Menuju konten utama

Monica Lewinsky Buka Kisah Gelap dengan Clinton di Wawancara 20 Jam

“Sepanjang sejarah, perempuan telah diperdagangkan dan dibungkam. Sekarang, inilah saatnya kami menceritakan kisah kami sendiri dengan kata-kata kami sendiri,” ujar Lewinsky.

Monica Lewinsky Buka Kisah Gelap dengan Clinton di Wawancara 20 Jam
Monica Lewinsky berbicara di depan umum untuk pertama kalinya sejak kekacauan Clinton di Forbes Under 30 Summit di Convention Center di Philadelphia, Pa pada 20 Oktober 2014 foto kredit Star Shooter / MediaPunch / IPX

tirto.id - Monica Lewinsky, mantan pegawai magang Gedung putih yang pernah tersandung skandal perselingkuhan dengan Presiden Amerika Serikat ke-42 Bill Clinton, kembali membuka kasusnya ke publik dalam 20 jam wawancara bersama A&E's The Cinton Affair.

Berdasarkan laporan The Guardian, Monica Lewinsky akan berbicara banyak dan membuka tentang hubungan gelapnya dengan Presiden Bill Clinton dalam serial baru setiap minggunya.

“Sepanjang sejarah, perempuan telah diperdagangkan dan dibungkam. Sekarang, inilah saatnya kami menceritakan kisah kami sendiri dengan kata-kata kami sendiri,” ujar Lewinsky sebagaimana dilansir The Guardian.

Lewinsky memberikan 20 jam wawancara untuk docuseries A&E baru, yang ia beri judul: The Clinton Affair.

“Selamat tinggal, skandal Lewinsky,” tulisnya dalam sebuah esai di Vanity Fair pekan lalu, menjelaskan keputusannya untuk bersuara untuk serial interview ini.

"Saya pikir 20 tahun itu sudah cukup untuk membawa menutup diri."

Dalam klip-klip yang dirilis di serial tersebut, Lewinsky mengenang pertemuan gelapnya dengan Clinton di ruang pribadinya di Oval Office, dan upaya mereka yang gagal untuk menjaga hubungan untuk tetap pribadi.

“Kami berdua berhati-hati. Tetapi tidak cukup berhati-hati, ”katanya dalam klip yang disiarkan di Good Morning America.

Lewinsky menceritakan bagaimana Clinton pernah memperingatkannya, jika suatu hari kemungkinan ia akan dihadapkan tuduhan pelecehan seksual terkait hubungannya.

“Saya ketakutan. Saya khawatir dengan kondisi keluarga saya jika kasus ini diketahui publik,” katanya.

Ia menjelaskan, Clinton mengatakan kepadanya bahwa dia bisa saja menandatangani surat pernyataan untuk menolak bersaksi.

“Dia [Clinton] tidak pernah mengatakan: 'Dengar, kamu harus berbohong terkait hal ini.' Tetapi di sisi lain, dia juga tidak berkata: 'Dengar, sayang, ini akan menjadi sangat mengerikan, kita harus berkata yang sebenarnya,” tutur Lewinsky.

Hingga kemudian, Lewinsky menandatangani dokumen yang menyangkal hubungan tersebut. Clinton juga menyangkal hubungan gelap mereka berdua secara terbuka dan di bawah sumpah.

Clinton dihadapkan dengan potensinya lengser dari pemerintahan AS karena perselingkuhan itu, tetapi Senat menolak untuk menurunkannya dari jabatan, sehingga dia bisa lanjut menyelesaikan masa jabatan keduanya.

“Beberapa orang yang paling dekat dengan saya bertanya mengapa saya ingin mengunjungi kembali bagian yang paling menyakitkan dan traumatis dalam hidup saya - lagi. Di depan umum. On-camera,” tulis Lewinsky di Vanity Fair.

“Bagian terpenting dari bangkit setelah terjatuh adalah keberanian jujur dengan kenyataan, meski seringkali menyakitkan," lanjutnya.

“Dengan membuat dokumenter [interview 20 jam] memaksa saya untuk mengakui pada diri saya sendiri perilaku masa lalu yang masih saya sesali dan membuat saya malu. Ada banyak. Banyak momen ketika saya mempertanyakan sejumlah hal, bukan hanya ketika membuat keputusan-keputusan penting, tetapi juga mempertanyakan kewarasan saya sendiri,” tulisnya.

Baca juga artikel terkait PELECEHAN SEKSUAL atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Humaniora
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani