Menuju konten utama

Mereka yang Masih Panen Uang Setelah Bubaran Asian Games

Ada 31 perusahaan pemegang lisensi resmi untuk suvenir resmi saat Asian Games 2018. Proses pemenuhan permintaan masih berlangsung meskipun Asian Games sudah usai.

Mereka yang Masih Panen Uang Setelah Bubaran Asian Games
Perajin menunjukkan suvenir Asian Games dari kulit kerang mutiara Lombok di Ragenda Mop, Lingkungan Pesinggahan, Kelurahan Pagesangan Barat, Mataram, NTB, Rabu (1/8/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

tirto.id - Asian Games 2018 sudah berlalu, namun keuntungan yang lahir dari ajang olahraga terbesar di Asia itu tetap berlanjut: produksi dan penjualan suvenir Asian Games 2018 masih berjalan.

Lai Xiang-Chen, atlet bola voli putri asal Cina Taipei, salah satu yang memburu pernak-pernik Asian Games 2018. Ia ikut mengantre di SuperStore Offical Merchandise yang merupakan pusat suvenir Asian Games di Gelora Bung Karno, Jakarta. Atlet berusia 23 tahun itu menyiapkan uang $50 demi suvenir di sela-sela jadwal latihan saat Asian Games masih berlangsung pekan lalu.

“Barang-barang di sini cukup bagus, maka itu saya sempatkan ke sini. Kapan lagi bisa memiliki barang khas seperti ini?” ujar Xiang-Chen sumringah, ditemani tiga orang temannya yang juga memborong suvenir Asian Games.

Pemain asal klub CMFC-W Cina Taipei mengakui harga suvenir Asian Games 2018 lebih terjangkau dibanding harga suvenir di ajang olahraga internasional lainnya. Suvenir edisi Asian Games 2018 memperlihatkan keunikan dan ciri khas Asia. Tiga boneka maskot Asian Games 2018 antara lain Bhin bhin, burung Cendrawasih, kemudian ada Atung, seekor rusa Bawean, dan Kaka, badak bercula satu. Ketiga maskot itu bisa ditebus dengan harga dari Rp70 ribu hingga yang termahal Rp5 juta.

Salah satu produsen pemegang lisensi resmi untuk boneka maskot Asian Games 2018 adalah PT Madonna VariaKreasi, yang pada tahap produksi awal membuat 250 ribu item pada Maret 2018.

Jimmy Widjaja, Director Business Development PT Madonna VariaKreasi sempat mengakali tingginya permintaan suvenir ini dengan lebih dahulu membuka pre-order untuk paket pembelian boneka.

Ada empat paket pre-order boneka suvenir Asian Games. Paket A: boneka kualitas tinggi seperti yang dimiliki atlet dengan tinggi sekitar 12 inci plus medali; Paket B: boneka kualitas tinggi seperti yang dimiliki atlet, yang dibanderol sekira Rp299 ribu; Paket C: boneka kualitas tinggi dengan tiga maskot bergaya kawaii yang bisa ditebus senilai Rp199 ribu; dan Paket D; ketiga boneka yang dibuat dengan kualitas print plus dengan harga kisaran Rp129 ribu.

Jimmy merencanakan penambahan produksi paket D hingga 3.000 boneka dan bisa dibuat paling cepat dalam jangka waktu dua pekan. Sedangkan untuk Paket A, ia mengaku bisa membuat hingga 4.500 produksi tambahan, dengan jangka waktu maksimal selama satu bulan. Untuk sampai ke tangan konsumen, membutuhkan waktu kira-kira enam sampai delapan minggu.

“Kami tidak tahu pre-order sampai kapan. Tapi yang jelas, kami masih boleh produksi hingga Desember 2018,” ucap Jimmy.

Infografik Suvenir Asian Games 2018

Produksi dan penjualan merchandise Asian Games 2018 secara bertahap hingga akhir tahun juga dilakukan oleh PT Brodo Ganesha Indonesia, produsen sepatu merk Brodo, pemegang lisensi resmi untuk produk sepatu. Yukka Harlanda, pendiri Brodo, mengatakan sampai akhir tahun Brodo masih akan melengkapi sembilan variasi desain sepatu edisi khusus Asian Games 2018, jumlahnya sampai 2.000 pasang.

