Menuju konten utama

Mensos Janji Akan Lindungi Suku Mante

Menurut kesaksian dari warga Aceh Tengah, Fauzan, ia mengaku pernah bertemu dengan salah seorang warga Suku Mante pada 2014.

Mensos Janji Akan Lindungi Suku Mante
Penampakan orang yang diduga dari Suku Mante saat terekam kamera pemotor trail di pedalaman Aceh (Screenshot video YouTube Fredography)

tirto.id - Pemerintah berjanji memberikan perlindungan kepada Komunitas Adat Terpencil (KAT) termasuk Suku Mante yang tinggal di pedalaman hutan dan gua di Aceh. Dilakukannya hal itu agar tidak mencabut akar budaya mereka.

Hal tersebut disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa dalam Pertemuan Forum Koordinasi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Tahun 2017 dengan tema bahasan Suku Mante.

"Perlindungan itu mencakup habitat, ekosistem, dan kearifan lokalnya sehingga akar budaya mereka tidak hilang," kata Mensos Khofifah di Jakarta, Jumat (7/4/2017).

Pertemuan ini juga dihadiri oleh pembicara Antropolog Universitas Indonesia Prof Budhisantoso, Antropolog Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Sjafri Sairin, Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh Al Hudri, serta kesaksian Fauzan Adhim, warga Aceh yang pernah berinteraksi dengan warga Suku Mante.

Mensos mengatakan, saat ini pihaknya sedang menelusuri keberadaan warga Suku Mante guna memastikan keberadaan mereka. Dilakukannya hal itu, kata dia, sebagai langkah awal dalam upaya perlindungan.

"Tim kami juga tengah mengumpulkan hasil-hasil studi, kajian dan literatur tentang kondisi sosial budaya mereka untuk menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan," kata Mensos menambahkan.

Khofifah mengatakan video yang diunggah oleh komunitas trail yang diyakini Suku Mante menjadi viral di media sosial. Akibat hal itu, banyak orang ingin memburu dan mencari tahu hingga ke hutan-hutan di Aceh yang dikhawatirkan bisa mengganggu keberadaan warga Suku Mante.

Mensos pun telah meminta kepada Dinas Sosial Provinsi Aceh untuk menyampaikan kepada seluruh masyarakat agar secara bersama-sama melindungi keberadaan suku tersebut.

"Suku Mante ini sudah ada sejak lama dan mereka berada di hutan dan gua. Andaikan menemukan, jangan diburu atau ditakut-takuti. Karena mereka juga manusia, sama seperti kita," katanya.

Dilaporkan oleh Antara, menurut kesaksian dari warga Aceh Tengah, Fauzan, ia mengaku pernah bertemu dengan salah seorang warga Suku Mante pada 2014.

Fauzan mengaku, saat itu dirinya pernah diberikan petunjuk arah saat tersesat di hutan. Caranya, kata dia, dengan menggoreskan kuku jari tangannya di tanah ke kanan, ke kiri, atau lurus untuk menunjukkan jalan keluar dari hutan.

"Dari ciri fisik mereka memiliki tinggi sekitar 90 centimeter, telapak kaki seperti manusia namun lebih lebar pada ujung jari, telinga agak runcing ke atas bentuk muka bulat, berotot, perempuannya memiliki bulu halus di seluruh badan sementara pria tidak berbulu. Makanan mereka ikan, ayam hutan, lumut di bebatuan, kumer (salak hutan), dan dedaunan," ujar Fauzan.

Fauzan mengatakan, orang-orang suku Mante memiliki kecenderungan seperti manusia namun menghindar dari manusia jika merasa terganggu, sering ditemukan sendiri, suka mengintai kehidupan manusia, suka tanah yang becek, tidak menggunakan api dalam menjalani hidup. Serta di dalam hutan mereka tidak mengikuti koridor satwa sehingga tidak terekam di kamera trap yang dipasang di sejumlah titik di hutan Aceh oleh aktivis lingkungan.

Baca juga artikel terkait SUKU MANTE atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto