Menuju konten utama

Menristekdikti Pastikan UTBK SBMPTN 2019 Tak Akan Ganggu UN

Menristekdikti memastikan pelaksanaan UTBK 2019 tak akan bertabrakan dengan pelaksanaan UN.

Menristekdikti Pastikan UTBK SBMPTN 2019 Tak Akan Ganggu UN
Ilustrasi. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyampaikan paparannya saat pertemuan dengan Forum Guru Besar ITB di Bandung, Kamis (22/2/2018). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memastikan pelaksanaan UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) pada Maret 2019 tidak akan mengganggu penyelenggaraan Ujian Nasional (UN).

Nasir mengatakan bahwa, pemerintah akan mengatur jadwal sedemikian rupa sehingga dua agenda itu tidak bertabrakan.

UTBK sendiri merupakan metode tes yang akan digunakan dalam Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2019. Meski rencananya dimulai pada Maret, namun Nasir tidak menutup kemungkinan apabila tes mulai dilakukan pada Februari 2019, sejauh tidak mengganggu pelaksanaan UN.

“Ini menjadi hal yang sangat penting. Saya sudah sampaikan kepada rektor, jangan sampai ini berbenturan dengan UN,” ujar Nasir kepada Tirto di Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta pada Selasa (23/10/2018).

Menurut rencana, UTBK bakal dilakukan sebanyak 24 kali dalam setahun. Pelaksanaannya pun akan memakan waktu lebih kurang 12 hari, yakni setiap Sabtu dan Minggu.

Materi tes yang dikembangkan dalam UTBK 2019 ialah Tes Potensial Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA) dengan kelompok ujian saintek atau soshum.

Nasir sendiri meyakini bahwa konsep tersebut bisa menjadi terobosan baru. Pasalnya para peserta tes masuk perguruan tinggi selama ini tidak bisa tahu hasil dari tes yang dikerjakannya.

Dengan diterapkannya UTBK ini, Nasir berharap peserta tes bisa mengukur potensi yang ada dalam dirinya sehingga bisa masuk universitas yang dinilai sesuai dengan kemampuannya.

“Nanti saya minta untuk diberitahukan setiap hasil tesnya, dapat nilai berapa, lalu rata-rata yang ikut ujian nilainya berapa. Ini supaya mereka bisa mengukur diri,” ujar Nasir.

Guna meningkatkan kualitas penilaian, Nasir menyebutkan bahwa mata pelajaran yang ditekankan tidak hanya yang diperoleh saat SMA saja.

Ia mengatakan pemerintah ingin agar potensi peserta bisa tercermin melalui TPS dan TKA yang diberlakukan. “Karena ini potensi, maka melihatnya [mereka] ke arah mana,” ucap Nasir lagi.

Saat disinggung mengenai tingkat kesulitan dari TPS dan TKA, Nasir menilai levelnya secara keseluruhan tidak akan terlalu tinggi. “Tapi ditekankan pada tingkat pemahamannya, [kemampuan] analitiknya,” kata Nasir.

Baca juga artikel terkait SBMPTN 2019 atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yandri Daniel Damaledo