Menuju konten utama

Mensos Beri Bantuan Rp1,8 Miliar untuk Korban Badai Cempaka di DIY

"Jadi ada santunan kematian bagi korban meninggal yang tadi disampaikan sebesar Rp15 juta per ahli waris. Kemudian bantuan bagi korban luka ringan sampai berat maksimal sebesar Rp5 juta," kata Mensos.

Mensos Beri Bantuan Rp1,8 Miliar untuk Korban Badai Cempaka di DIY
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melambaikan tangan kepada wartawan usai mengikuti sidang Tim Penilai Akhir (TPA) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/11/2017). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa menyalurkan bantuan kepada korban banjir dan tanah longsor akibat Siklon Tropis Cempaka di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar Rp1,8 miliar.

"Jadi ada santunan kematian bagi korban meninggal yang tadi disampaikan sebesar Rp15 juta per ahli waris. Kemudian bantuan bagi korban luka ringan sampai berat maksimal sebesar Rp5 juta," kata dia usai mengunjungi lokasi pengungsi banjir dan tanah longsor di Balai Desa Kebonagung, Bantul, DIY.

Ia juga menyatakan badai Cempaka dan Dahlia yang terjadi di sebagian wilayah Jawa belakangan ini merupakan fenomena alam baru di Indonesia.

"Memang yang namanya Siklon Cempaka dan Dahlia itu sesuatu yang baru yang terkonfirmasi kepada kita semua," kata Khofifah, Sabtu (2/12/2017).

Ia menyampaikan, kejadian itu harus menjadi pelajaran dan pengalaman sehingga harus menyiapkan berbagai langkah-langkah untuk mengantisipasinya.

Menurut Khofifah, hujan deras dengan kekuatan angin yang datang pada saat bersamaan itu teridentifikasi karena badai Cempaka.

"Nah itu bagian dari kemajuan teknologi informasi kita yang sudah bisa mendeteksi ada siklon tropis Cempaka dan siklon Dahlia, kemudian juga melakukan mitigasi bagaimana meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman kepada masyarakat," katanya.

Menurut dia, hal itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat bahwa Siklon Cempaka dan Siklon Dahlia bisa menyebabkan intensitas hujan deras yang diikuti angin kencang.

"Nah sosialisasi terhadap kewaspadaan dan kesiapsiagaan ini harus dilakukan oleh seluruh lini, terutama adalah sampainya informasi ini kepada masyarakat dan aparat desa," katanya.

Khofifah menyampaikan, ada sekitar 323 kabupaten/kota yang berisiko tinggi terhadap kemungkinan terjadi bencana alam, apapun itu yang menjadi penyebabnya.

"Katakan tanggul jebol, kenapa intensitas hujan tinggi, kemudian luapan air yang kemudian daya tampungnya melebihi kapasitas," kata dia.

Baca juga artikel terkait CUACA BURUK

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto