Menuju konten utama
Round Up

Mitigasi Kemacetan Arus Balik: Perpanjang Libur Sekolah hingga WFH

Demi mengurai kemacetan arus balik, khusus warga yang akan kembali ke Jabodetabek diberikan kelonggaran: perpanjangan libur hingga WFH.

Mitigasi Kemacetan Arus Balik: Perpanjang Libur Sekolah hingga WFH
Foto udara kendaraan antre melintasi Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Minggu (8/5/2022). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/YU

tirto.id - Senin, 9 Mei 2022 menjadi hari pertama bagi masyarakat untuk kembali ke rutinitas mereka usai libur panjang Idulfitri 1443 H. Tahun ini, pemerintah menetapkan libur cukup panjang, yaitu mulai 29 April hingga 8 Mei 2022. Namun demikian, untuk mengurai kemacetan saat arus balik, khusus bagi warga yang akan kembali ke Jabodetabek diberikan kelonggaran: perpanjangan libur hingga work from home (WFH).

Perpanjangan libur panjang diberikan bagi anak sekolah dan kebijakan WFH bagi para pegawai negeri negara (PNS) hingga pekerja swasta. Gagasan ini berawal dari upaya pemerintah yang ingin mengurai kemacetan arus balik sejak 4 Mei 2022. Hal ini belajar dari arus mudik yang cukup padat hingga terjadi kemacetan di sejumlah titik.

Data Kementerian Perhubungan menunjukkan, jumlah pergerakan penumpang di semua moda angkutan per harinya, mulai dari 25 April atau H-7 hingga Sabtu, 7 Mei/H+4, antara lain: Pada H-7 sebanyak 527.987 penumpang, H-6 (571.119 penumpang), H-5 (686.181 penumpang), H-4 (846.440 penumpang), H-3 (934.719), H-2 (955.272), H-1 (687.665 penumpang). Sementara pada hari H lebaran sebanyak 539.380 penumpang, hari kedua sebanyak 698.798 penumpang.

Sedangkan saat cuti bersama usai lebaran, pada H+1 atau 4 Mei sebanyak 814.900 penumpang, H+2 atau 5 Mei (919.404 penumpang), H+3 atau 6 Mei (927.244 penumpang) dan H+4 atau 7 Mei sebanyak 1.037.409 penumpang (puncak tertinggi).

Pemerintah pun memprediksi masih ada pemudik yang belum balik hingga 47 persen. “Jumlah pergerakan arus balik diprediksi akan terus meningkat pada hari ini,” ucap Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, Minggu (8/5/2022).

PUNCAK ARUS BALIK DI JALUR PANTURA

Sejumlah kendaraan yang didominasi pemudik melintas di jalur Pantura Karawang, Jawa Barat, Minggu (8/5/2022). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/YU

Upaya mitigasi arus balik sudah dilakukan sejak Kamis (5/5/2022) atau dua hari setelah libur nasional Idulfitri (2 dan 3 Mei 2022). Presiden Joko Widodo pun mengimbau kepada pemudik untuk pulang setelah hari puncak arus balik, yakni 6-8 Mei 2022.

Kemudian, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengaku berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mitigasi lonjakan arus balik. Mereka lantas menerapkan perpanjangan libur panjang anak sekolah dari sebelumnya anak sekolah masuk pada 9 Mei 2022 menjadi 12 Mei 2022, utamanya bagi siswa yang bersekolah di wilayah Jabodetabek.

“Kemendikbudristek menanggapi dengan positif hasil koordinasi dengan Kemenhub terkait upaya bersama dalam membantu mengurai kemacetan pada arus balik lebaran 2022, utamanya di kawasan Jabodetabek,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Anang Ristanto saat dikonfirmasi Tirto, Kamis (5/5/2022).

Pemerintah juga menerapkan WFH setelah MenpanRB Tjahjo Kumolo menyetujui usulan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit yang ingin para aparatur sipil negara bisa WFH.

“Saya setuju dengan pendapat kapolri agar instansi pemerintah menerapkan kebijakan WFH. Seluruh PPK diharapkan mengatur pembagian jadwal agar penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan,” ujar Tjahjo, Jumat (6/5/2022).

Tjahjo menilai, WFH selama mudik masih dimungkinkan karena instansi pemerintahan telah menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang memungkinkan ASN bekerja tanpa batas ruang dan fleksibel menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah digunakan saat ini.

Selain itu, pandemi Covid-19 belum hilang sepenuhnya dari Indonesia sehingga sistem kerja dari rumah juga bisa dijadikan kesempatan untuk isolasi mandiri selama beberapa hari kedepan.

“WFH juga bisa jadi kesempatan untuk isoman agar mencegah adanya pertambahan kasus Covid-19,” ungkap Tjahjo.

Beberapa instansi pun sudah mulai menerapkan WFH setelah Tjahjo menyetujui usulan Kapolri Sigit. Kementerian Dalam Negeri dan Mahkamah Agung (MA) sebagai contoh instansi yang membolehkan WFH usai libur lebaran dan cuti bersama. MA misal mengeluarkan 1181/SEK/KP.05.3/5/2022 tentang pembolehan WFH. Kemendagri menerbitkan SE Nomor 440/2420/SJ tanggal 8 Mei 2022.

Tak hanya itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah juga menyarankan agar pengusaha berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pekerja atau buruh yang mudik lebaran, sehingga dapat menghindari puncak arus balik tersebut.

“Tentunya, pelaksanaannya harus berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan aturan yang berlaku di masing-masing tempat kerja," kata Ida sebagaimana dikutip Antara.

Mengurai Kemacetan atau Menekan COVID-19

Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), Timboel Siregar mengatakan, opsi WFH merupakan solusi yang baik. Timboel menilai opsi WFH justru sebaiknya untuk menekan penyebaran COVID-19 daripada alasan mengurai kemacetan saat arus balik.

“Seharusnya alasan utama usulan WFH tersebut adalah untuk meminimalisir penyebaran COVID-19, yaitu upaya preventif, dan selanjutnya alasan agar tidak terjadi penumpukkan pada proses arus balik di jalan. Jadi imbauan ini lebih ditekankan pada upaya preventif agar penyebaran COVID-19 bisa diminimalisir,” kata Timboel dalam keterangan, Senin (9/5/2022).

Timboel memandang, imbauan Menaker Ida bisa disetujui berdasarkan kebijakan sepihak manajemen perusahaan saja, tanpa harus ada kesepakatan dengan pekerja atau serikat buruh. Ia menilai, serikat buruh menjadi bagian penting untuk memastikan seluruh pekerja masuk kerja normal pada posisi sehat sehingga bisa lebih produktif dan proses produksi tidak terganggu ke depannya.

Timboel juga meminta agar usulan WFH diperbolehkan dengan beberapa syarat. Pertama, perusahaan memberikan kesempatan untuk WFH bagi pekerja yang benar-benar mudik, sementara yang tidak mudik bisa masuk kerja seperti biasa. Ini diperlukan agar pekerja yang mudik bisa beristirahat juga selagi WFH dari rumah, agar tetap produktif dalam bekerja nantinya.

“Untuk pekerjaan yang bersifat pelayanan publik secara langsung, bagi pekerja yang tidak mudik dan sehat bisa membantu menggantikan sementara pekerja yang mudik atau yang sedang mengalami flu, batuk, dan sebagainya walaupun pekerja tersebut tidak mudik,” kata Timboel.

Kedua, perusahaan memberikan kesempatan WFH untuk pekerja yang mengalami gejala batuk, flu, walaupun pekerja tersebut tidak mudik. Hal ini penting sekali untuk meminimalisir potensi penyebaran COVID-19. Tentunya, kata Timboel, hal ini dibutuhkan kejujuran pekerja sehingga seluruh pekerja di perusahaan bisa tetap sehat. Jangan sampai ada pekerja yang sedang demam, batuk atau flu memaksakan diri masuk kerja.

“Semoga paska mudik, seluruh pekerja kita sehat selalu dan siap bekerja kembali dengan semangat meningkatkan kualitas kerjanya dan produktivitasnya. Harapan dan semangat tersebut diperlukan dalam menjaga momentum saat ini agar ekonomi kita benar-benar recovery dan target pertumbuhan ekonomi tercapai sehingga pembukaan lapangan kerja terus tercipta,” kata Timboel.

ARUS BALIK DI STASIUN BANDUNG

Sejumlah penumpang kereta api Lodaya tiba di Stasiun Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/5/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/YU

Sementara itu, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengakui bahwa ada dampak ekonomi ketika warga WFH atau anak tak bersekolah. Akan tetapi, dampak ekonomi yang muncul tidak signifikan.

“Dampak ke ekonomi tentu ada, namun tidak signifikan. Pasalnya uang mereka kan sudah berkurang ketika libur lebaran sudah usai," kata Huda kepada reporter Tirto, Senin (9/5/2022).

Huda menuturkan, perputaran ekonomi saat lebaran umumnya berkontribusi pada 0,1 persen dari pertumbuhan ekonomi di tiap kuartal. Keadaan ini justru lebih kecil. Ia pun menuturkan, "Arus perputaran uang juga tidak sebesar ketika libur lebaran.”

Huda menuturkan, pertumbuhan tidak signifikan karena setengah dari pemudik sudah kembali ke ibu kota. Dengan kata lain, konsumsi daerah tidak setinggi saat lebaran.

“Saya melihatnya seperti ini untuk memecah arus balik saja sih. Kemarin cukup lancar ketika arus balik kemarin. Tidak ada penumpukan cukup signifikan di beberapa titik," kata Huda.

Baca juga artikel terkait ARUS BALIK 2022 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz