah tanah dan 7 melayang (elevated).

Nota Kesepahaman ini mencakup beberapa hal, yaitu berbagi informasi, pengembangan sumber daya manusia, dan pelaksanaan serta pengembangan manajemen sistem pengamanan. Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu lima tahun sejak penandatanganan dilakukan.

Direktur Pengamanan Objek Vital Polda Metro Jaya, Kombespol Heri Purwono mengatakan dalam implementasi sistem keamanan proyek MRT ini payung hukumnya cukup dengan perjanjian kerja sama (PKS), yang meliputi pembangunan dan operasional.

"Untuk keberadaan MRT perlu payung hukum yang lain, tapi untuk keamanan hanya dengan PKS. Satu, saat ini baru dalam rangka pembangunan MRT. Nanti dalam tataran operasional, perlu PKS baru. Di sana (PKS) dijelaskan teknisnya," kata Heri.

Ia mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti penandatangan kerja sama pada hari ini dengan melakukan survei ke 13 titik stasiun MRT. Salah satu yang akan dipertimbangkan adalah sistem keamanan, seperti CCTV deteksi wajah, dan keutuhan personil keamanan.

"Senin kami langsung survei ke13 titik. Potensi kerawanan seperti apa, gardu induk yang diamankan dimana saja jalurnya. Jadi, segera agar lebih tajam outcomenya [hasilnya]," ujarnya.

Ia pun menyampaikan bahwa dengan melihat beberapa aksi terorisme yang belakangan terjadi, serangan seringkali diawali tanpa adanya tanda-tanda ancaman terlebih dahulu.

"Ancaman bisa dikatakan tidak ada, yang ada serangan. Itu [proyek vital nasional] yang tidak boleh tersentuh itu [serangan]," ungkapnya.

Hingga 30 Mei 2018, kemajuan pekerjaan konstruksi MRT Jakarta secara keseluruhan telah mencapai 94,19 persen dengan rincian 91,82 persen untuk konstruksi layang dan 96,59 persen untuk konstruksi bawah tanah.

PT MRT Jakarta juga menyiapkan aspek operasi dan pemeliharaan untuk memenuhi target operasi pada Maret 2019, di mana saat ini kesiapan telah mencapai 52,54 persen yang meliputi aspek SDM dan institusi.

Baca juga artikel terkait PROYEK MRT atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Dipna Videlia Putsanra