Menuju konten utama

Menkes Apresiasi Ma'ruf Amin Paham Isu Kesehatan Saat Debat Ketiga

Nila tak menyangka Ma'ruf dengan latar belakang ulama mengerti persoalan kesehatan terutama masalah stunting.

Menkes Apresiasi Ma'ruf Amin Paham Isu Kesehatan Saat Debat Ketiga
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Moeloek mengapresiasi penampilan Calon Wakil Presiden 01 Ma'ruf Amin saat debat ketiga pada Minggu (17/3/2019) kemarin.

Ia tak menyangka Ma'ruf dengan latar belakang seorang ulama mengerti persoalan kesehatan.

"Beliau adalah seorang ulama tapi kalau buat saya, sangat mengejutkan bahwa beliau bisa mengerti terutama tentang bidang kesehatan," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).

Nila menambahkan, apalagi ketika Ma'ruf berbicara mengenai stunting yang menurutnya memang benar bahwa 1000 hari pertama kehidupan setelah ibu dinyatakan hamil hingga masa menyusui anak adalah momentum penting mencegah stunting.

"Stunting pun dia sebut, 1000 hari kehidupan [HPK]. Jadi stunting kalau sudah 1000 hari kehidupan tidak lagi bisa ditolong," ujarnya.

Ia melanjutkan, apabila usia anak yang menderita stunting sudah di atas dua tahun tidak cukup mengatasinya dengan minum susu.

"Betul sih masih minum susu, saya tidak mengatakan salah ya, tetapi kalau kita sudah stunting setelah umur dua tahun. Naik IQ nya seperti yang tercatat di Litbangkes, enggak lebih dari 15 persen dan sedikit naiknya," pungkasnya.

Persoalan stunting kembali menyeruak ke permukaan, setelah menjadi pembahasan pada debat ketiga antara Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno pada Minggu (17/3/2019) kemarin.

Paslon 01 Ma'ruf Amin fokus pada 1000 HPK sedangkan paslon 02 Sandiaga Uno berupaya dengan pemberian susu dan sumber protein melalui program yang ia sebut Indonesia Emas.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAWAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Politik
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari