Menuju konten utama

Moeldoko Sebut KTT G20 Momentum Galang Perdamaian Dunia

Moeldoko mengatakan, Indonesia berupaya mendorong penyelesaian masalah dunia bersama-sama sekaligus memegang 3 isu utama dalam KTT G20.

Moeldoko Sebut KTT G20 Momentum Galang Perdamaian Dunia
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan keterangan kepada wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (20/3/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd

tirto.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, Indonesia berupaya mendorong penyelesaian masalah dunia bersama-sama sekaligus memegang 3 isu utama dalam KTT G20.

Ketiga isu utama yang didorong Indonesia antara lain reformasi arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital dan mempercepat transisi energi. Bagi Moeldoko, momen G20 adalah momen besar demi menjaga perdamaian dunia.

"KTT Ini menurut saya pertemuan terbesar Di luar APEC ya. Dulu kita bicara APEC, sekarang G20. Saya pikir ini pertemuan cukup besar oleh kepala kepala negara yang punya reputasi, negara yang besar, ini sebuah momentum sangat bagus untuk menggalang peacefull kedamaian dunia," kata Moeldoko di Media Center G20, Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022).

"Justru situasi ini menjadi kesepakatan bersama, semua negara bersepakat menuju bagaimana penyelesaian isu-isu global ini termasuk juga isu lingkungannya," tutur Moeldoko.

Namun demikian, dia menegaskan, pertemuan G20 kali ini tidak berfokus pada penurunan tensi geopolitik global. Pertemuan tersebut lebih berfokus pada isu pangan, energi dan finansial.

"Dalam pertemuan ini tentu bahasan bahasan lebih kepada prioritas atas isu isu global tentang isu krisis pangan, energi dan financial program. Itu juga jadi bahasan utama, sehingga itu harapannya bisa meredakan situasi, karena semua berfokus pada situasi yang kurang baik di global ini," jelasnya.

Baca juga artikel terkait PERDAMAIAN DUNIA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang