Menuju konten utama

Molor dari Target, RS Pulau Galang bagi Pasien COVID-19 Sudah 92%

Pembangunan gedung isolasi pasien COVID-19 di Batam Baru 92 persen, terlambat dari target yang harusnya diselesaikan pada 28 Maret 2020.

Molor dari Target, RS Pulau Galang bagi Pasien COVID-19 Sudah 92%
Foto aerial progres pembangunan rumah sakit khusus Corona (COVID-19) di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (25/3/2020). ANTARA FOTO/Bobby/Mnk/aww.

tirto.id - Pembangunan fasilitas karantina untuk pengendalian COVID-19 di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau sudah sampai 92 persen.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmadwidjaja mengatakan proyek ini segera rampung meski molor dari target.

"Semula fasilitas ini ditargetkan selesai pada 28 Maret 2020, namun karena kendala faktor pengiriman barang, termasuk material konstruksi, akibat cuaca buruk, maka target penyelesaian bergeser menjadi 5 April 2020," kata Endra dalam keterangan resmi yang diterima Tirto.id, Senin (30/3/2020).
Ia menjelaskan target disesuaikan dengan memperhatikan keterlambatan pengiriman material, pemasangan instalasi kesehatan, dan mobilisasi petugas medis. Rencana kapasitas tampung fasilitas karantina adalah 1.000 tempat tidur.

Pada Tahap I akan dibangun dua gedung berlantai 2 untuk menampung 340 tempat tidur, dengan prioritas 240 tempat tidur diselesaikan terlebih dulu bagi orang dalam pengawasan (ODP) COVID-19 dan 100 ranjang untuk pasien dalam pengawasan (PDP).

Ke-340 ranjang ini adalah fasilitas observasi non-ICU; 20 ranjang lain adalah fasilitas ICU. Sisanya, 640 ranjang akan dibangun pada tahap II.

Lokasi rumah sakit darurat bagi pasien COVID-19 ini adalah bekas kamp pengungsi Vietnam berjarak 60 km dari Bandara Hang Nadim dan 56 km dari Kota Batam, dengan lahan seluas 20 hektare dari total luas 80 hektare.

Rencananya, pembangunan fasilitas observasi penyakit menular di Pulau Galang dibagi menjadi tiga zonasi.

Zona A meliputi gedung penunjang seperti mess petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, laundry, gudang dan power house.

Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, laboratorium, ruang sterilisasi, GWT, central gas medik, instalasi jenazah, landasan helikopter, dan zona utilitas.

Sementara zona C dikerjakan berikutnya menyesuaikan kebutuhan lahan.

Di sekitar fasilitas utama akan dilengkapi ruang tindakan, ruang penyimpanan mobile rontgen, ruang laboratorium, dapur, renovasi bangunan untuk bangunan penunjang, fasilitas air bersih, air limbah, drainase, sampah, dan utilitas lain, serta ruang alat kesehatan, ruang isolasi dan observasi.

Keseluruhan pekerjaan di bawah supervisi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kepulauan Riau, Ditjen Cipta Karya. Kontraktor pelaksananya PT Waskita Karya dan PT Wijaya Karya, sedangkan konsultan manajemen konstruksi adalah PT Virama Karya.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana