Menuju konten utama
Liga Italia

Moise Kean Jadi Sasaran Rasisme Suporter Cagliari

Moise Kean dan Blaise Matuidi jadi sasaran rasisme suporter Cagliari dalam laga melawan Juventus pada Rabu (3/4).

Moise Kean Jadi Sasaran Rasisme Suporter Cagliari
Pemuan muda Juventus Moise Kean. MARCO BERTORELLO

tirto.id - Kemenangan 2-0 Juventus atas Cagliari dalam laga lanjutan pekan 30 Liga Italia 2018/2019 pada Rabu (3/4) di Sardegna Arena diwarnai aksi rasisme suporter tuan rumah. Pencetak gol terakhir Juventus, Moise Kean, mendapat cemoohan bernada rasisme dari suporter Cagliari usai merayakan gol.

Penyerang muda berusia 19 tahun itu melakukan selebrasi dengan merenggangkan kedua tangannya sambil berdiri mematung menghadap ke tribun fans tuan rumah usai sebelumnya selalu diolok ketika membawa bola. Sontak cemoohan fans makin menjadi. Blaise Matuidi sempat protes kepada wasit untuk menghentikan laga, namun pertandingan hanya menyisakan waktu 4 menit.

Melalui instagram pribadinya, Kean, mengunggah foto selebrsinya dengan takarir 'Respons terbaik terhadap rasisme' usai pertandingan. Namun rekan satu timnya yang lain, Leonardo Bonucci, justru melontarkan komentar kontroversional. Bonucci menyebut Kean seharusnya tidak melakukan selebrasi provokatif dan tak memancing amarah suporter.

"Kean tahu bahwa ketika dia mencetak gol, dia harus fokus merayakan bersama rekan satu timnya. Dia tahu dia bisa melakukan sesuatu yang berbeda juga," kata Bonucci kepada Sky Sport Italia.

"Ada ejekan rasisme setelah gol, Blaise Matuidi mendengarnya dan marah. Saya pikir kesalahannya adalah 50-50, karena Moise seharusnya tidak melakukan itu dan Curva seharusnya tidak bereaksi seperti itu. Kami adalah profesional, kami harus memberikan contoh dan tidak memprovokasi siapa pun."

Tidak sependapat dengan Bonucci, sang pelatih, Massimiliano Allegri mengatakan pelaku rasisme harus dihukum seumur hidup. Menurutnya pemanfaatan teknologi kamera akan sangat membantu. Namun Allegri merasa FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) tidak mau mengurusi kasus seperti ini.

"Kita perlu menggunakan kamera, menemukan mereka yang melakukannya dan menghukum mereka. Ini sangat sederhana, mengidentifikasi mereka dan bukan larangan satu atau dua tahun, cukup beri mereka larangan seumur hidup. Kami punya teknologinya, itu bisa dilakukan jika pihak berwenang menginginkannya. Masalahnya adalah, mereka [FIGC] benar-benar tidak mau," ungkap sang pelatih setelah laga.

Masih di musim ini, bek Napoli, Kalidou Koulibaly, mendapat perlakuan serupa saat timnya bertandang ke Giuseppe Meazza, markas Inter Milan pada (27/12/2018) silam. Koulibaly mendapat cemooh seisi stadion setelah mendapat kartu merah pada laga itu.

Menurut pelatih Napoli, Carlo Ancelotti, pihaknya telah meminta komite pertandingan untuk menangguhkan jalannya laga, namun tidak diiyakan. Inter sendiri hanya mendapat hukuman empat laga kandang tanpa pendukung.

Baca juga artikel terkait LIGA ITALIA atau tulisan lainnya dari Gilang Ramadhan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Agung DH