Menuju konten utama

Mentan Klaim Indonesia Tak Perlu Impor Beras, Kenapa?

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengklaim Indonesia tidak perlu impor beras. Sebab, seluruh daerah sudah melakukan panen.

Mentan Klaim Indonesia Tak Perlu Impor Beras, Kenapa?
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri), Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran (tengah) dan Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo (kanan) menunjukkan padi jenis inbrida saat melakukan gerakan tanam padi serentak bersama kelompok tani di lahan pertanian Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (15/5/2020). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.

tirto.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengklaim Indonesia tidak perlu impor beras. Hal itu karena seluruh daerah sudah panen dan optimistis memiliki stok beras yang melimpah.

"Semua sudah panen, semua udah kelebihan stok (beras), terus pertanyaannya impor untuk apa?" katanya di sela melakukan panen raya padi sawah seluas 4.000 hektare di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, dikutip dari Antara, Senin (7/11/2022).

Dia menjelaskan saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah mempunyai stok pangan yang cukup. Dengan kondisi tersebut Indonesia tidak perlu impor beras.

"Oleh karena itu kalau tadi pertanyaannya masih perlukah impor? Saya kira kita enggak gila lah untuk mengatakan masih perlu impor sementara panen rakyat, siapa nanti yang beli," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan kondisi stok beras aman, maka dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kemudian dia pun mengajak agar dalam membeli beras petani tidak dipersoalkan jika harganya lumayan mahal.

"Dan kalau memang buatan dari Indonesia dari rakyat Indonesia mungkin agak lebih mahal dikit enggak apa-apa juga, itu kata presiden. Membantu rakyat lah kira-kira begitu," bebernya.

Dia menyampaikan saat ini lumbung beras di Indonesia juga bertambah dari sembilan provinsi kini menjadi 15 provinsi. Tetapi dia tidak mau merinci ke-15 provinsi tersebut.

Lalu dia juga menyebut Sulawesi Tenggara juga akan menjadi bagian dari lumbung pangan di kawasan Timur Indonesia. Sementara, lanjut Mentan, saat ini daerah sortir atau daerah merah sudah tidak banyak lagi, hanya ada beberapa daerah di Papua dan Riau karena di Provinsi Riau lebih banyak mengembangkan tanaman sawit dan karet.

"Nah, sekarang daerah sortir kita seperti itu. Daerah kuning itu sudah bisa swasembada tetapi belum berkontribusi itu kira-kira ada 10 sampai 11 daerah. Artinya dia sendiri sudah bisa tetapi belum kontribusi pada surplus kita. Tetapi daerah surplus kita sudah di atas 15 (provinsi) sekarang dari 34 daerah (provinsi)," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait STOK BERAS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin