Menuju konten utama

Menkes Budi Ungkap Karut-Marut Data Keterisian Rumah Sakit

Budi mengatakan banyak orang tidak mengetahui mana saja rumah sakit yang penuh dan mana yang masih bisa menampung pasien lagi. 

Menkes Budi Ungkap Karut-Marut Data Keterisian Rumah Sakit
Wamen I BUMN sekaligus Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin. ANTARA/Tim Komunikasi Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional/pri.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui data keterisian rumah sakit di Indonesia masih simpang-siur. Hal ini menjadi masalah karena banyak orang tidak mengetahui mana saja rumah sakit yang penuh dan mana yang masih bisa menampung pasien lagi. Sampai-sampai, kata dia, informasi keterisian rumah sakit perlu diperoleh dengan menelpon pejabat eselon I Kemenkes.

“Mulai dari tante saya sampai teman saya dan anggota DPR dari fraksi Bapak (Menkominfo Johnny G. Plate) komplain. Enggak pernah tau itu rumah sakit mana isi mana enggak. Taunya gimana? sangat manual. Telepon Dirjen saya Prof. Kadir. Dia yang menguasai rumah sakit,” ucap Budi dalam Youtube Kominfo, Selasa (12/1/2021).

Cerita ini dibagikan Budi saat memberi sambutan dalam Penandatanganan Keputusan Bersama tentang Penyelenggaraan Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19. Dalam pendanganan itu, Budi mengatakan karut-marut data rumah sakit membuat hampir setiap orang termasuk anggota DPR lebih memilih mencari sosok Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir.

Budi mengatakan Kadir menguasai data keterisian rumah sakit di Kemenkes. Alhasil setiap orang yang menelpon anak buahnya itu hampir selalu berhasil mendapat rumah sakit yang masih dapat menampung pasien.

“Kalau mau nanya dan dapat ruangan, telepon Prof Kadir. Dilihat di screen enggak pernah dapet. Telepon Prof. Kadir selalu dapet. Teman-teman DPR tau IT Kemenkes adalah Prof Kadir,” ucap Budi.

Melihat persoalan itu, Budi berkesimpulan perlu ada cara agar data rumah sakit dapat tersedia setiap saat dan menampilkan informasi secara terkini atau real time. Ia bilang Kemenkes tengah memikirkan cara membenahinya.

“Kami lagi berpikir bagaimana Prof. Kadir kasihan juga. Dia punya istri punya anak kemudian ditelpon terus 24 jam. Kasihan juga,” ucap Budi.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan