Menuju konten utama

Mereka yang Tetap Jumatan di Petamburan

Hujan yang mengguyur DKI Jakarta, pada Jumat (2/12/2016) membuat sebagian warga Petamburan, Jakarta Barat mengurungkan niatnya bergabung dengan ribuan massa aksi 212 di Monas, Jakarta Pusat.

Mereka yang Tetap Jumatan di Petamburan
Kondisi Jalan Petamburan III usai solat Jumat, Jumat (2/12/). Banyak motor terparkir tidak jauh dari markas Front Pembela Islam (FPI). Hujan mengguyur daerah yang sebelumnya ramai dihadiri umat Islam. Daerah ini sempat menjadi titik kumpul umat Islam sebelum aksi bela Islam II. [Tirto/Taher]

tirto.id - Hujan yang mengguyur DKI Jakarta, pada Jumat (2/12/2016) membuat sebagian warga Petamburan, Jakarta Barat, mengurungkan niatnya bergabung dengan ribuan massa aksi 212 di Monas, Jakarta Pusat. Mereka lebih memilih salat Jumat di Masjid Al Ishlah. Petamburan adalah kawasan yang menjadi markas Front Pembela Islam atau FPI.

Hal tersebut diungkapkan Habib Nur (50), marbot Masjid Al Ishlah. Ia mengaku warga sempat mau ikut dalam aksi 212, tetapi mengurungkan niatnya karena hujan. "Nggak jadi, pada balik," ujar Nur singkat kepada Tirto di Jakarta, Jumat (2/12/2016).

Nur mengaku, dirinya awalnya berniat mau ikut aksi apabila tidak hujan. Namun, ia mengurungkan niatnya karena situasi tidak memungkinkan. Ia menilai, salat di luar masjid tidak khusyuk. Oleh karena itu, Habib memutuskan untuk menunggu di masjid Al Ishlah.

Sebelumnya, menurut Habib Nur, masjid yang tidak jauh dari markas Front Pembela Islam (FPI) ini sempat penuh karena dijadikan tempat istirahat oleh sekitar 300 massa aksi 212 sebelum berangkat ke Monas.

Hal senada juga diungkapkan salah satu warga Petamburan lainnya, Sanusi (39). Ia juga memilih untuk tidak ikut dalam aksi 212. Pria yang akrab disapa Uci ini memilih tidak ikut karena dirinya diminta menjaga barang-barang yang ada di markas Front Pembela Islam.

"Ane diamanahi jaga sini," ujar Uci kepada Tirto.

Meskipun tidak ikut, Uci mengaku sempat mengikuti aksi 212 tadi pagi. Ia pun sempat mengabadikan massa Aksi Bela Islam III yang berangkat pukul 04.00 WIB. Namun, ia memutuskan kembali setelah salah satu ustad meminta dia untuk kembali. Ia pun kembali dan melaksanakan amanah tersebut dan kembali ke Petamburan pukul 05.00 WIB.

Seperti diketahui, acara doa bersama 2 Desember 2016 yang digelar di Monas mulai Jumat pagi dengan pembacaan dzikir, shalawat, hingga diakhiri shalat Jumat berjamaah.

Sebagian massa sudah mendatangi kawasan Monas pada Kamis (1/12/2012) malam dan Jumat dini hari, sementara Masjid Istiqlal sudah dibanjiri massa sejak Kamis malam dari berbagai daerah sebagai tempat berkumpul dan bermalam.

Mereka yang tidak pergi ke Monas pun tetap menggelar solat Jumat di Petamburan, tepatnya di Masjid Al-Ishlah, yang berlokasi tidak jauh dari masrkas FPI. Jemaat salah Jumat terlihat memenuhi lantai bawah masjid.

Ustad Yusuf selaku khatib masjid Al Ishlah meyakini bahwa aksi bela Islam III Jumat (2/12/2016) yang berlangsung damai dapat membawa perubahan. Ia berkaca dari sejarah Rasulullah menyelesaikan konflik-konflik dengan pihak lain. Semua masalah bisa diselesaikan dengan akhlakul karimah.

"Akhlakul karimah Rasulullah meruntuhkan kekerasan orang-orang Yahudi, orang-orang non Islam, orang-orang tidak seakidah dengan kita," tutur Yusuf di Masjid Al Ishlah di Petamburan, Jakarta, Jumat (2/12/2016).

Pria yang mengenakan pakaian koko hitam itu mencontohkan saat masjid yang dibangun nabi pernah digunakan oleh umat non-muslim. Saat itu, nabi membangun masjid bersama para sahabat untuk tempat ibadah umat muslim. Namun, masjid sempat dipakai oleh umat Yahudi untuk beribadah.

Begitu mengetahui masjid dipakai untuk beribadah, Nabi Muhammad langsung meminta agar umat Yahudi beribadah di tempat lain. Namun, cara pengusiran nabi tidak menyinggung perasaan dan fisik para umat Yahudi.

Selain itu, ia juga mencontohkan saat Nabi Muhammad kembali ke Makkah. Saat itu, ketika Makkah masih dikuasai orang kafir, ia memutuskan untuk kembali dan menyebarkan paham Islam. Kala itu, Rasulullah bersama sahabat mendatangi Makkah tanpa membawa senjata. Kedatangan tersebut diterima oleh para umat kafir di Makkah. Kemudian, tidak sedikit di antara mereka pun akhirnya meyakini Islam.

Yusuf menambahkan, penyelesaian masalah dengan emosi justru dapat memperkeruh masalah. Oleh karena itu, Yusuf menilai gerakan super damai dipercaya dapat menyelesaikan konflik. Apalagi umat Islam telah bersatu dalam aksi ini. Yusuf mengajak umat untuk berdoa sehingga aksi bela Islam III berjalan baik. Ia meminta umat untuk berdoa agar aksi berjalan baik, tidak merusak, dan tidak terjadi kericuhan.

"Kalau memang ada yang bikin aksi tidak baik dan tidak benar Allah akan memberikan betul pd para malaikatnya pada ulama dan aparat negara untuk menangkap orang-orang tersebut," tutur Yusuf.

Baca juga artikel terkait DEMO 2 DESEMBER atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz