Menuju konten utama

Menkes Akui Kasus Campak Naik karena Pemerintah Fokus pada COVID

Menkes Budi Gunadi akui, seperti halnya KLB polio, kenaikan kasus campak akibat pemerintah terlalu fokus pada vaksinasi COVID-19.

Menkes Akui Kasus Campak Naik karena Pemerintah Fokus pada COVID
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2023). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui ada kenaikan kasus campak di Indonesia. Hal itu, kata Budi, tidak lepas dari fokus pemerintah yang terlalu kuat pada COVID-19.

"Campak kemarin memang ada kenaikan. Dari biasa 100 sampai 200 per tahun kemarin jadi 3.200. Kalau ditanya kenapa? Sama seperti polio. Karena kemarin kita sibuk semua vaksinasi covid, vaksinasi yang lain ketinggalan," kata Budi di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Budi menuturkan, sekitar 14 provinsi mencatat sebagai kejadian luar biasa campak. Hal tersebut menandakan bahwa setiap provinsi ada 2 yang positif. Ia mengaku ada beberapa daerah yang sempat jadi atensi.

"Sekarang kalau yang saya lihat itu masih ada di daerah Papua sama Sulawesi. Jadi itu vaksinasi sudah ada sebenarnya MMR. Itu yang harus didorong," kata Budi.

Budi mengatakan, pemerintah sudah mulai berupaya mengendalikan campak. Mereka mulai mengejar dengan vaksinasi pada Juli-Agustus 2023 ini lewat program BIAS dan BIAN.

"Jadi campak memang naiknya tinggi tapi bulan September-Oktober sudah mulai turun," Kata Budi.

Budi mengingatkan campak bukan seperti COVID yang menjadi penyakit mematikan. Akan tetapi, penanganan campak disarankan dilakukan lewat vaksinasi meski obat sudah ada sehingga tidak perlu status kedaruratan.

"Yang penting adalah vaksinasinya yang diberikan. Sudah ada kok. Obatnya sudah ada. Vaksinasinya sudah ada. Jadi yang penting vaksinasi aja untuk anak-anak," kata Budi.

Baca juga artikel terkait KLB CAMPAK atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri