Menuju konten utama

Motif di Balik Ucapan "Kasihan" Megawati ke Prabowo

Megawati mengaku kasihan dengan Prabowo yang menurutnya dikelilingi para penyebar hoaks. Kubu Prabowo merespons negatif pernyataan itu.

Motif di Balik Ucapan
Petugas menyematkan tanda kehormatan kepada Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri pada malam penganugerahan pengurus pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI) di Jakarta, Sabtu (10/11/2018). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id - “Ndak pernah saya menghujat orang. Ngomongin siapa-siapa, ndak. Sampai Pak Prabowo pun dengan saya hormat... Kalau saya bilang, kasihan beliau. Kenapa orang di lingkungannya seperti begitu? Seakan-akan orang di lingkungannya yang selalu menjalankan hal-hal yang buruk, yang mengkritisi pemerintah dengan cara yang menurut saya bukan kritikan positif.”

Pidato cukup panjang itu disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam acara pembekalan calon anggota legislatif PDIP di Gedung DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018) kemarin.

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga yang juga ada di acara itu sempat menegur Megawati ketika pidato . Namun, putri proklamator Soekarno itu tidak peduli. Ia terus bicara, termasuk soal hoaks yang menimpa Joko Widodo—Presiden ke-7 RI yang oleh Megawati kerap disebut ‘petugas partai.’

“Kita tahu itu omongan bohong, omongan kebencian. Nah, sekarang apa tugas kalian? Kalian harus beri pencerahan kepada rakyat yang sekarang dibodohi.”

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Ace Hasan Syadzily tidak mau menerka apa maksud Megawati tiba-tiba menyinggung Prabowo dan timnya. Namun, dia merasa hoaks terkait pemerintahan Jokowi memang masih marak.

Ini barangkali yang mendasari pernyataan Megawati.

“Ya faktanya bahwa kubu sebelah [Prabowo-Sandi], saya kira banyak yang mereproduksi isu-isu yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, misalnya 99 persen rakyat Indonesia hidup pas-pasan, lalu kemudian Indonesia tahun 2030 bubar,” kata Ace kepada reporter Tirto, Jumat (16/11/2018).

“Saya kira wajar itu ya, meluruskan hoaks-hoaks itu,” katanya lagi.

Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf Raja Juli Antoni sependapat. Kepada reporter Tirto ia menyebut “jubir di kubu sebelah suka menjungkirbalikkan fakta.”

Demokrat Bela Prabowo

Pernyataan yang terkesan netral itu rupanya memercik kekesalan kubu oposisi. Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi dari Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyuruh Megawati mengevaluasi dirinya sendiri.

Megawati diminta evaluasi karena bukan hanya hoaks dan ujaran kebencian kepada Jokowi-Ma’ruf yang beredar, tapi juga kepada Prabowo-Sandi.

“Bahkan itu diproduksi pendukung penguasa. Megawati bicara hoaks hanya kepada Jokowi. Saya pikir Megawati perlu melihat ke internal: siapa yang paling sering memproduksi hoaks?” kata Ferdinand kepada reporter Tirto.

Ferdinand yakin simpatisan Jokowi-Ma’ruf lebih banyak memproduksi hoaks. Ia juga menyinggung temuan Drone Emprit yang menyebut simpatisan pasangan nomor urut 01 lebih banyak menggunakan akun robot.

“Memang pintar mereka meramu narasi-narasi agar tidak terkena jeratan hukum. Tapi saran saya kepada Ibu Megawati yang terhormat, bersihkan dulu kubu-kubu Jokowi dari pembuat hoaks dan fitnah, baru menuding kubu Prabowo-Sandi.”

Megawati Bermain Jadi Korban

Ferdinand merasa Megawati mengeluarkan pernyataan demikian dalam rangka memposisikan Jokowi-Ma’ruf sebagai korban.

“Ini, kan, playing victim. Seharusnya mereka evaluasi, tapi malah bermain seperti ini. Hentikan dulu bermain fitnah dan yang lain akan berhenti juga,” tegas Ferdinand.

Infografik CI prabowo vs Megawati

Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak merasa ucapan Megawati ini merugikan kubunya karena seakan-akan kritik yang disampaikan kepada Jokowi sebagai petahana selalu hoaks.

“Itu berbahaya. Harus proporsional untuk melihat bahwasanya kritik itu instrumen penting dalam demokrasi. Jangan sampai dikemas setiap kritik disebut hoaks. Itu kan untuk menutupi ketidakmampuan maka diproduksi kata-kata yang negatif,” tegas Dahnil kepada reporter Tirto.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Rio Apinino