Hingga saat ini, Brodo sudah memproduksi 1.000 pasang sepatu dengan enam variasi desain edisi Asian Games 2018 dengan harga jual mulai dari Rp250 ribu-Rp490 ribu. Dari jumlah produksi tersebut, sebanyak 80 persen atau 800 pasang sepatu telah laris terjual di pasaran.

“Ini semua di atas ekspektasi kami, karena sepatu bukan merchandise umum di gelaran event olahraga tidak seperti kaos atau pun boneka yang memang sudah jamak. Jadi kami juga sangat surprise dengan animo masyarakat atas pembelian produk merchandise sepatu,” jelas Yukka kepada Tirto.

Kategori sepatu kanvas, kata Yukka, paling laku terjual karena Brodo memang memiliki spesialisasi sepatu kulit. Kesempatan Brodo tampil sebagai salah satu produsen merchandise Asian Games 2018 diakui Yukka selain membuka peluang lini baru yaitu bisnis sepatu kategori kanvas juga membantu memperkenalkan mereknya lebih luas.

“Aspek-aspek non-teknis lain juga bisa kami dapatkan, berupa catatan baik bagi CV (curriculum vitae/ daftar riwayat) perusahaan. Ini yang bisa membantu Brodo ke depannya,” kata Yukka.

Selain boneka dan sepatu, suvenir seperti koin, replika medali, kaos, jaket serta gantungan kunci, menjadi incaran para pengunjung Asian Games 2018. PT Sri Rejeki Isman atau Sritex, pemegang lisensi resmi merchandise Asian Games 2018 untuk kategori tekstil dan garmen, telah memproduksi 50 ribu merchandise kaos, kemeja, jaket dan juga kaos kaki sejak 18 Agustus 2018.

Jumlah itu mengalami peningkatan 67 persen dibanding target sebelumnya yang hanya 30 ribu merchandise. VP Director SRIL, Iwan Kurniawan Lukminto, mengatakan dari angka produksi sebanyak 50 ribu merchandise itu, 95 persen suvenir yang terdistribusi telah laku terjual.

Upaya meningkatkan produksi karena jumlah permintaan masih mengalir dari masyarakat. Item produksi Sritex yang paling diminati adalah kaos dan jaket berlambang Asian Games 2018 dengan harga jual berkisar antara Rp179 ribu-Rp449 ribu per item.

Sritex memproduksi 32 ribu potong kaos Asian Games 2018 dengan lima varian warna. Untuk kemeja, mereka memproduksi 11 ribu potong, jaket plus hoodie diproduksi sebanyak 5 ribu item dan kaos kaki sebanyak 1.500 potong.

“Selain produksi merchandise untuk masyarakat umum, kami juga menerima pesanan dari perusahaan swasta maupun BUMN dan juga kementerian, untuk memproduksi kaos, kemeja batik eksklusif serta bahan bercorak batik, khusus Asian Games 2018 mencapai 10.500 potong,” sebut Iwan kepada Tirto.

Perusahaan BUMN seperti PT Pos Indonesia yang juga tercatat sebagai pemegang lisensi resmi merchandise Asian Games 2018 juga turut ketiban rejeki dari gelaran ini. Prangko edisi khusus Asian Games 2018 laris manis di pasaran. Perseroan sampai harus mencetak dua kali prangko edisi khusus ini.

Cetakan pertama Januari 2018 sebanyak 40 ribu lembar sudah habis bahkan sebelum gelaran Asian Games 2018 dimulai. PT Pos Indonesia kemudian mencetak 45 ribu lembar prangko lagi untuk memenuhi permintaan masyarakat.

“Prangko edisi Asian Games 2018 cetakan kedua ini sudah terjual 50 persen,” ucap Tjahjaning Seno, Manajer Filateli PT Pos Indonesia kepada Tirto.

Asian Games 2018 memang sudah selesai, tapi efeknya bagi bisnis terutama, produksi suvenir masih membekas setelah acara akbar itu dihelat.

Baca juga artikel terkait ASIAN GAMES 2018 atau tulisan lainnya dari Dea Chadiza Syafina

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Dea Chadiza Syafina
Editor: Suhendra