Menuju konten utama

Menkes Tekankan Testing Epidemiologis COVID-19, Bukan Skrining

Menkes tegaskan testing epidemiologis untuk COVID-19, bukan skrining.

Menkes Tekankan Testing Epidemiologis COVID-19, Bukan Skrining
Calon pengguna jasa transportasi udara mendaftar untuk melakukan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) di Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (3/11/2021). ANTARA FOTO/Adwit B Pramono.

tirto.id - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menekankan untuk melakukan testing epidemiologis bukan skrining, demi menekan laju penularan COVID-19.

“Sebenarnya untuk testing yang paling benar secara ilmiah adalah testing suspek sama testing kontak erat. Jadi kalau ada orang yang kita duga demam atau orang yang sudah tertular COVID-19, kontak erat nya harus disiplin kita cari semua, epidemiolog menyarankannya begitu,” kata Menkes, Selasa (2/11/2021).

Saat ini banyak testing yang dilakukan untuk penerbangan dan untuk perjalanan darat atau disebut testing skrining. Menkes Budi menyarankan semua tenaga kesehatan harus mulai mengubah testing tersebut menjadi testing epidemiologis.

“Saran saya harus pelan-pelan mulai diubah bahwa testing nya itu kembali dilakukan testing epidemiologis bukan testing skrining,” ucap Menkes, dilansir situs web Kemenkes.

Menkes mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai lonjakan kasus COVID-19. Negara-negara yang cakupan vaksinasinya tinggi seperti Singapura dan Inggris masih tetap waspada terhadap lonjakan kasus tersebut.

“Sekarang kasus di Indonesia sudah turun drastis tapi jangan sampai naik lagi. Caranya, kembali lagi yaitu Prokes yaitu memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, hindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” tutur Menkes.

Vaksinasi COVID-19 di Trans Studio Mall Makassar digelar mulai tanggal 2 sampai 15 November 2021 untuk dosis pertama dan 15 sampai 30 November 2021 untuk dosis kedua.

Pelaksanaan vaksinasi tersebut menargetkan seluruh masyarakat di Kota Makassar untuk mencapai herd immunity.

Indonesia menargetkan 70% herd immunity tercapai. Menkes Budi menjelaskan herd immunity itu untuk membantu supaya masyarakat tidak masuk rumah sakit karena COVID-19.

“Yang paling penting balik lagi ke protokol kesehatan sama surveilans nya harus baik, dan itu semua tergantung kita yang melaksanakannya, karena tidak mungkin pemerintah bisa jalan sendiri kalau rakyatnya tidak disiplin,” kata Menkes.

Saat ini, lanjut Menkes, salah satu hal yang paling penting adalah vaksinasi Lansia. Pasalnya, mereka tergolong ke dalam kelompok rentan yang risikonya paling fatal kalau tertular COVID-19. Jadi kita harus melindungi Lansia kita,” tutur Menkes.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya