Menuju konten utama

Menko Airlangga Minta Jepang Bebaskan Bea Masuk Ikan Tuna - Pisang

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berharap Jepang dapat mempertimbangkan pembebasan bea masuk untuk produk Ikan Tuna dan Pisang dari Indonesia.

Menko Airlangga Minta Jepang Bebaskan Bea Masuk Ikan Tuna - Pisang
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat pembukaan pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (11/8/2022).ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.

tirto.id - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Energi, Perdagangan dan Industri Jepang (METI) Nishimura Yasutoshi. Dalam pertemuan tersebut mereka membahas kerja sama perdagangan, investasi, Indo-Pasifik Economic Framework (IPEF), hingga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Airlangga menuturkan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) memiliki banyak capaian kerja sama dan pembaruan perjanjian. Mulai dari meningkatkan ekspor ikan tuna kaleng Indonesia dengan tarif lebih bersaing.

Kemudian meningkatkan kuota bebas bea masuk ekspor pisang menjadi 4.000 ton per tahun, serta mengubah syarat pembebasan bea masuk dan menambah kuota ekspor buah nanas. Karena itu, Airlangga berharap Jepang dapat mempertimbangkan pembebasan bea masuk untuk produk Ikan Tuna dan Pisang dari Indonesia.

"Diharapkan Jepang dapat mempertimbangkan tarif bea masuk untuk beberapa komoditas, seperti ikan tuna serta buah pisang dan nanas,” kata Airlangga dikutip dari Antara, Senin (5/9/2022).

Lebih lanjut, dia mengapresiasi peningkatan komitmen investasi swasta Jepang sebesar 5,2 miliar dolar AS hasil pertemuan Presiden Jokowi Widodo dengan para CEO Jepang. Seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), industri otomotif, industri baterai listrik, industri baja, pembangunan pembangkit listrik, dan infrastruktur transportasi.

Sektor kelapa sawit juga dibahas dalam pertemuan. Pemerintah berharap Jepang menerima sertifikasi Rantai Pasok Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), sehingga mendorong peningkatan ekspor produk kelapa sawit ke Jepang. Saat ini Jepang tengah menunggu peraturan turunan New ISPO yang mengatur hilirisasi industri sawit Indonesia.

“Indonesia menjamin bahwa aspek berkelanjutan dari tanaman sawit ini sesuai dengan yang disyaratkan Jepang di bawah skema Feed in Tariff (FIT),” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BEBAS BEA MASUK

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin