Mesiat Geni, Tolak Bala Dan Keharmonisan Semesta

"Mesiat Geni" atau tradisi perang api digelar setahun sekali. (AP Photo/ Firdia Lisnawati)
Tradisi ini diyakini untuk melebur hal-hal negatif dan memohon keharmonisan. (AP Photo/ Firdia Lisnawati)
Prosesi Mesiat Geni diawali dengan persembahyangan bersama diikuti tarian sakral lalu peserta mendapat anugerah air suci untuk memohon keselamatan sehingga tradisi dapat berjalan dengan lancar. (AP Photo/ Firdia Lisnawati)
Meski para pemuda saling memukulkan sabut kelapa yang telah dibakar, tak pernah ada peserta yang  mengalami cedera atau luka. - ANTARA FOTO/ Nyoman Hendra Wibowo
Saat 'Perang Api' usai,  tak ada dendam di antara para peserta. (AP Photo/ Firdia Lisnawati)
Mesiat Geni ini dilakukan untuk melestarikan tradisi dan memupuk rasa persaudaraan. - ANTARA FOTO/ Nyoman Hendra Wibowo
Saat 'Perang Api' usai, tak ada dendam di antara para peserta karena Mesiat Geni ini dilakukan untuk melestarikan tradisi dan memupuk rasa persaudaraan. (AP Photo/ Firdia Lisnawati)
Senin, 10 Oktober 2022 23:28 WIB
Sejumlah pemuda melakukan tradisi 'Mesiat Geni' atau perang api pada Senin malam 10 Oktober 2022. Mereka saling memukulkan api dari sabut kelapa yang dibakar.

Mesiat Geni adalah tradisi tahunan yang digelar di Pura Dalam Kayangan, Desa Adat Tuban, Kuta, Badung, Bali sebagai upaya melebur hal-hal negatif, memupuk rasa persaudaraan dan memohon keharmonisan di alam semesta.

Tentunya tradisi ini juga diyakini sebagai penolak bala.

Yang unik adalah, meski para pemuda saling memukulkan sabut kelapa yang telah dibakar, tak pernah ada peserta yang mengalami cedera atau luka. - ANTARA FOTO/ Nyoman Hendra Wibowo
DarkLight