Menuju konten utama
Dampak Pandemi Corona

Menteri Teten Fokuskan Tiga Program Pemulihan Koperasi dan UMKM

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menyampaikan ada tiga fase kementeriannya dalam membantu pemulihan ekonomi Indonesia akibat COVID-19 bagi koperasi dan UMKM.

Menteri Teten Fokuskan Tiga Program Pemulihan Koperasi dan UMKM
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki (kiri) berdialog dengan petani bawang merah saat kunjungan kerja di Desa Kedungwaru Lor, Demak, Jawa Tengah, Jumat (3/7/2020). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho.

tirto.id - Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menyampaikan 3 fase Kementerian Koperasi dan UMKM dalam membantu pemulihan ekonomi Indonesia akibat COVID-19. Pemulihan dilakukan bersama dengan Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) sesuai instruksi Presiden Jokowi.

"Kami melalui LPDB telah menyiapkan 3 fase program pemulihan koperasi," kata Teten dalam acara peluncuran program pemulihan ekonomi nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020).

Teten menerangkan, fase pertama merupakan fase survival. Kementerian Koperasi dan UMKM meminta LPDB untuk merestrukturisasi pinjaman mitra LPDB dalam bentuk penundaan pembayaran angsuran dan jasa selama 12 bulan.

Saat ini, LPDB sudah merestrukturisasi pinjaman 40 mitra koperasi atau mencapai 100 persen. Penundaan terdiri atas fasilitas penundaan pokok, penundaan jasa, pengurangan jasa perpanjangan waktu dan penambahan fasilitas pinjaman atau pembiayaan dengan total outstanding sebesar Rp135,7 miliar.

"Dalam program ini LPDB juga tidak mengenakan bunga selama masa penundaan pembayaran sehingga secara langsung ini merupakan subsidi bunga dari LPDB sebesar 100 persen selama 1 tahun," kata Teten.

Fase kedua adalah fase pemulihan ekonomi. Pada fase ini, pemerintah mengalokasikan dana tambahan sebesar Rp1 triliun. Dana ini disalurkan kepada koperasi dengan bunga 3 persen menurun. Lalu ada juga bunga 1,5 persen flat per tahun untuk 4,8 juta UMKM anggota koperasi. Mereka pun sudah mencairkan dana tersebut.

"Sampai saat ini kami telah melakukan penyaluran pinjaman atau pembiayaan baru dengan total pencairan sebesar Rp381,4 miliar dengan rincian untuk koperasi pola konvensional sebesar Rp21,8 miliar, ini ada 13 mitra. Lalu dengan pola syariah sebesar Rp109 miliar atau ada 21 mitra," kata Teten.

Fase terakhir adalah program penumbuhan ekonomi. Saat ini, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyiapkan sejumlah kebijakan demi memudahkan akses pembiayaan koperasi dan UMKM lewat bunga ringan dan pendampingan.

Kebijakan sudah diujicobakan di koperasi simpan pinjam dan koperasi BMT (Baitul Maal Wat Tamwil). Dari uji coba tersebut, Teten melaporkan ada hal positif dari sistem koperasi BMT.

"Koperasi BMT kami ke depan melihat bahwa para koperasi ini bisa menjadi mitra pemerintah untuk menyalurkan pembiayaan yang murah dan mudah untuk UMKM," kata Teten.

Di sisi lain, Kementerian Koperasi dan UMKM akan berencana melakukan penyederhanaan lembaga. Sebab, dalam catatan Teten, jumlah UMKM Indonesia diperkirakan mencapai 64 juta dan terpencar.

"Kalau kita tidak sederhanakan kelembagaan, channelingnya ini agak berat di pembinaan. Sentra-sentra produksi barangkali tidak tepat untuk semua karena UMKM dikerjakan di rumah masing-masing," kata Teten.

"Jadi konsolidasinya nanti memang kita akan lewat koperasi. Karena itu tahun ini LPDB 100 persen untuk koperasi. Dengan begitu kami bisa mengkonsolidasi UMKM yang jumlahnya banyak lewat koperasi," tutur Teten.

Baca juga artikel terkait DAMPAK PANDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri