Menuju konten utama

Menko Darmin Ungkap Penyebab Bisnis Syariah Tak Berkembang Pesat

Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, hambatan yang membuat bisnis syariah tak bisa berkembang cepat adalah kegiatan riil di syariah. Padahal, Indonesia punya pangsa pasar cukup besar untuk bisnis tersebut.

Menko Darmin Ungkap Penyebab Bisnis Syariah Tak Berkembang Pesat
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution berbicara soal hambatan bisnis syariah dalam acara Milad ke-15 Tahun Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia di hotel Bidakara, Jakarta Selatan.

Menurut Darmin, hambatan yang membuat bisnis syariah tak bisa berkembang cepat berada pada kegiatan riil bisnis syariah itu sendiri. Padahal, Indonesia punya pangsa pasar cukup besar untuk bisnis tersebut.

"Sebetulnya perkembangan keuangan syariah yang tidak bisa cepat setelah beberapa tahun terakhir itu kendalanya ada di sektor riilnya, bukan keuangan," ujar Darmin di Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Karena itulah, menurut Darmin, yang harus difokuskan dalam bisnis syariah saat ini adalah sisi permintaan (demand side). Beberapa yang bisa dijadikan andalan adalah bisnis perjalanan umroh, keuangan syariah serta ibadah haji.

Apalagi jumlah jamaah di Indonesia sangat besar.

"Nah hari ini temanya, salah satu demand side yang mestinya sudah sangat panjang waktunya kita laksanakan," imbuhnya.

Ia pun menyadari bahwa masih ada sejumlah masalah lain yang berasal dari agen-agen perjalanan umroh seperti First Travel.

Namun, kata dia, masalah panitia penyelenggara ibadah umrah ini sudah mulai dievaluasi oleh Kementerian Agama dari sisi perizinan.

"Pemerintah telah menyusun MoU, bersinergi dengan pihak terkait untuk mengatasi permasalahan PPIU, berupa pencegahan, pengawasan, dan penanganan permasalahan umrah," tukasnya.

Baca juga artikel terkait BISNIS SYARIAH atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno