Menuju konten utama

Menristekdikti Ingin Panitia Diksar Mapala UII Diperiksa

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) meminta Yayasan, Rektor UII, dan Kopertis wilayah V untuk melakukan pemeriksaan pada setiap anggota mapala yang terlibat dalam kepanitian The Great Camp (TGC).

Menristekdikti Ingin Panitia Diksar Mapala UII Diperiksa
Jumpa Pers Menristekdikti Muhammad Nasir bersama dengan ketua Yayasan UII Lutfi Hasan, Rektor UII Harsoyo, Koordinator Kopertis wilayah V Yogyakarta Bambang Supriyadi, di Kantor Kopertis Wilayah V Yogyakarta, Kamis (26/1/2017). Jumpa pers dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti tragedi The Great Camp Mapala UNISI UII yang telah menewaskan tiga mahasiswa antara lain Muhammad Fadhli, Syaits Asyam, dan Ilham Nurpadmy Listiyadi. [Tirto.ID/Aya]

tirto.id - Terkait dengan kegiatan The Great Camp (TGC) Mapala UNISI Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang sudah terlanjur menewaskan tiga mahasiswa, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) meminta Yayasan, Rektor UII, dan Kopertis wilayah V untuk melakukan pemeriksaan pada setiap anggota mapala yang terlibat dalam kepanitiaan TGC.

"Lakukan pemeriksaan baik panitia yang ikut di dalam kegiatan maupun panitia yang tidak berangkat ke sana, agar bisa diketahui letak kekerasan di mana, bagaimana formulasinya," kata Menteri Mohammad Nasir, dalam acara jumpa pers di Kantor Kopertis Wilayah V, Yogyakarta, Kamis (26/1/2017).

Ia kembali menegaskan di dalam lingkungan pendidikan tidak boleh ada kekerasan. Akan tetapi, apabila terlanjur terjadi maka pelaku kekerasan harus ditindak secara tegas. Menurutnya, kekerasan bisa menjatuhkan marwah perguruan tinggi.

Sehingga ia menekankan agar seluruh universitas di Indonesia baik negeri maupun swasta meniadakan tindak kekerasan di lingkup kegiatan mahasiswa, baik kekerasan verbal maupun psikis.

"Mengharuskan seluruh perguruan tinggi di Indonesia, swasta dan negeri, tidak ada kekerasan," tegasnya.

Kembali pada kasus kepanitiaan TGC, Menteri menekankan pemeriksaan harus dilakukan sebaik-baiknya sampai ke akar-akarnya. Ia menginginkan pihak manajemen UII mengambil sikap tegas untuk mengungkap kenapa bisa terjadi kekerasan atau pembiaran terhadap kekerasan itu di lingkup kampus.

"Jika tidak, hal ini bisa terjadi lagi," katanya.

Ia menyayangkan tragedi pendidikan dasar Mapala UNISI dalam kegiatan bertajuk The Great Camping itu harus menelan korban. Padahal, menurut laporan Rektor UII Harsoyo sebelum kegiatan ke-37 ini berlangsung tidak pernah ada kecelakaan fatal yang terjadi. Oleh karenanya, ia mengimbau kepada semua rektor di seluruh Indonesia agar mampu membawa mahasiswanya ke arah yang baik.

"Kita di era kompetisi jangan sampai ada kekerasan, kita mendidik anak-anak muda agar memiliki moral yang baik dan mampu bersaing," ujar Menteri.

Setelah melaksanakan jumpa pers, Menristekdikti bersama dengan ketua Yayasan UII Lutfi Hasan, Mantan Rektor UII Harsoyo, dan Koordinator Kopertis wilayah V Yogyakarta Bambang Supriyadi serta didampingi oleh Kabag Komunikasi Publik Kemenristekdikti Minawir Razak menuju rumah duka salah satu mahasiswa korban Diksar Mapala UII Syaits Asyam.

Selanjutnya, Menristekdikti menuju Jogja Internasional Hospital (JIH) untuk menjenguk sepuluh orang mahasiswa yang saat ini masih dirawat karena luka saat Diksar Mapala UII.

Baca juga artikel terkait KORBAN MAPALA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh