Menuju konten utama

Menko Luhut Sebut Jepang Relokasi Industri dari Cina Akibat Corona

Pemerintah mengincar pabrik-pabrik Jepang itu agar masuk ke Indonesia.

Menko Luhut Sebut Jepang Relokasi Industri dari Cina Akibat Corona
Mantan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan banyak perusahaan Jepang akan merelokasi pabriknya keluar Cina. Luhut bilang pemerintah saat ini tengah mengincar pabrik-pabrik Jepang itu agar masuk ke Indonesia.

“Jepang mau relokasi industri yang dari Cina kita harap masuk ke Indonesia,” ucap Luhut dalam siaran live di akun Youtube Kemenko Marves, Selasa (14/4/2020).

Kabar yang disampaikan Luhut ini dibenarkan oleh Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun. Djauhari menyatakan pemerintah Jepang telah belajar banyak dari kesalahan menggantungkan rantai pasok mereka pada satu negara dan kota industri tertentu.

Ia mencontohkan di Wuhan yang menjadi episentrum pandemi Corona atau Covid-19 terjadi, ada 199 perusahaan Jepang. Saat kebijakan lockdown diterapkan untuk memerangi pandemi di kota itu, negara-negara seperti jepang yang industrinya banyak terpusat di situ cukup terpukul sehingga mau tidak mau mereka merasa perlu mencari diversifikasi lokasi.

“Ada beberapa pemikiran pemerintah Jepang relokasi industri yang terkait dengan supply cahin. Bahkan dibantu pemerintah Jepang 2,2 miliar dolar AS,” ucap Djauhari dalam webinar bertajuk update sektor energi di tengah pandemi COVID-19, Selasa (14/4/2020).

Kendati demikian, Djauhari menuturkan belum tentu semua industri itu akan pindah ke Indonesia. Pasalnya Indonesia harus berebut dengan berbagai negara ASEAN lain.

“Rencana relokasinya ke ASEAN,” ucap Djauhari.

Meski demikian Djauhari menyatakan posisi Cina sebagai pusat rantai pasok memang masih sulit tergantikan. Ia mencontohkan gara-gara pandemi ini, negara itu malah menjadi sentra produksi bagi kebutuhan alat Kesehatan meski mereka mengalami penurunan dari sisi produksi otomotif sampai elektronik.

“Ada beberapa pergeseran, maka mereka jadi supplier utama dunia untuk medical equipment,” ucap Djauhari.

Baca juga artikel terkait DAMPAK PANDEMI CORONA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan