Menuju konten utama

Menteri Bahlil Tepis RI Terancam Resesi, Ini Alasannya

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menepis kabar Indonesia terancam resesi. Hal itu terlihat dari postur ekonomi yang masih kokoh.

Menteri Bahlil Tepis RI Terancam Resesi, Ini Alasannya
Delegasi negara G20 mengdengarkan sambutan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat menghadiri rapat pertemuan kedua "Trade, Industry, and Investment Working Group (TIIWG) Presidensi G20 di Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/7/2022).ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

tirto.id - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi menepis kabar terkait Indonesia terancam resesi. Hal itu terlihat dari postur ekonomi makro yang masih kokoh.

"Postur makro ekonomi kita kokoh. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua tahun 2022 yang mencapai 5,4 persen. Tertinggi di antara negara-negara anggota G20. Inflasi kita juga terjaga di bawah 5 persen. Tidak benar jika ada yang mengatakan negara kita di ujung resesi," kata Bahlil dikutip dari Antara, Rabu (24/8/2022).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa potensi resesi yang dialami Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara lain. Meski begitu, dia menyebut pemerintah tetap waspada karena tekanan terhadap ekonomi global masih akan meningkat.

Dalam survei Bloomberg, potensi resesi Indonesia hanya tiga persen atau berada di urutan ke-14 dari 15 negara Asia yang disurvei. Sementara itu, negara maju seperti Amerika Serikat (AS) disebut memiliki potensi resesi mencapai 40 persen, Eropa sebesar 55 persen, dan Tiongkok 20 persen.

"Indonesia dalam hal ini probabilitas untuk resesi adalah tiga persen. Kalau dibandingkan negara-negara tersebut maka lebih kecil. Meski demikian kita tetap harus waspada karena semua indikator ekonomi dunia mengalami pembalikan yaitu dari tadinya recovery menjadi pelemahan," kata dia dalam konferensi pers APBN Kita, di Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Tak hanya pelemahan pemulihan ekonomi global, dia menilai, kompleksitas dari kebijakan yang diambil oleh negara maju berpotensi memberikan dampak negatif terhadap seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun dia optimistis kondisi di Indonesia sejauh ini masih relatif aman dari ancaman resesi.

"Indonesia masih diperkirakan oleh IMF tumbuh 5,3 persen atau sedikit terkoreksi 0,1 persen dan tahun depan masih di 5,2 persen. Meski proyeksi ini terlihat baik, kita tidak boleh terlena, kita harus tetap waspada, karena ini bukan guncangan yang sepele," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait RESESI INDONESIA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin