Menuju konten utama

Menunggu Guns N Roses Mampir ke Indonesia

"Not in this lifetime," Axl menjawab pertanyaan apakah ia mau reuni dengan Slash. Tapi kenyataannya tahun ini Axl dan Slash manggung bareng, pertama kali sejak konser terakhir mereka pada 1993. Tajuk konser reuninya: "Not in This Lifetime."

Menunggu Guns N Roses Mampir ke Indonesia
Konser reuni Guns N' Roses di Detroit, Juni 2016. [Foto/Mlive.com/Ktarina Benzova]

tirto.id - Ada beberapa hal yang dianggap mustahil terjadi di dunia. Misalnya: penyanyi memenangkan Nobel Sastra. Atau Axl Rose rujuk dengan Slash. Dua orang ini pernah menjadi salah satu vokalis-gitaris paling ikonik dalam sejarah rock n roll. Mereka sama ikoniknya dengan Mick Jagger dan Keith Richards. Atau Steven Tyler dan Joe Perry.

Suatu ketika, Slash memuji Axl. "Kami datang dari latar belakang yang berbeda. Itu yang membuat kami jadi pasangan yang melengkapi satu sama lain." Sedangkan Axl yang terkenal egois dan megalomaniak, tak ketinggalan memuja Slash setinggi langit. Di bawah lirik lagu "Estranged" yang ada dalam album Use Your Illusion II, Axl menuliskan catatan pendek: "Slash, thanks for the killer guitar melodies."

Tapi selepas Slash minggat dari Guns N Roses (GNR) pada 1996, semuanya jadi bubar berantakan. Axl membenci Slash hingga tulang sumsum.

Pada 2009, Axl mengutarakan kebenciannya pada mantan gitarisnya itu. "Slash itu seperti kanker. Lebih baik dibuang, dihindari. Dan semakin sedikit kabar darinya atau orang-orang terdekatnya, itu lebih baik."

Slash pernah mengungkapkan ada tiga alasan kenapa dia keluar dari GNR. Pertama, karena Steven Adler dan Izzy Stradlin keluar. Steven adalah sahabat Slash sejak umur belasan. Sedangkan Izzy adalah sahabat Axl sejak kecil. Kehilangan dua personel membuat band yang besar di Los Angeles ini makin goyah.

Kemudian, alasan lain: Axl semakin brengsek. Dia sering datang telat ke konser, bahkan tiba-tiba meninggalkan konser kalau mood-nya sedang buruk. Alasan ketiga karena Axl mematenkan nama GNR atas namanya. Tapi Slash menganggap keluarnya dia dari GNR adalah hal biasa. Dia juga tak paham kenapa Axl membencinya sedemikian hebat.

"Dia membenciku karena banyak hal. Aku bahkan tak tahu kenapa. Sudah tidak ada komunikasi antara kami," kata Slash pada Rolling Stone.

Mungkin orang menuduh Axl kekanakan. Tapi menurut mantan manajer Guns N Roses, Doug Goldstein, Axl punya alasan kuat kenapa dia membenci Slash. Semua karena Michael Jackson. Menurut Goldstein, Axl tak suka Slash bermain bersama penyanyi yang dijuluki King of Pop itu.

Sewaktu kecil, Axl pernah mengalami pelecehan seksual oleh ayahnya. Hal itu membuatnya trauma dan membenci para pedofil. Sedangkan saat itu Michael Jackson sedang didakwa dengan tuduhan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Semua personel Guns N Roses tahu tentang hal ini. Karena itu, ketika Slash akhirnya bermain bersama Michael, Axl merasa kecewa.

"Axl mengira Slash akan mendukungnya melawan semua bentuk pelecehan dan kekerasan. Axl tak peduli perihal drugs dan alkohol, tapi dia tak bisa abai pada pelecehan seksual anak di bawah umur," kata Goldstein.

Kebencian Axl pada Slash bahkan merambat ke hal lain. Pada 31 Mei 2015, seorang penonton konser Guns N Roses bernama JamesRevell ditahan oleh petugas keamanan konser. Gara-garanya sepele: dia memakai kaos bergambar Slash.

Hingga tahun lalu, kesempatan menyaksikan duo ikonik ini terasa tidak mungkin. Apalagi Axl dalam satu wawancara pernah berkata, "Yang jelas, salah satu di antara kami akan mati duluan sebelum ada reuni. Dan tak peduli seberapa buruk kedengarannya, memang itu kenyataannya."

Tapi ternyata benar kata iklan sepatu itu: impossible is nothing. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Bob Dylan baru saja memenangkan Nobel Sastra. Axl pun berbaikan dengan Slash. Tidak hanya itu, Axl seperti terpaksa menelan ludahnya sendiri. Dua orang ini belum mati, dan mereka mengadakan reuni.

Tidak cukup hanya konser, mereka bahkan mengadakan tur yang diberi tajuk "Not in This Lifetime." Nama itu diambil dari ucapan Axl yang pernah ditanya tentang kemungkinan reuni, dan menjawab: not in this lifetime. Duff McKagan, pemain bass yang juga turut dibenci Axl karena dekat dengan Slash, turut bergabung. Ini pertama kalinya mereka bertiga manggung bareng sejak 1993.

Guns N Roses formasi reuni ini pertama kali manggung pada 1 April di The Troubadour, sebuah bar di Los Angeles yang turut serta membesarkan nama mereka. Kemudian GNR menjadi penampil utama di festival Coachella pada 4 Januari 2016. Kemudian pada April, mereka mengumumkan tur ke 25. Dari kota yang disinggahi, ada 12 kota yang tiketnya terjual habis, sisanya hanya menyisakan beberapa ratus lembar saja. Diperkirakan lebih dari sejuta tiket yang terjual, sekitar 90 persen dari total tiket.

Axl dan Slash tampak benar-benar akur di konser ini. Di satu kesempatan, Axl yang mengalami patah kaki, dipapah oleh Slash. Di kesempatan lain, saat gitar Slash fals, Axl bercanda, "Sori kalau gitarmu fals, aku yang nyetem." Suara Axl juga kembali prima, nyaris tiada beda dengan suaranya saat GNR merilis Appetite for Destruction pada 1987.

Awalnya GNR hanya merencanakan tur di Amerika utara saja. Apa daya, uang yang didapat amat menggoda. Hingga Juli, tur berjudul "Not in This Lifetime" ini sudah berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar $132 juta. Ini belum menghitung pendapatan dari tur mereka di Jepang, Asia Tenggara, Selandia Baru, dan Australia.

Karena itu, mereka mulai melebarkan tur reuni ini. Setelah Amerika Utara, mereka menjelajah ke Amerika Latin. Mereka mampir ke Peru, Argentina, Brasil, Kolombia, hingga Kosta Rika.

Dan benar saja, gerombolan brandalan ini tak mau berhenti di Amerika. Mereka sudah mengumumkan akan datang ke Jepang pada Januari, juga ke Selandia Baru dan Australia pada Februari.

Apakah akan datang ke Indonesia? Bisa jadi. Para penggemar sih optimis kalau ada promotor Indonesia yang mau menarik mereka ke Indonesia. Apalagi setelah GNR mengumumkan mereka akan melakukan konser di Singapura dan Thailand.

Tur mereka di Jepang akan berlangsung tiga kali. Pertama di Osaka, pada 21 Januari. Kemudian 28 dan 29 diadakan di Tokyo. Dari tanggal 21 ke 28 ada jeda 7 hari, sebelum akhirnya mereka pergi ke Selandia Baru pada 2 Februari. Tur di Australia akan berakhir pada 21 Februari. Empat hari kemudian baru mereka akan manggung di Singapura. Siapa tahu, di sela-selanya mereka akan mengambil kesempatan melakukan konser di Jakarta.

Apalagi GNR punya pengalaman lumayan manis saat mereka melakukan konser di Indonesia pada 2012 silam. Meski tertunda sehari karena hujan deras dan membuat venue dipindah, GNR tampil prima. Mereka bahkan tampil selama 3 jam.

Di penghujung acara, Axl tampil lagi ke panggung dan menyapa para penonton. Sesuatu yang nyaris tak pernah dia lakukan sejak 20 tahun terakhir. Kalaupun mereka tak mampir ke Jakarta, pergi ke Singapura rasanya adalah pilihan yang masuk akal. Kapan lagi melihat Axl dan Slash berbaikan dan konser bareng? Konser reuni ini patut ditonton sebelum mereka ribut lagi, atau salah satu dari mereka keburu mati.

Sayangnya, tur ini dijalani tanpa kehadiran Izzy Stradlin dan Steven Adler. Steven sendiri sempat bergabung dua kali dalam tur ini. Tapi Izzy sama sekali enggan bergabung. Spekulasinya dia masih tidak suka dengan tingkah laku Axl.

"Saat ini, aku tidak akan bermain dalam semua konser GNR. Aku juga tidak sedang merekam apapun bersama mereka," kata Izzy dalam email kepada Rolling Stone.

Axl Rose sempat mengatakan bahwa Izzy adalah orang yang membingungkan dan labil. "Aku tak mau mencoba mengajak Izzy reuni. Aku mau membiarkan dia dalam dunianya sendiri."

Namun dalam akun Twitternya, gitaris bernama asli Jeff Isbelle ini membalas Axl dengan mencuit, "Bullshit. Mereka hanya tidak mau membagi bayaran dengan adil. Sesederhana itu. Moving right along..." Maret, satu bulan sebelum tur GNR dimulai, Izzy malah mengunggah video dia menyanyi lagu “Stuck in the Middle With You” milik Stealers Wheel.

Mungkin Izzy ingin memberikan pertanda: dulu bertahun-tahun aku terjebak bareng kalian, sekarang aku tidak mau lagi. I can’t take it anymore.

Baca juga artikel terkait SLASH atau tulisan lainnya dari Nuran Wibisono

tirto.id - Musik
Reporter: Nuran Wibisono
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Maulida Sri Handayani