Menuju konten utama

Perawatan Kulit Sejak Dini? Kenapa Tidak?

Meski rutinitas skincare lekat dengan aktivitas orang dewasa, penerapannya perlu dibiasakan sejak dini demi mencegah kerusakan kulit lebih parah.

Perawatan Kulit Sejak Dini? Kenapa Tidak?
Header Diajeng Skincare Sejak Dini. tirto.id/Quita

tirto.id - Apa pendapatmu tentang perawatan kulit atau skincare buat anak-anak dan remaja?

Kalau kamu cenderung menyepelekannya, coba luangkan waktu sebentar untuk nonton The Return of Superman, variety show asal Korea Selatan yang menyuguhkan hiburan berupa aktivitas keseharian anak-anak bersama ayah mereka.

Dalam satu episode, terlihat seorang anak laki-laki bernama Seojun mengoleskan pelembap bibir saat menunggu temannya di cuaca panas terik. Di episode lain, anak laki-laki kembar tiga bernama Daehan, Minguk, dan Manse menggunakan potongan buah mentimun untuk melembapkan wajah.

Artis top seperti Victoria Beckham juga pernah memamerkan aktivitas facial putrinya, Harper—kala itu masih berusia 7 tahun.

Di luar sana, sudah banyak orang paham pentingnya merawat kulit sejak dini. Namun edukasi ini nampaknya belum merata pada masyarakat Indonesia.

Ingat dengan ingar-bingar di Twitter tentang razia skincare oleh satu organisasi siswa (OSIS) pada 2019 silam? Tersebar foto produk sitaan berupa losion pelembap tubuh, lip balm (pelembap bibir), sabun cuci muka, pewangi badan, sisir, sabun, sampai sunscreen (tabir surya).

Berita itu sempat melahirkan pro-kontra pemakaian skincare di kalangan anak sekolah. Sebagian orang menyindir para siswa, menganggap tindakan mereka “kurang pantas” dengan alasan sekolah bukan tempat berdandan dan berhias diri.

Header Diajeng Skincare Sejak Dini

Header Diajeng Skincare Sejak Dini. foto/IStockphoto

Padahal, skincare yang disita pihak OSIS di atas punya segudang manfaat kesehatan. Para siswa hanya ingin merawat kulitnya agar sehat sehingga tak sepatutnya mereka diejek dengan panggilan seksis dan misoginis seperti “centil”, “cabe”, atau “ganjen”.

Dikutip dari situs Northwestern Medicine, pelembap dan pembersih wajah adalah dua perawatan dasar yang mustahil dipisahkan dari keseharianmu. Usai membersihkan wajah, kulit harus diberi pelembap agar tetap terhidrasi. Pada kasus serius, kurangnya hidrasi kulit dapat membuat kulit retak dan bercelah sehingga menimbulkan infeksi dan peradangan.

Lebih lanjut dijabarkan di situs Harvard Medical School, masalah kulit kering yang paling lazim dan membikin tidak nyaman adalah rasa sakit, kasar, merah, dan gatal. Pemakaian pelembap penting untuk meminimalkan risiko kulitmu menjadi kering. Setelahnya, kamu perlu oleskan tabir surya dengan SPF minimal 30 agar kulit terlindung dari radiasi sinar ultraviolet (UV).

Penggunaan tabir surya perlu diulang setiap 2-4 jam sekali agar perlindungannya maksimal. Kenapa harus sesering itu? Sebabnya, paparan UV merupakan penyebab utama keriput, warna kulit tidak merata, kulit mengendur, penuaan dini, dan kanker kulit. Semakin jarang pakai tabir surya, semakin cepat muncul kerutan di wajahmu.

Lalu, sejak kapan sebaiknya serangkaian skincare itu dimulai?

“Pelembap dan tabir surya dianjurkan dipakai sedini mungkin. Tipis saja [pemakaiannya], sejak bangku sekolah dasar sudah bisa,” kata Kardiana Purnama Dewi, spesialis kulit dari Rumah Sakit Pondok Indah.

Kamu perlu paham tipe kulitmu untuk menentukan perawatan yang cocok. Situs WebMD membagi kulit remaja—dan kulit pada umumnya—dalam empat tipe: normal, kering, berminyak, dan kombinasi.

Kulit tipe normal ditandai dengan warna kulit yang rata, halus, tekstur kulitnya lembut, tak memiliki noda, bintik merah, atau bercak. Tipe ini paling ideal karena porinya kecil, terhidrasi, tidak berminyak maupun kering.

Tipe selanjutnya adalah kulit kering yang acap kali kusam, kasar, bersisik, dan gatal. Kalau kulitmu kering, sebaiknya pakailah produk skincare yang ringan, tanpa pewangi, dan tanpa alkohol.

Jangan mandi dengan air hangat lebih dari 10-20 menit dan jangan lupa oleskan pelembap atau minyak untuk mengunci kelembapan kulit.

Dokter spesialis kulit Kardiana menambahkan, “Perlu juga olahraga, minum, dan tidur cukup agar tubuh melepaskan antioksidan.” Antioksidan dalam tubuh berfungsi menangkal radikal bebas, termasuk sinar UV, untuk mencegah penuaan, kerut, bintik hitam, dan jerawat.

Buat kamu yang tipe kulitnya berminyak dan berpori-pori terbuka, gampang berjerawat, komedo, terlihat mengkilap, disarankan cuci muka dua hingga tiga kali sehari.

Jika perlu, bawa juga pembersih atau sabun cuci muka ke sekolah. Pakailah pembersih berkandungan benzoyl peroxide, sulfur, atau salicylic acid untuk membantu melarutkan minyak.

Header Diajeng Skincare Sejak Dini

Header Diajeng Skincare Sejak Dini. foto/IStockphoto

“Jangan pernah memencet jerawat karena akan memperburuk peradangan, memperparah jerawat, dan menyebabkan jaringan parut,” saran WebMD.

Terakhir, perawatan buat kamu yang tipe kulitnya kombinasi, bisa dilakukan dengan mengoleskan losion biasa di area kering dan losion ringan di area berminyak. Pemilik kulit kombinasi biasanya punya area berminyak ‘T-Zone’ di dahi, hidung, dan dagu, sementara area lainnya relatif kering.

Masih dari WebMD, kamu yang masih remaja disarankan untuk membiasakan empat langkah dasar perawatan kulit berikut.

Langkah dasar skincare dimulai dari membersihkan atau mencuci kulit. Tahap ini akan membuang kelebihan minyak dan kotoran pada kulit sehingga mencegah timbulnya jerawat. Kedua, pakai pelembab minimal pagi dan sore hari. Kemudian, rawat bagian kulit yang butuh perlakuan khusus, misalnya mengoleskan krim khusus di area jerawat. Terakhir, oleskan tabir surya, terutama pada puncak waktu panas sekitar pukul 10 pagi sampai 2 siang.

Terkait aplikasi sunscreen, Kardiana menyarankan pemakaiannya sepanjang waktu, baik di luar maupun dalam ruangan, saat cuaca mendung ataupun cerah. “UV dan panas itu memicu pigmentasi, bukan hanya matahari, panas kompor atau lampu juga berpengaruh. Jadi, di dalam rumah pun harus menggunakan tabir surya,” katanya.

Jika beraktivitas di dalam ruangan, cukup gunakan tabir surya SPF 30. Kalau kamu lebih banyak aktivitas di luar, baru disarankan pakai yang SPF 50. Kandungan SPF pada tabir surya sebenarnya bisa dirasakan dari tingkat kepadatan losion: semakin lengket, semakin tinggi SPF-nya.

*Artikel ini pernah tayang di tirto.id dan kini telah diubah sesuai dengan kebutuhan redaksional diajeng.

Baca juga artikel terkait SKINCARE atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani & Sekar Kinasih