Menuju konten utama

Menkes Janji Tingkatkan 3T, tapi Tes COVID-19 Anjlok Saat Imlek

Tes COVID-19 menurun saat Imlek, padahal di hari libur biasanya kasus meningkat.

Menkes Janji Tingkatkan 3T, tapi Tes COVID-19 Anjlok Saat Imlek
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) menyapa anggota Komisi IX DPR saat mengikuti rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Jumlah tes COVID-19 di Indonesia terus menurun dan cenderung anjlok. Hal ini terjadi saat momen liburan Imlek, di mana potensi penambahan kasus justru sedang tinggi-tingginya karena mobilitas masyarakat meningkat.

Berdasarkan data Satgas COVID-19, pada Minggu 14 Februari 2021 dilakukan tes PCR/TCM terhadap 24.250 orang. Ini adalah angka terendah sejak November 2020.

Jumlah tes yang menurun berdampak pada penambahan kasus harian yang relatif lebih rendah, yaitu 6.765, dengan positivity rate yang melonjak mencapai 27,8 persen atau di atas standar aman WHO sebesar 5 persen. Pada hari itu jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia menjadi 1.217.468.

Kecenderungan penurunan jumlah tes sudah tampak sejak beberapa hari sebelumnya. Pada 7 Februari tes dilakukan terhadap 30.900 orang, lalu 8 Februari 28.015, 9 Februari 38.528, 10 Februari 41.053, 11 Februari menurun 38.401, 12 Februari menurun lagi 35.404, dan 13 Februari 24.889.

Epidemiolog dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Bigwanto menyayangkan jumlah tes COVID-19 malah anjlok kala liburan Imlek. Menurutnya, saat momen hari raya atau libur panjang, seharusnya pemerintah meningkatkan testing. "Karena mobilitas [masyarakat saat] Imlek tinggi," kata Bigwanto kepada reporter Tirto, Senin (15/2/2021).

Kasus harian COVID-19 di Indonesia telah berkali-kali meningkat setelah libur panjang dan hari raya seperti Natal dan tahun baru lalu. Hal ini diakui sendiri oleh pemerintah. Selain kasus, klaster keluarga pun bermunculan.

Bigwanto tak ingin berspekulasi apakah jumlah tes berkurang karena memang sengaja dibuat demikian agar kasus jadi tak semakin berlipat ganda. "Tapi ini jelas kemunduran dan harus dievaluasi. Jika tidak, kondisi akan terus seperti ini."

Ia semakin menyayangkan karena Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pernah berjanji meningkatkan testing, tracing, dan treatment (3T). Janji dan realisasi yang tidak sinkron soal penanganan pandemi pun bertambah panjang.

"Hampir satu tahun kita dalam kondisi seperti ini. Jika tidak ada perubahan, bukan tidak mungkin masalah ini akan berlarut-larut seperti prediksi yang dikeluarkan Bloomberg," ucapnya. Bloomberg memprediksi COVID-19 di Indonesia akan selesai 10 tahun lagi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berjanji untuk meningkatkan 3T saat rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (9/2/2021). Dia mengatakan telah mempersiapkan anggaran Rp71 triliun. Dia mengingatkan strategi ini akan meningkatkan angka kasus harian, sesuatu yang juga tidak terjadi. "Saya juga sudah ingatkan kepada Presiden. Ini terjadi di India. Yang akan terjadi nanti jumlah kasus akan naik karena lebih banyak yang terlihat," kata Budi.

Meski demikian ia enggan menilai kinerja Menkes Budi dalam waktu dekat sebab dia baru menjabat beberapa bulan.

Meski pernyataannya kontradiktif dan terkesan hanya retorika, Bigwanto menilai kinerja Menkes Budi cukup bagus. "Namun itu harus diimbangi dengan kinerja petugas di lapangan yang harus dipantau terus," katanya. "Kementerian perlu setting target yang sesuai standar untuk setiap daerah, sehingga kinerja daerah bisa diukur dan pantau terus."

Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay juga menyayangkan tes menurun, apalagi Menkes Budi telah berjanji di hadapan komisinya untuk meningkatkan 3T. "Itu akan kami tanyakan kepada pemerintah. Pada saat libur panjang, Imlek, seharusnya testing ditingkatkan, bukan malah turun," kata politikus Partai PAN itu kepada reporter Tirto, Senin.

Lab Libur

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengaku memang terjadi penurunan angka testing secara nasional. Dia bilang penurunan ini dapat disebabkan oleh beragam faktor. "Namun pada umumnya saat ada hari libur, yang seharusnya dapat dihindari oleh masing-masing pemerintah daerah," kata Wiki kepada reporter Tirto, Senin.

Hal serupa diungkapkan Juru bicara Kemenkes Nadia Wiweko. "Karena banyak lab swasta tutup, ya. Kan libur," kata dia kepada reporter Tirto, Senin.

Nadia membantah anggapan menurunnya jumlah tes saat Imlek disebabkan pemerintah khawatir jumlah kasus positif COVID-19 meningkat tinggi. "Enggak, lah. Kami kan sesuai jumlah spesimen," katanya.

Baca juga artikel terkait TESTING COVID-19 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Rio Apinino