Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Menristek Bambang Klaim RI akan Produksi 50 Ribu Alat Tes PCR

Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia sukses membuat alat tes berbasis PCR dan akan memproduksi 50 ribu unit akhir bulan ini.

Menristek Bambang Klaim RI akan Produksi 50 Ribu Alat Tes PCR
Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro (kedua kiri) bersama Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius (kanan) mendengarkan penjelasan pegawai saat meninjau fasilitas "Research and Development (R&D) PT Kalbio Global Medika, di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (31/1/2020). ANTARA FOTO/Risky Andrianto/pras.

tirto.id - Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia sukses membuat alat tes berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk penanganan COVID-19. Saat ini, Indonesia akan memproduksi 50 ribu unit akhir bulan ini.

“Mengenai PCR test kit atau test kit yang berbasis PCR, kami juga laporkan tahapannya sudah dalam tahap validasi dan registrasi yang nantinya akhir bulan ini diharapkan bisa diproduksi sampai 50 ribu unit juga," kata Bambang usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi dan jajaran kabinet dan pimpinan lembaga via daring, Senin (11/5/2020).

Bambang juga melaporkan Indonesia menargetkan alat rapid test produksi dalam negeri rampung akhir Mei. Saat ini, rapid test tersebut tengah diuji dan diregistrasikan ke Kementerian Kesehatan. Ia mengatakan, Indonesia bisa memproduksi rapid test sendiri hingga 100 ribu unit per bulan.

"Kapasitas industri dari rapid test kit ini bisa mencapai 100 ribu unit per bulan. Jadi diharapkan bisa memenuhi kebutuhan untuk tes yang bersifat masif," kata Bambang.

Selain rapid test yang tengah divalidasi, Indonesia tengah mengembangkan rapid test lain untuk keperluan medis.

“Sebenarnya ada 3 lagi jenis rapid test yang sedang dikembangkan, tapi mungkin masih butuh waktu 1-2 bulan ke depan," kata Bambang.

Kemudian, sejumlah peneliti tengah menyelesaikan ventilator lokal. Setidaknya ada 4 ventilator yang dirancang oleh akademisi dan korporasi, yakni ITB, UI, BPPT dan PT Dharma Wisata.

Saat ini, ventilator dari ITB tengah menjalani uji alat oleh Kementerian Kesehatan dan akan masuk fase produksi. Ia menaksir Indonesia bisa memproduksi 100 unit ventilator per minggu sehingga bisa memenuhi kebutuhan nasional.

“Kapasitas produksi kira-kira itu 100 unit ventilator per pabrik per minggu. Jadi diharapkan ini bisa mengejar kebutuhan ventilator kita yang memang masih cukup besar di berbagai tempat di Indonesia," kata Bambang.

Selain itu, Indonesia juga mengembangkan obat Covid-19. Bambang mengatakan, pemerintah mengujicoba obat untuk penanganan Covid-19, salah satunya adalah Pil Kina.

"Kami juga lakukan uji klinis terhadap pil kina sebagai komponen obat modern asli indonesia," kata Bambang.

Indonesia, kata Bambang, juga menguji coba obat berbasis herbal. Obat berbentuk herbal ini diberikan kepada para pasien di RS Wisma Atlet. Supplemen ini diharapkan bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

Bambang juga menyebut Indonesia mulai menerapkan pengobatan plasma untuk menyembuhkan paru-paru pengidap Covid-19. Namun Indonesia belum bisa menemukan serum untuk obat Covid-19.

“Untuk vaksin memang masih membutuhkan waktu, tapi paling tidak dengan sudah dimulainya whole genome sequencing yang sudah disubmit oleh Eijkman dan kemudian oleh Unair Surabaya, maka kita bisa mendeteksi jenis virus COVID-19 apa yang saat ini beredar atau yang mewabah di Indonesia. Kemudian untuk serum saat ini prosesnya sedang di tahap awal," kata Bambang.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz