Menuju konten utama

Menteri Teten Sebut 6 Juta UMKM Masih Cari Modal ke Rentenir

Menteri Teten menyebut 30 juta UMKM masih belum mengakses perbankan dan 6 juta di antaranya mengakses pembiayaan kepada rentenir.

Menteri Teten Sebut 6 Juta UMKM Masih Cari Modal ke Rentenir
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menyampaikan penjelasan pada sesi wawancara khusus bersama Kantor Berita Antara di Jakarta, Jumat (5/5/2023). Wawancara tersebut salah satunya membahas mengenai RUU Perkoperasian. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

tirto.id - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, sebanyak 864 perusahaan yang telah melantai di bursa saham, baru 4 persen atau 33 UMKM yang sudah IPO (Initial Public Offering).

Rendahnya jumlah UMKM yang telah berhasil go public, karena 30 juta UMKM masih belum mengakses perbankan dan 6 juta di antaranya mengakses pembiayaan kepada rentenir.

Kemenkop UKM pun mendukung percepatan pelaku UMKM untuk melantai di bursa saham melalui penawaran saham perdana IPO dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Saya kira ini akan mempercepat (ada akselerasi), kalau kita sama-sama inkubasi supaya bisa IPO. Saya kira sudah ada inkubator, yang mungkin juga kita perlu terus empowering supaya semakin banyak,” kata Teten dikutip Antara, Jakarta, Rabu (7/6/2023).

Teten berharap Bursa Efek Indonesia bisa menginkubasi para pelaku UMKM potensial untuk menawarkan sahamnya yang berujung pada peningkatan ekonomi Indonesia.

“Kebab Baba Rafi sekarang targeted, kita didik, kita bikin shortlist mana bisa inkubasi, kita dorong IPO. Mungkin dengan cara seperti itu, ekonomi Indonesia kan cukup baik, jadi koordinasi ekonomi kita meskipun dunia sangat baik itu cukup baik. Itu keunikan UMKM sendiri,” ujar Teten.

Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Teten meyakini target 100 UMKM yang go public bisa lebih cepat tercapai karena selama ini pelaku UMKM bergerak secara mandiri yang membuat proses menuju IPO semakin panjang. Bahkan tak menutup kemungkinan jika nantinya warteg dan bakso akan IPO dengan pendampingan dari BEI.

“Sebenarnya ini sudah banyak kegiatan usaha yang sejenis misalnya warung bakso, warteg-warteg, usaha-usaha lainnya yang bisa kita agregasi sehingga kalau minimumnya nilai Rp50 miliar itu saya kira bisa, tapi memang perlu keterlibatan inkubator," ucap dia.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Dalam Iman Rachman menuturkan bahwa salah satu tantangan terbesar UMKM adalah pendanaan. Pelaku UMKM disebutnya hanya mengenal pinjaman melalui perbankan, padahal ada skema alternatif pendanaan seperti dalam bentuk pendanaan ekuitas atau modal.

“Ini menjadi tujuan kami melakukan penjajakan kerja sama yaitu dengan tujuan mempererat pasar modal dan mendorong insan pelaku UMKM untuk masuk ke pasar modal melalui IPO sebagai akses pembiayaan yg pasti,” sebutnya.

Baca juga artikel terkait MODAL UMKM

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Anggun P Situmorang