Menuju konten utama

Monica Baca Kekompakan Cagub DKI dari Bahasa Tubuh 

Pakar bahasa tubuh Monica Kumalasari memaparkan hasil analisisnya terkait dengan kekompakan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta melalui bahasa tubuh ketiga pasangan tersebut.

Monica Baca Kekompakan Cagub DKI dari Bahasa Tubuh 
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kiri)-Slyviana Murni (kedua kiri), Basuki Tjahaja Purnama (ketiga kiri)-Djarot Saiful Hidayat (ketiga kanan), dan Anies Baswedan (kedua kanan)-Sandiaga Uno (kanan) mengikuti debat ketiga Pilkada DKI Jakarta, Jumat (10/2). Tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pakar bahasa tubuh Monica Kumalasari memaparkan hasil analisisnya terkait dengan kekompakan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta melalui bahasa tubuh ketiga pasangan tersebut. Tidak hanya kekompakan, Monica juga mengklaim mendapatkan gambaran perasaan grogi dan puas masing-masing pasangan calon melalui debat terakhir calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Jumat (10/2).

Dilansir dari Antara, Minggu (12/2/2017), dimulai dari pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Menurutnya, AHY cenderung mendominasi namun legowo memberikan kesempatan pada Sylviana. Pasangan calon ini melakukan koreksi atau penyempurnaan dari debat sebelumnya soal dominasi.

“Mereka juga berusaha merebut simpati warga usia senior dengan menggunakan verbal style yang bukan baseline mereka. AHY menggunakan kata “nguwongke”, sementara Sylvi menggunakan kata “ngopeni”,” ungkap Monica.

Sedangkan, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat terlihat Ahok menahan diri untuk mengambil porsi yang lebih. Kesempatan ini dimanfaatkan Djarot untuk menguasai panggung.

Menurut Monica, Ahok seringkali menampilkan senyum tawanya merespons jawaban-jawaban paslon lain atas pertanyaan Djarot.

“Senyum ini pertanda Ahok puas atas statement yang disampaikan oleh Djarot,” ujar Monica.

Ia menambahkan, dalam cara penyampaian Djarot terlihat lebih berkharisma dengan tutur kata dan sikap yang lebih santun, sedangkan Ahok kurang tepat dalam bertutur dalam setting protokoler.

Kemudian, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno nampak masih dengan gaya “baseline” Anies sebagai dosen, yang menurut Monica memiliki gaya retorika sebagai motivator paling baik dibanding pasangan calon lain. Kemampuannya merangkai dan membingkai kata juga tidak diragukan.

“Anies tahu benar bagaimana memainkan emosi penonton dengan kalimat pembuka sesuai tema – contoh bagaimana Ia mengapresiasi peran perempuan,” kata Monica.

Sementara itu, dibandingkan dengan Anies, penguasaan emosi Sandiaga jauh lebih baik dan santun. Menurut Monica, Sandiaga lebih menguasai detail terutama dalam bidang keuangan dan bisnis.

Ia menambahkan pasangan nomor urut tiga berusaha menampakkan keharmonisan dengan saling mengapresiasi kelebihan masing-masing. Hal ini juga terlihat saat Sandiaga mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan Ahok. Saat itu, Anies tampak menepuk halus punggung Sandiaga sebagai upaya dukungan dan motivasi.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAGUB DKI 2017 atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Politik
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh