Menuju konten utama

Menkeu Pastikan Gagal Bayar Utang AS Tak Pengaruhi Ekonomi RI

Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan kondisi gagal bayar utang Pemerintah AS tidak berdampak signifikan kepada ekonomi Indonesia khususnya pada SBN.

Menkeu Pastikan Gagal Bayar Utang AS Tak Pengaruhi Ekonomi RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers hasil 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (16/7/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/Pool/wsj.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memastikan kondisi gagal bayar utang Pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak berdampak signifikan kepada ekonomi Indonesia. Dia mengklaim hingga saat ini Surat Berharga Negara (SBN) masih memiliki daya tarik.

"Untuk pertanyaan gagal bayar, sampai hari ini sebenarnya kalo kita liat dari perkembangan, tidak ada pengaruh kepada perekonomian kita," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Jakarta, dikutip Selasa (9/5/2023).

Sri Mulyani menuturkan untuk Indonesia sendiri rambatannya biasanya terjadi ke pasar SBN. Namun sampai saat ini, SBN domestik masih memiliki daya tarik yang cukup baik. Hal itu terlihat dari imbal hasil (yield) SBN untuk tenor sepuluh tahun yang menurun 50 basis poin sejak awal tahun (year to date).

"Untuk kinerja pasar SBN juga tadi, justru terjadi capital inflow, dari sekian banyak negara termasuk negara emerging, Indonesia termasuk memiliki kinerja yang baik," terangnya.

"Jadi makanya kita mendapatkan suatu sentimen, suport positif karena memang kinerja ekonominya membaik," sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mewanti-wanti kondisi gagal bayar utang di negaranya. Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu bencana ekonomi yang akan membuat suku bunga lebih tinggi untuk tahun-tahun mendatang.

Yellen dalam sambutannya di Washington dengan para eksekutif bisnis dari California, mengatakan bahwa gagal bayar utang AS akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan. Selain itu mendorong pembayaran rumah tangga untuk hipotek, pinjaman mobil dan kartu kredit menjadi lebih tinggi.

Dia mengatakan kondisi itu menjadi tanggung jawab dasar kongres untuk meningkatkan atau menangguhkan batas pinjaman 31,4 triliun dolar AS. Ini menjadi peringatan bahwa gagal bayar akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dicapai Amerika Serikat sejak pandemi COVID-19.

"Gagal bayar utang kita akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan," kata Yellen kepada para anggota Kamar Dagang Metropolitan Sacramento sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (26/4/2023).

"Gagal bayar akan meningkatkan biaya pinjaman untuk selamanya. Investasi di masa depan akan menjadi jauh lebih mahal," sambung Yellen.

Baca juga artikel terkait GAGAL BAYAR UTANG AS atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin